Ch 09

1.2K 107 9
                                    

"Ini masih Flashback yaa kengkawan 😄"
.
.
.

"Dia hanya memerasmu ! Dia membodohimu, menipumu, dan memanfaatkanmu demi uang, demi agar dia bisa menikmati kemewahan dari hartamu. Apa kau tidak pernah sadari itu ?"

Suho mematung, mengedipkan matanya beberapa kali, kakinya melangkah mundur perlahan. "Ap-apa yang kau katakan, Lay-ah ?"

"Aku sudah memberitahumu, Suho-ya. Kau tentu tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti maksudku."

Suho tertawa, sangat canggung, menatap kedua sahabatnya bergantian,
"I-ini tidak lucu, sama sekali tidak menyenangkan. Berhentilah bercanda, itu sangat keterlaluan. Ayo, sebaiknya kita ke kelas sekarang. Eoh ?"
Suho menarik lengan Lay hendak membawanya ke kelas namun terhenti ketika lelaki tinggi itu menghempaskan tangannya kasar. Dia mencengkeram bahu Suho dan menatapnya tepat di netranya

"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda ?!" Mata keduanya saling bertatapan, kini Suho mulai takut dengan tatapan sahabatnya yang begitu tajam. Dia menggelengkan kepalanya, menolak untuk percaya dengan apa yang didengarnya.

"Tidak, Lay. Kau salah, itu tidak mungkin. Kau hanya baru mengenalnya, aku.. aku sudah bertahun-tahun mengenalnya, aku tahu Yifan itu orang yang seperti apa.." dia melepaskan cengkeraman Lay pada bahunya, membalik tubuhnya hendak melangkah pergi meninggalkan keduanya namun terhenti karena sebuah teriakan

"KIM JUNMYEON !!" baiklah, kini Suho tahu kalau Lay tidak sedang bergurau. Pemuda itu hanya akan menyebutkan namanya ketika sedang membicarakan masalah yang benar-benar serius.

Suho diam, dipejamkannya kedua matanya, tangannya mengepal kuat. Haruskah dia percaya.. katakanlah ini hanya mimpi atau sekedar prank murahan yang sedang mereka mainkan. Ini sangat tidak masuk akal dan tentu sangat menyakitkan untuk diterima dengan akal sehat. Suho tahu betul siapa Yifan, atau dia hanya merasa sudah sangat mengenal lelaki itu ?

Selama ini, Yifan, atau yang lebih sering dia panggil Kris, adalah satu-satunya sahabatnya sebelum dia bertemu dengan Lay. Dia adalah orang yang bahkan sudah dianggapnya paling dekat dengannya, yang selalu menyempatkan waktu untuk menemaninya mengobrol ataupun sekedar bermain game. Kris selalu memberikan perhatiannya untuk Suho, membuatnya tersenyum setiap kali moodnya sedang tidak bagus. Tak jarang pula pria kelahiran China-Canada itu membual tentang cinta yang hanya direspon dengan gelak tawa oleh lawan bicaranya yang menganggap itu sebagai lelucon.

Perlahan Suho membalik tubuhnya kembali menghadap kedua sahabat yang wajahnya kini sudah dihiasi dengan luka lebam dan memar. Dia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Kembali membuka matanya hanya untuk menatap pria jangkung yang kepalanya masih tertunduk seolah rerumputan di antara kakinya lebih menarik untuk dipandang.

"Kris..." panggilnya, berusaha menarik atensi pria itu.

Kris mengangkat kepalanya, menatap Suho dengan raut penyesalan. Ingin rasanya segera pergi dari hadapannya, namun kakinya seolah telah terpatri di tempatnya berdiri saat ini. Jika boleh jujur tentang perasaannya, sesungguhnya dia memang menyukai pemuda yang lebih pendek darinya itu. Hanya saja dia terlalu gengsi untuk mengakuinya kepada orang lain. Hahh.. 'gengsi' ? Bukankah dia terlihat sangat egois dan tidak tahu diri ? Tapi memang begitulah kenyataannya..

Suho berjalan mendekati Kris, mencengkeran lengannya lalu menggoyangkan tubuhnya, "katakan... katakan bahwa semua itu bohong !" suaranya bergetar, isakannya tertahan, "katakan kalau kau adalah sahabat terbaikku ! Kau tidak akan melakukan ini padaku, iya kan ? Kenapa kau tidak membela dirimu seperti biasanya ? Ini bukanlah dirimu yang kukenal, yang diam saja ketika seseorang menjelekkan namamu." Air mata Suho mulai mengalir membasahi kedua pipinya, dia mengusapnya kasar dengan punggung tangannya, sementara Kris mengalihkan pendangannya ke arah lain.

Being CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang