Ch 11

1.2K 107 19
                                    

Di dalam kelas, bayang-bayang tentang kejadian di kamar mandi terus berputar di kepalanya. Tentang tubuh polos Sehun yang terekspos dengan jelas dan terlihat sangat seksi, perut abs-nya yang sixpack dan ketat, dan...

Junmyeon menggelengkan kepalanya cepat, wajahnya memerah kala mengingat kejadian pagi ini. Bagaimana bisa dia terus memikirkan hal itu ? 'Oh, astagaa... apa yang sedang aku pikirkan ? 😣' batinnya merutuki diri sendiri. Dia menyandarkan kepalanya ke atas meja, berusaha mengalihkan pikirannya hingga seorang teman yang duduk di sebelahnya menepuk pundaknya. Junmyeon mengangkat kepalanya malas, menaikkan alisnya sebagai isyarat bertanya 'ada apa?'. Lalu menuntun matanya ke arah yang ditunjukkan oleh temannya.

Mata Junmyeon membola, ia terkejut sekaligus senang melihat objek yang ditangkap oleh penglihatannya. Di ambang pintu seorang pria tinggi yang dikenalnya tengah menatapnya, melambaikan tangannya ke arah Junmyeon dan menampilkan senyuman manisnya. Junmyeon lantas membalas lambaian tangan pemuda itu sambil tersenyum. Tepat setelah dosen pengajar mata kuliahnya keluar ruangan, Junmyeon langsung bergegas mengemasi barang-barangnya dan berlarian keluar untuk menemui pemuda tadi. Senyumnya mengembang saat mendapati pemuda itu masih berdiri di depan pintu kelasnya, tanpa ragu dia pun memeluknya sangat erat, seolah pertengkaran yang sebelumnya membuat jarak di antara mereka tak pernah ada.

"Kupikir kau tidak akan menemuiku lagi..." Junmyeon berkata ketika pelukan mereka terlepas

"Apa maksudmu ?"

"Ah, sudah, lupakan." Junmyeon mengibaskan tangannya, "tapi, hei ! Bagaimana kau bisa masuk ke sini ?" dia bertanya sambil menyipitkan matanya, heran lantaran sahabatnya ini bukanlah mahasiswa di kampusnya, dan orang luar tidak diizinkan masuk sembarangan.

Yixing, si pria dimple itu menyeringai, lalu merogoh membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah map berkas. Di sampulnya bertuliskan "Calon Mahasiswa Baru" yang tentu saja membuat Junmyeon membolakan matanya, menatap tak percaya lepada sahabat gilanya itu.

"Kau pindah ? Ke sini ? Benarkah ??" pertanyaan beruntun ia lemparkan, dibalas dengan anggukan serta senyum sumringah oleh Yixing. Sesaat kemudian mata yang tadinya membola berubah menampilkan binar kebahagiaan dan mengembangkan senyuman yang tak kalah manisnya. Pelukan hangat pun kembali ia berikan kepada sahabatnya.

"Kalau begitu, artinya kalian harus berdamai mulai sekarang." ucap Junmyeon

Yixing menatap bingung, "berdamai dengan siapa yang kau maksud ?"

"Sehun. Pria yang memukulmu waktu itu." Junmyeon terkekeh mengingat kejadian tempo hari, "ah, aku lupa. Maafkan aku atas perilakunya. Itu adalah salahku."

"Kenapa ? Akulah yang seharusnya meminta maaf, apa yang kau lakukan pasti dikarenakan ulahku yang waktu itu-"

Ucapannya terhenti karena Junmyeon membungkam mulut Yixing dengan tangannya, "sudahlah, lupakan semuanya. Kita sudah berjanji tidak akan membahasnya lagi."

Yixing mengangguk, meraih tangan Junmyeon yang membekap mulutnya lalu membawanya dalam genggaman. Mereka berjalan ke arah taman dan mengambil duduk di salah satu bangku di sisi air mancur yang terletak di tengahnya. Kedua sahabat itu pun kembali tersenyum, berbincang-bincang mengenai banyak hal, menghabiskan waktu mereka untuk saling menceritakan pengalaman masing-masing selama mereka berjauhan.

Tiba-tiba Junmyeon kembali teringat oleh Yifan, "bagaimana kabar berandal itu sekarang ?" ucapnya lirih tapi masih bisa terdengar. Dia tersenyum miris, pria yang dulu sangat dekat dengannya kini telah berganti status menjadi orang yang sangat jauh. Bukan hanya dalam jarak, bahkan dia hampir tidak pernah mendengar kabar pria itu.

Yixing menepuk pundak Junmyeon dan pria mungil itu menoleh, "apa kau merindukannya ?"

"Emm, terkadang aku teringat masa-masa kebersamaan kita dulu."

Being CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang