Ch 32 (END)

476 17 2
                                    

Makan malam di kediaman keluarga Kim berlangsung dengan diselingi berbagai perbincangan umum seperti menanyai apa rencana si bungsu setelah resmi dinyatakan lulus dari bangku kuliah beberapa jam yang lalu, atau mengenai kesibukan si bungsu di tanah air.

Setelahnya dilanjutkan dengan acara minum-minum untuk merayakan hari special si bungsu. Tidak apa kan sesekali bergaul dengan cairan berakohol itu, toh selain Tuan Kim tidak ada yang cukup kuat menahan efek minuman itu, jadi bisa dipastikan malam ini tidak ada yang minum lebih dari dua seloki.

Pukul sebelas lewat lima belas menit acara makan malam usai, Tuan dan Nyonya Kim memutuskan untuk istirahat lebih awal karena besok pagi-pagi sekali setumpuk pekerjaan telah menunggu untuk dijamah.

Meninggalkan tiga pria dewasa di ruang tengah yang sibuk menikmati hembusan angin malam dari pintu yang terbuka. Sementara di luar ruangan, tepatnya di sisi kolam yang hanya diterangi beberapa lampu gantung di sudut kolam, seorang pria kecil tengah duduk sembari menikmati segelas air madu di tangan. Pandangannya menatap lurus pada hamparan titik bercahaya di langit malam, 'indah' gumamnya.

Suara ketukan sepatu pantovel memecah lamunannya, atensinya berpindah kepada seseorang yang tengah melangkah ke arahnya bersama gelas berisi sisa wine yang tinggal sedikit.

"Aku masih tidak percaya kau ada di sini, kukira aku benar-benar telah kehilanganmu karena ulahku sendiri." ucap pria tan sambil duduk menyebelahi si pria doe.

Senyum tipis mengelupas, Kyungsoo kembali mengarahkan pandangannya ke atas, "aku juga tidak menyangka akan pergi sejauh ini demi seseorang."

"Kau tahu, aku sangat bersyukur kau kembali."

"..."

"Soo ya, aku-"

"Saat itu, aku menangis dengan keras setelah lelah berlari darimu. Aku tak tahu kenapa, tapi hatiku rasanya pedih seolah aku baru saja kehilangan sesuatu yang paling berharga milikku. Sesuatu yang kupikir adalah milikku, tapi aku tidak bisa memilikinya karena aku merasa tidak pantas." perlahan tanpa disadari lelehan bening mulai membasahi pipi gembil Kyungsoo

"Maafkan aku, aku tahu ini terlambat, maaf telah melukaimu, maafkan aku karena meninggalkanmu waktu itu. Itu adalah keputusan terbodoh yang pernah kulakukan. Kukira semuanya akan baik-baik saja, kukira aku bisa melalui semuanya seperti biasa, tapi setelah kau pergi aku tersadar, sejak awal aku sudah terbiasa dengan dirimu di sisiku, aku.. aku-"

Grep

Kata-kata Kyungsoo seketika terhenti saat Jongin menariknya ke dalam pelukan, ia menangis sejadi-jadinya, bagaimanapun kehilangan seseorang yang paling dicintai adalah sesuatu yang menyakitkan. Baik Kyungsoo maupun Jongin keduanya sama-sama tersiksa. Dan kembali adalah satu-satunya jalan, hanya saja keberanian itu baru terbentuk sekarang. Setelah penantian yang panjang.

"Aku mengerti," usapan lembut ia berikan di kepala, "sudah, jangan menyiksa dirimu lagi, kau kira hanya dirimu saja yang menderita ?" Jongin mendorong pelan tubuh Kyungsoo

"Aku pun sama tersiksanya denganmu, tidak bisa mencari ataupun menghubungimu, lalu pergi meninggalkanmu tanpa punya kesempatan untuk bertemu. Aku merindukanmu, Soo.. sangat.. dan apa kau tahu berapa kali aku mencoba menghubungimu tapi gagal karena tidak punya keberanian. Aku juga merasa bersalah karena sampai sekarang aku selalu menjadi pengecut. Lihatlah, bahkan kaulah yang lebih dulu datang menemuiku, jujur saja aku masih mengira ini adalah mimpi."

"Bodoh."

"Eh ?"

Tanpa aba-aba Kyungsoo meraih tengkuk Jongin dan melayangkan sebuah kecupan tepat di bibirnya. Jongin yang terkejut dengan serangan dadakan itu pun hanya terdiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Being CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang