Donghyuk is calling...
"Apa?"
"Ahra ini Bunda..."
Ahra yang sedang tiduran langsung merubah posisinya menjadi duduk. "Iya, Tante? Kenapa?"
"Hari ini sibuk ga?"
Ahra diam sejenak, berpikir keras apa yang harus ia jawab. "Nggak sibuk, Tante."
"Oke, setengah jam lagi Bunda jemput ya."
"I... iya tante."
Ahra langsung melompat, bersiap mengganti pakaiannya. Untung saja Ahra sudah mandi, jadi ia tak akan memakan waktu lama untuk bersiap.
Perkataan Lisa tentang semua pilihan berada di tangan Ahra akhir-akhir ini selalu mengganggu. Jadi biarkan hari ini Ahra mengambil pilihannya. Melepaskan apa yang selama ini mengganggu, dan mengikuti apa yang hatinya inginkan.
Ya. Ahra sudah menentukan pilihannya.
"Oke, jangan pikirin yang lo takutin itu! Sejauh ini gak terjadi apa-apa!"
Ahra langsung bergegas turun ke lantai satu, keluar dari rumahnya, memilih untuk menunggu Bunda dari Donghyuk di teras rumah.
Karena hari sabtu Mamah masih mengajar di sekolah, kunci rumah akhirnya Ahra simpan di tempat biasa. Dibawah keset depan pintu rumah.
"Rara," sebuah mobil sedan hitam tiba-tiba saja berhenti di depan pagar rumah Ahra. Dan Bunda dengan semangat memanggil Ahra. "Ayok masuk."
Ahra langsung tersenyum canggung, ia mengenal perempuan yang menyetir mobil sedan ini. Kim Jisoo. Pacar Abangnya Donghyuk, yang juga kebetulan senior Ahra waktu di Osis.
"Masuk Ra," kata Jisoo. "Bund, Bunda di belakang aja. Biar Ahra sama Jisoo di depan."
Bunda dengan santai melompat ke jok belakang tanpa perlu keluar dari pintu. Mantap sekali memang Bunda Ratu ini. Sedangkan Ahra dengan canggung masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Jisoo.
"Hari ini mau kemana, Tan?" tanya Ahra berusaha mengurangi rasa canggung.
"Kita makan aja, Ra..." jawab Bunda. "Sekalian belanja bulanan. Bunda bosen di rumah. Dahyun lagi ada urusan kampus. terus mumpung Jisoo juga gak ada kegiatan. Oh iya! Ini Jisoo, pacarnya Bobby, kamu udah kenal?"
"Kenal dong, Bund. Mana ada alumni Bina Nusa yang gak kenal aku...."
Jodohmu adalah cerminan dirimu. Sepertinya menjadi definisi sangat jelas untuk Teh Jisoo ini.
"Kenal, Tan. Teh Jisoo senior Ahra, dia galak banget waktu jadi sekretaris osis."
"Gue tegas ya..." bela Jisoo. "Lagian gue ngamuk ke jenis manusia yang gak taat peraturan doang."
"Kaya Bobby?" saat Bunda yang entah mengapa langsung mengingat putra keduanya. Emang sih segala sesuatu yang berhubungan dengan hal negatif, pasti nyambung sama Bobby.
"Euuuh, anak bunda yang itumah udah males aku ladenin pas SMA, Bund. Terlalu berlindung sama ketua osis."
"Lah, emang ketua osisinya siapa?"
"Hanbin pernah jadi ketos, Bund. Sekretarisnya Si Jennie. Makanya dua manusia liar itu sering ngintilin Aku. Soalnya aku sekretaris tahun angkatan mereka."
"Kalo Donghyuk?"
"Donghyuk ketua osis angkatan setelah Hanbin, Bund." Jisoo kembali menejlaskan. "Nih. Ahra sekretarisnya."
"Kalo angkatannya Jisoo, ketua osisnya siapa? Bobby?"
Tawa Jisoo tentu saja langsung pecah saat mendengar pertanyaan Bunda dari kekasihnya itu. "Nggak gitu konsepnya, Bund. Anak kedua bunda itu musuh terbesar anak osis. Sayangnya dia berlindung ke Taeyong, ketua osis angkatan Jisoo."
Sebenarnya percakapan hanya didominasi oleh obrolan Jisoo dan Bunda, sedangkan Ahra masih merasa canggung untuk ikut bergabung dalam obrolan.
"Ra, ngomomg Ra..." titah Jisoo. "Keluarin keluh kesah lo diintilin Donghyuk mulu."
Ahra dengan canggung tersenyum, ia tak tahu harus menjawab apa.
"Si Ahra tuh tadinya gak daftar Osis, Bund..." adu Jisoo. "Tapi Donghyuk malah ngedaftarin."
"Emang iya, Ra?"
"Iya Tan..." jawab Ahra canggung. "Waktu itu tau-tau dipanggil buat tes wawancara."
"Terus lolos?"
"Sebenernya waktu itu Ahra ngejawab asal pas test. Tapi gak tau kenapa lolos."
"Kekuatan rengekan seorang adik laah..." balas Jisoo. "Hanbin panitia seleksi, ya gampang ngelolosin satu daong mah."
"Waaah... nepotisme," kata Bunda sembari menggelengkan kepalanya.
"Beuuuuh, Bund. Nepotisme anak-anak bundamah kuaaat. Kekeluargaannya emang terjaga."
Ahra tak lagi bisa menahan tawanya, perempuan itu langsung terbahak saat mendengar perkataan Jisoo. Ia menyetujui apa yang dikatakan perempuan yang sedang menyetir mobil itu.
---
"Selain nepotismenya yang kuat, anak-anak bunda juga Dramanya kuat..." jelas Jisoo. Ketiganya kini sudah berada di sebuah restoran jepang. Makanan bahkan sudah tersisa setengah.
"Drama apa tuuh?"
"Bobby kan pernah bikin drama, ceritanya pacaran sama Hayi--"
"Hayi?"
"Bunda belum kenal sama Hayi ya?" tanya Jisoo terpaksa menghentikan ceritanya. "Nanti deh kalo Hayi lagi libur semester aku suruh kesini. Dia kuliah di luar kota soalnya."
Bunda hanya mengangguk saja, "Terus drama apa yang dibuat Bobby sama Hayi."
"Ya itu... Bobby ceritanya pura-pura pacaran sama Hayi. Nah maksud mereka tuh buat bikin Si Hanbin gerak cepat. Tapi bukannya gercep, Hanbin malah mundur teratur."
"Drama sekalii..." komentar Ahra dan disahuti anggukan Bunda.
"Banyak Ra dramanya. Donghyuk yang adem ayem aja, masih sering join sama drama mereka."
Mantap memang Kim Jisoo ini, sudah seperti ibu panti yang mengurus Bobby dan adik-adiknya. Mentalnya eamang kuat, walaupun sebenarnya tingkah dia sebelas dua belas dengan keluarga kekasihnya.
"Ra... lo ngomong dooong. Biar gak cuma gue yang dinilai cerewet..." omel Jisoo yang sedari tadi sudah seperti narasumber disebuah seminar.
"Dih, emang kamu yang paling cerewet Jisoo. Ahramah pendiem."
Ahra hanya tersenyum saja, ia masih belum bisa beradaptasi dengan keadaan sekarang. Tetapi walaupun belum bisa, Ahra akan tetap berada di lingkungan yang ia pilih ini.
Ya, Ahra sudah memilih. Yang Ahra pilih adalah tetap bersama Donghyuk. Tak peduli bahwa ia berbeda kelas dengan Donghyuk, tak peduli bahwa ia berada di kalangan yang lebih bawah dari lingkungan Donghyuk. Kali ini ia akan mengukuti pilihannya. Tanpa merasa khawatir.
Tbc
Pilihan kamu salah, Ra!
Kamu masuk dalam lingkungan yang salah.Di masa depan kamu jadi bobrok, Ra😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella [Donghyuk - OC]✓
FanfictionIni bukan sebuah permainan yang memiliki level Bukan pula sebuah kerajaan dimana terdapat kasta pada setiap penduduknya Ini hanya kisah seorang Kim Donghyuk yang meyakinkan Cho Ahra, yang menjelaskan bawa tidak ada istilah berbeda level, ataupun tin...