Ch 25

725 59 21
                                    

"J-jongin ?" cicit Kyungsoo ketika merasakan retinanya menangkap bayangan sosok yang dikenalnya.

Sedangkan si pemilik nama yang mendengar namanya dipanggil refleks melirik sekilas sebelum kembali mematri fokusnya pada layar ponselnya. Namun sedetik kemudian gerakan tangannya terhenti, seolah otaknya sedang mencerna sesuatu yang baru saja ditangkap oleh matanya dan kembali mengamati objek tubuh mungil yang ia lihat sebelumnya.

Jongin tidak yakin, namun tubuhnya seketika berdiri bersamaan dengan jari yang menunjuk ke arah Kyungsoo serta ekspresi yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

"K-kyung..?" ucapnya terbata mencoba memastikan bahwa matanya tidak menipunya dengan berhalusinasi melihat kehadiran sosok yang beberapa waktu lalu ia keluhkan kepada sang kakak, sementara Junmyeon hanya diam tidak tahu apa yang harus dilakukan. Lagipula itu bukan urusannya, jadi menurutnya akan lebih baik jika dia tidak ikut campur dalam hal ini.

Ingin rasanya Kyungsoo merutuki dirinya sendiri, tubuhnya meringsut mundur lalu dengan segera mengambil langkah seribu setelah berkata;

"Maafkan aku Sehun-ah, kurasa aku harus pergi."

"Eh ?! Kenapa..? Hyung, kau mau kemana ? Hyung !!" Sehun yang tidak tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi tampak bingung.

Jongin yang mulai panik pun langsung mengikutinya, mencoba meraih tangan Kyungsoo namun gagal. Namun dia terus mengejarnya hingga tiba-tiba Kyungsoo menghentikan langkahnya, hampir membuat Jongin menabrak tubuhnya. Tanpa diduga, Kyungsoo membalik tubuhnya. Menghujaninya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kyung.. kau kenapa ?" tanya Jongin dengan nada lembut namun tak mendapatkan jawaban apapun.

Tangan Jongin terulur, kembali mencoba meraih tangan Kyungsoo. Kali ini tangan itu ditangkis, seolah pria doe benar-benar tidak ingin disentuh sama sekali.

"Pergilah," ucap kyungsoo yang ditanggapi dengan ekspresi penuh tanya oleh Jongin.

"Apa maksudmu ?"

"Apakah kurang jelas ? Aku bilang pergi, tinggalkan aku sendiri." kalimat yang Kyungsoo ucapkan membuat Jongin seketika terdiam dan tak mampu berkata-kata lagi.

"Maafkan aku, tapi aku butuh waktu sendiri, kumohon mengertilah..."
setelah mengatakannya saat itu juga Kyungsoo pergi meninggalkan pria tan tersebut.

Kyungsoo terus berjalan mengikuti langkah kakinya. Niat awal kedatangannya kemari adalah ingin mencari ketenangan sekaligus saran dari sepupunya yang tak lain adalah Sehun perihal pengakuan Jongin waktu itu. Namun takdir sepertinya enggan memberinya jeda barang sebentar saja hanya untuk sekedar mengistirahatkan otaknya dari rasa gusar yang melandanya belakangan ini. Jujur saja, sejak putera bungsu keluarga Kim itu menyatakan cinta kepadanya, hati Kyungsoo sagat kacau dibuatnya. Ingin sekali ia menerima perasaan Jongin dan membalasnya dengan rasa yang sama, namun, bolehkah ?

Kini ia semakin dibuat kalut akan perasaan yang kian berkecamuk, bergelut dengan pikirannya sendiri. Hingga tanpa ia sadari lelehan bening telah membasahi pipi gembilnya. Ia terus saja berjalan, mengikuti langkah kakinya yang entah membawanya kemana. Persetan jika ia terlihat menyedihkan karena berjalan seorang diri dengan wajah kacau disertai air mata, yang ia butuhkan saat ini hanyalah sedikit ruang untuk membebaskan perasaan yang menyiksanya sedari tadi.

Berulang kali ia memukul-pukul dadanya, seolah rasa sakit dan sesak di dalamnya akan berangsur menghilang meskipun nyatanya sia-sia saja apa yang dilakukannya. Ada kesedihan yang mendalam di sana.

Berulang kali pula ia merutuki dirinya sendiri karena terlalu pecundang untuk mengakui perasaannya, perasaan yang entah sampai kapan akan terus ia pendam dengan begitu menyedihkan.

Being CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang