10. Sebuah Kode

491 149 15
                                    

"Ahra..."

Ahra yang baru saja selesai melatih tari tradisional untuk anak-anak kecil, langsung tersenyum ketika melihat Lisa berjalan menghampirinya.

"Udah selesai koreo-nya, Lis?" tanya Ahra saat Lisa kini sudah duduk di sampingnya, lesehan di rumah latihan saat kelelahan adalah hal yang paling luar biasa nikmat.

"Udah..." jawab Lisa, "gila susah banget, Ra."

"Gue maennya tari tradisional sih," canda Ahra, "jadi kaga begitu ngikutin moderen."

"Padahal lo di moderen juga bagus, Ra..."

Ahra tentu saja langsung terkekeh, "Elah Ca... Gue berasa insecure kalo Ratunya dance ngomong begitu," canda Ahra dan tentu saja membuat Lisa tertawa.

"Oh iya..." kata Lisa yang baru tersadar akan maksud tujuannya datang ke ruang latihan tari tradisional, "Donghyuk hari ini gak latihan?"

"Nggak," jawab Ahra, "dia lagi asik jadi anak rumahan...."

"Maksudnya?"

"Ya gitu, kerjaannya di rumah... soalnya kata dia sekarang rumahnya jadi lebih nyaman."

"Emang dulu nggak nyaman?"

"Dulu kayanya dia lebih nyaman ngegembel di rumah gue deh..." gumam Ahra, "numpang makan ke Mamah."

Lisa kini tetap terdiam, perempuan berponi rata itu hanya mengangguk saja ketika mendengar cerita dari Ahra.

"Emang kenapa nyariin Donghyuk, Lis?" tanya Ahra, "ada koreo yang harus dia hafalin juga? Chat aja coba."

"Nggak kok..." jawab Lisa, "lo deket banget ya sama Donghyuk, Ra?"

"Gue?" tanya Ahra yang hingga menunjuk dirinya sendiri, sedangkan Lisa hanya mengangguk saja.

"Dibilang deket nggak, dibilang nggak deket tapi akrab..." jawab Ahra yang sebenarnya juga tidak tahu harus mendeskripsikan apa kepada Lisa, "Donghyuk dan Ayahnya baik banget sama keluarga gue, jadi ya gue gak mungkin musuhin Donghyuk."

Lisa menganggukkan kepalanya paham, "Gue boleh nanya sesuatu ga?"

"Tanya sesubanyak juga boleh," jawab Ahra dengan candaan, "santuy aja kali sama guemah."

"Donghyuk... dia punya pacar ga ya?"

Ahra diam sejenak, "Gue ga begitu ikut campur sama urusan pribadinya sih..." kata Ahra yang merasa kurang nyaman saat Lisa bertanya seperti itu, "tapi yang gue tau, Donghyuk emang gak minat pacaran. Dia mau fokus ngasih kasih sayangnya buat Dahyun."

Raut wajah Lisa terlihat sedikit kecewa, dan hal itu tentu saja membuat Ahra merasa tak enak. Ahra paham, perempuan cantik di sampingnya ini sudah lama menyukai Donghyuk.

"Gini aja deh," kata Ahra, "gue nanti tanyain ke Dong--"

"Jangan," larang Lisa panik, "gak usah-usah, jangan ditanyain ke Donghyuk."

Ahra langsung tersenyum dengan tulus kepada Lisa, "Tenang aja, nanti gue usahain buat ga nyebut nama lo." Wajah panik Lisa seketika hilang saat, dan tergantikan oleh senyumannya, "tapi gue juga ga janji kalo semua berjalan lancar."

"Makasih ya, Ra...."

"Santuy," jawab Ahra dengan senyuman tulusnya.

Tak tahu mengapa, Ahra tiba-tiba saja menawarkan diri untuk mempersatukan Lisa dan Donghyuk. Menurut Ahra, sudah waktunya Donghyuk buka hati, dan menurut Ahra pula, Lisa adalah perempuan yang tepat untuk temannya itu.

🍃

"Lo kemana kaga latihan?" tanya Ahra saat Donghyuk kini sudah fokus pada laptop Ahra yang baru selesai mengedit videonya.

"Di rumah," jawab Donghyuk, "sama Bunda."

"Bunda?" Ahra terlihat bingung, ini pertama kalinya Donghyuk menyebutkan panggilan orang tua, "bunda siapa?"

"Ya bunda gue," jawab Donghyuk, "emang bunda siapa?"

"Oh..." gumam Ahra memilih untuk tak banyak menyahuti perkataan Donghyuk, lebih tepatnya juga tak ada niatan untuk ikut campur pada urusan keluarga Donghyuk. "Lo udah makan?"

Donghyuk langsung mengangguk, "Udah kok, tadi bunda bikin yakiniku."

Ahra cukup terkejut saat melihat nada suara Donghyuk yang terdengar antusias, matanya bahkan menyipit saat menyebut bunda.

"Oh iya, gue mau nanya dong."

"Apa? Ada masalah pas ngedit?"

"Bukan..." kata Ahra menggelengkan kepalanya, "gue mau nanya tentang Dahyun."

"Dahyun?" Donghyuk justru mengulang perkataan terkahir Ahra, "kenapa adek gue?"

"Dia masih aja jealous kalo ada cewek yang deketin lo?"

Donghyuk menaikan sebelah alisnya, "Kenapa?" bukannya menjawab, Donghyuk justru balik bertanya, "tumben lo nanyain yang beginian."

"Ya gak apa-apa," jawab Ahra, "dulukan dia pernah bilang tuh..." perkataan Ahra seketika terhenti. Ia baru ingat bahwa dulu ia pernah berjanji pada Dahyun untuk menjaga Donghyuk dari perempuan-perempuan. Sedangkan sekarang Ahra malah membuat janji lain yang berlawanan kepada Lisa.

"Bilang apa?"

"Hah?" Ahra seketika linglung, sedangkan Donghyuk masih tetap memperhatikan Ahra dari samping.

"Dahyun dulu pernah bilang apa?" Donghyuk bertanya ulang kepada Ahra, nadanya terdengar seperti sedang menginterogasi.

"Eum... itu, dia kan gak mau kalo lo deket sama cewek...." kata Ahra, "Dahyun cuma minta kasih tau ke gue kalo lo lagi deketin cewek."

Donghyuk langsung terkekeh, "Jadi... ternyata lo mata-mata Dahyun?"

"Kaga gue mata-matain juga, lo emang kaga lagi deket sama siapa-siapa," bela Ahra dengan santai, sedangkan Donghyuk hanya bisa tersenyum saja.

"Padahal gue lagi deket sama seseorang..." kata Donghyuk, yang tentu saja membuat Ahra langsung menoleh penuh kepada Donghyuk, "lagi ngedeketin seseorang sih lebih tepatnya."

"Siapa?" tanya Ahra penasaran, "gue kenal?"

Donghyuk yang kini sudah kembali fokus pada laptop, hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

"Anak dance?" Ahra kembali mengeluarkan sebuah tebakan dan lagi-lagi mendapatkan anggukan Donghyuk sebagai jawaban, "Tinggi?"

Mata Donghyuk seketika menoleh kepada Ahra, "Lumayan...."

"Gue kenal sama itu orang?"

"Lo udah nanya itu tadi," balas Donghyuk, "lo kenal banget sama orang itu. Bahkan lo orang yang cukup baik mengenal orang itu."

Senyuman Ahra tiba-tiba saja terbit, karena menurutnya apa yang ia sebutkan tadi merupakan ciri-ciri dari Lisa. Dan Ahra yakin bahwa perempuan yang sedang Donghyuk dekati adalah Lisa.

Berbeda dengan Donghyuk yang juga tersenyum dan berpikir Ahra paham akan kode yang ia berikan dan mengerti  bahwa Donghyuk kini sedang mendekatinya.

Sebuah kode dan kesalah pahaman yang sangat luar biasa.

Tbc

Cinderella [Donghyuk - OC]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang