3. Sial

20.1K 1.6K 42
                                    

"Ben.. maunya gimana sih." Rangga terduduk lesu sambil mengamati anjingnya yang tidak mau bergerak. Padahal sejak di rumah, anjing jenis Golden Retriever itu mengganggu jadwal istirahatnya dengan terus terusan menggonggong.

Sejak adik Rangga menikah, Rangga pindah dari apartemen dan kembali ke rumah. Namun karena hanya tinggal sendiri, Rangga memutuskan untuk mengadopsi seekor anjing yang diberi nama Ben. Sudah berbulan bulan, tapi Rangga dan Ben masih saja belum akrab. Padahal dalam bayangan Rangga, anjingnya akan berlari kepangkuannya saat dia pulang ke rumah. Kalau kata Rian si pekerja yang dia gaji untuk mengurus Ben selama weekdays, Ben tidak patuh pada Rangga karena Rangga jarang mengajaknya berkomunikasi. Malah si Ben lebih sering menggonggong galak daripada bersikap manis kepada Rangga. Dasar anjing.

Jadilah hari ini Rangga membawa Ben bermain di taman. Kalau ada perempuan cantik yang juga sedang berjalan bersama anjing mereka, Ben akan berdiri dan ikut berjalan beriringan disamping si pemilik dan anjing mereka. Rangga menggeleng heran, entah sikap siapa yang anjing itu turuni.

Rangga berlari menyusuri taman, Ben lepas dari pengawasannya. Dia terlalu lelah mengkikuti anjing mesum itu. Di sudut taman, Rangga menemukan Ben sedang menggonggong tidak berhenti pada seekor anjing kecil jenis papillon yang tampak ketakutan.
Rangga menarik tali anjingnya, berusaha menghentikan, "Ben, quiet!"

"Trish, its okay..its okay." terdengar suara perempuan yang mengangkat anjing kecil itu. Rangga tidak melihat sosok itu, dia terlalu sibuk menenangkan anjing besarnya.

Rangga mendongak sambil menenangkan Ben yang tak kunjung tenang "Maaf..." kalimatnya terputus. "Cinta!" ucapnya sambil berdiri.

"Mas Rangga." balas Cinta sambil tersenyum Ramah.

"Ya ampun maaf ya, anjing kamu sampai ketakutan." ucap Rangga susah payah karena Ben sudah ingin berlari ke tempat lain sambil menggonggong keras.

Cinta menurunkan Trish lalu menyerahkan talinya pada Rangga. "Sebentar, Mas." Dia beralih pada Ben, Cinta mengelus elus dagunya, dengan ajaib Benpun tenang dan duduk manis menghadap Cinta.

Rangga tersenyum masam,"Cih, Ben emang paling bisa, dipegang cewek cantik sedikit langsung nurut."

Kupu kupu terasa berterbangan diperut Cinta, cantik.. Rangga bilang dia cantik. Wajahnya memerah.

Satu jam berlalu, selama waktu itu Rangga hanya banyak duduk mengamati Cinta yang lebih aktif bermain bersama Ben dan Trish.

"Kamu pulang naik apa? Perlu saya anter? Rumah saya deket sini. Kamu bisa tunggu disini, biar saya ambil mobil dulu." tawar Rangga pada Cinta.

Dengan cepat Cinta mengibaskan tangan, "Terimakasih tawarannya mas. Tapi saya bawa mobil, kok." Cinta mengehela napas kecil, seharusnya dia tidak membawa mobil hari ini. Kapan lagi bisa diantar pria yang begitu dia kagumi? Dalam hati  Cinta berharap saat di parkiran nanti mobilnya tiba tiba mogok supaya tawaran Rangga tidak mubazir.

Rangga mengangguk lalu tersenyum, "Kamu hati hati di jalan ya. Terimakasih udah nemenin Ben main, kalau gak ada kamu saya pasti udah kerepotan sendiri."

Cinta mengangguk lalu tertegun sejenak melihat Rangga. Dia baru bisa memperhatikan pria itu dengan seksama. Rangga mengenakan kaos tanpa lengan memperlihatkan otot ototnya yang tidak berlebihan. Belum lagi ada beberapa tato yang terlihat samar dari sela tubuh Rangga yang terbuka. Melihat Rangga di dunia nyata jauh lebih menyenangkan dibanding melihat foto fotonya di media sosial dan di kantor. Duh senyum pria itu, matanya menyipit saat tersenyum dan terdapat lekukan kecil samar di pipinya. Benar benar tampan.

Rangga berbalik,"Saya balik dulu ya." ujarnya sambil berbalik dan menarik Ben pelan. Rangga berhenti, Ben tidak menurut dan malah berlari kembali ke arah Cinta. Anjing itu mendekat, menggesek gesekkan tubuhnya ke kaki Cinta sambil menggoyang goyangkan ekornya.

Ada Apa Dengan Rangga ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang