"Hallo?"
"Ini banyak banget! Lo ngasih THR atau santunan anak yatim?"
Donghyuk yang baru saja pulang taraweh tentu saja langsung tersenyum. Entahlah, mendengar omelan Ahra adalah favoritnya.
"Kan lo udah lembur, Ra ..." kata Donghyuk. "Gue yakin telinga lo pasti kesel banget karena denger teriakan sepupu-sepupu gue pas ngedit."
Helaan nafas Ahra terdengar dengan jelas oleh indra pendengar Donghyuk, "Ya tapi Hyuk, orang udah kerja setahun aja dapet THRnya satu kali gaji. Lah gue belum setengah tahun udah berkali-kali dari gaji bulanan."
"Ya gak apa-apa dong," jawab Donghyuk santai. "Citra gue harus bagus, masa perekonomian team gue yang cuma satu orang buruk, sedangkan AdSense Dongii YouTube di atas angin."
Ahra tak lagi bisa membalas perkataan Donghyuk, lelaki itu memang selalu menang jika berdebat dengan Ahra. Mana pas adu omong itu laki-laki masih santai, padahal Ahra udah tarik urat.
"Udah deh, kasih beberapa ke Mamah. Beli daging, bikin kue, beli baju lebaran ..." kata Donghyuk. "Kalo ada sodara kamu yang nanya dapet uang banyak dari mana, bilang aja lo abis nemu artefak kuno di kamar mandi."
"Artefak ... artefak ..." sewot Ahra. "Yaudah, makasih Pak Bos atas THRnya." Suara Ahra tak lagi terdengar emosi, bahkan Donghyuk bisa membayangkan bahwa Ahra sedang tersenyum di sebrang sana. "Sebagai karyawan yang baik, saya doakan semoga Pak Dongii gak jomblo lagi."
"Aamiin," lanjut Ahra sungguh-sungguh dan disusul kekehan Donghyuk.
"Doain juga dong, semoga doi cepet peka," kode Donghyuk.
"Lah, Lisa emang gak peka?"
Senyuman Donghyuk langsung pudar kala mendengar pertanyaan Ahra. "Kenapa jadi Lisa? Bukan dia!" Suara Donghyuk terdengar sangat kesal.
"Yaudah iya, siapapun itu. Gue Aamiinin aja," jawab Ahra mengalah.
Mood Donghyuk yang awalnya buruk, kini kembali sedikit membaik.
"Hyuk tapi--"
"Gue gak suka sama Lisa, Ra." Seakan paham akan apa yang Ahra bicarakan, Donghyuk langsung memotong perkataan perempuan tersebut. "Gue suka sama perempuan lain, dan itu bukan Lisa."
"Padahal Lisa baik," Ahra masih berusaha untuk mendekatkan Donghyuk dengan Lisa. Janjinya kepada Lisa harus ia tepati.
"Udah malem, Ra. Tidur gih, gue juga mau tidur. Soalnya besok mau bantu-bantu Nenek."
Panggilan terputus begitu saja. Ahra sendiri hanya bisa menghela nafasnya, Donghyuk benar-benar tak ada niatan membuka hatinya untuk Lisa.
🍃
Ahra:
Donghyuk yang sedang membantu Sang Nenek membuat ketupat, langsung mengalihkan fokusnya pada notifikasi whatsapp yang masuk. Dan senyuman langsung terbit kala melihat siapa pelaku yang membuat notifikasi whatsapp-nya berdenting.
Donghyuk: Sisain buat gueeeee
Donghyuk: Gue mauuuuuAhra: Gak ada
Ahra: Punya gue semuaaaBibir Donghyuk ikutan merengut kala membaca balasan yang Ahra kirim.
Ahra: Btw, makasih ya Hyuk.
Ahra: Mamah gue seneng banget bisa bikin kue lagi. Bahkan sampe heboh pas nulis beberapa bahan buat masak nanti."Senyum-senyum mulu, lo!" goda Mingyu, salah satu sepupu Donghyuk. "Dapet THR dari siape?"
"Dapet secercah lampu ijo dari calon mertua," jawab Donghyuk asal, dan setelah itu kembali membalas kembali pesan kepada Ahra.
Donghyuk: Kurang gak THRnya?
Donghyuk: Kalo kurang gue tf lagi.Ahra: Gila lo!
Ahra: Ini masih lebih.
Ahra: Sisanya aja banyak banget.Donghyuk: Beli baju, kan?
Ahra: Gue bukan anak kecil.
Ahra: Yakali beli baju pas lebaran"Eh lo mau kemana?" panggil Mingyu saat melihat Donghyuk beranjak dari posisi duduk dan jalan begitu saja meninggalkan Mingyu dan setumpuk daun kelapa muda yang belum selesai menjadi kulit ketupat.
"Lo lanjut sendiri aja, Gyu."
Tak lagi peduli akan teriakan dari sepupunya, Donghyuk justru membelokkan langkahnya menuju lantai dua, dimana kamarnya berada.
Mengutak-atik ponselnya sebentar, dan menghubungkan nada panggilan. Tubuhnya kini sudah berbaring nyaman di atas tempat tidur.
"Kenapa?"
Senyuman terbit begitu saja, mendengar suara Ahra sudah berhasil membuat mood Donghyuk menjadi lebih baik.
Sebesar itu memang pengaruh seorang Cho Ahra, pada hidup Kim Donghyuk.
"Hyuk, lo udah bikin video buat minggu depan?"
"Belum, nanti aja deh. Vlog pas malem takbiran."
"Emang yakin bakalan seru?" tanya Ahra. Ia selalu merasa bahwa vlog yang Donghyuk buat itu garing.
"Tenang aja, tingkah sepupu sama keluargaku gila semua," jawab Donghyuk tenang. "Pasti ada aja tingkah gilanya."
"Ya, semoga deh."
"Atau lo aja, Ra. Bikin resep kue lebaran."
"Lo aja, Hyuk. Minta resep keluarga. Yakali gue, guemah tim balik layar aja."
"In frame dong, Ra. Kali-kali."
"Gak deh, takut dihujat rakyat lo."
"Dih, lo kan ratunya."
"Ratu apaan? Ratu lebah?"
"Mamahnya Hachi, dong."
"Hah?" Ahra tak paham maksud perkataan Donghyuk, jadi lawakan lelaki yang emang humornya terlalu tinggi itu tidak masuk ke otak Ahra.
"Mamahnya Hachi kan Ratu lebah."
Percakapan keduanya terus berlanjut, walaupun hanya berupa obrolan tak penting, tetapi Donghyuk sangat menikmatinya. Mendengar cerita Ahra, keluh kesah perempuan yang ia sukai adalah hal yang paling Donghyuk suka.
"Oh iya Hyuk, gue ada rencana buat bikin akun fanpage lo. Di Instagram aja--"
"Jangan deh," larang Donghyuk. "Akun instagram gue aja. Lagian nanti lo kerepotan."
"Ga apa-apa," balas Ahra. "Biar kerjaan gue sesuai sama gaji yang lo kasih."
"Lah, kan gajinya gak gede."
"THRnya gede bangeeet, Hyuk."
"Ra ..." panggil Donghyuk pelan. "Sekali lagi lo ngomongin THR, gue ganti rekening AdSense pake punya lo."
"LO GILA APA?!"
"Ya makanya. Berhenti merasa gak enak kalo gue ngasih uang, toh lo juga team kerja gue."
"Tapi lo ngasihnya gede banget, gue tanya ke team anak youtube yang kerja di akun lain, gak segede itu."
"Lo beda. Mereka bisa, sedangkan lo spesial."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella [Donghyuk - OC]✓
FanfictionIni bukan sebuah permainan yang memiliki level Bukan pula sebuah kerajaan dimana terdapat kasta pada setiap penduduknya Ini hanya kisah seorang Kim Donghyuk yang meyakinkan Cho Ahra, yang menjelaskan bawa tidak ada istilah berbeda level, ataupun tin...