12. Baru

19.2K 1.6K 105
                                    

Cinta mengerjapkan mata berkali kali, tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Mas Rangga..." cicit Cinta sambil berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Seketika Cinta merasa sulit mencerna apa yang sedang terjadi, "Ngapain?"

"Jangan geer Ta, orang Rangga kesini buat ketemu mama." sela Disty ibu Cinta, wanita itu menoleh pada Rangga, "Ya kan, Rangga?" tanyanya dengan senyum ramah.

Rangga tersenyum dan mengalihkan lagi pandangannya ke Disty. Sudah sejak tahun lalu ia berencana untuk membuatkan konser nostalgia grup Tiga Wanita yang berisikan Puri, Vini, dan Disty.

Obrolan itu sempat disampaikannya pada Puri sebagai anggota satu satunya yang masih aktif di dunia permusikan. Saat itu Puri langsung setuju asalkan Rangga berhasil membujuk dua anggota lainnya yang salah satunya adalah ibu Cinta.

Sudah hampir dua jam Rangga dan Disty duduk bersama. Mereka berbicara panjang lebar Perkara niatnya tentang urusan konser dan... Cinta.

Selama pembicaraan Rangga berusaha seprofesional mungkin, ingin terlihat seperti pria yang bisa diandalkan dalam urusan bisnis dan sebuah hubungan. Selama itu pula matanya mencuri pandang ke arah lantai dua yang menurut info dari Disty merupakan letak kamar Cinta. Menunggu dengan penuh harap gadis itu akan muncul.

Dan akhirnya Cinta benar benar turun menampakkan diri, Rangga merasakan lega yang luar biasa. Tidak masalah meskipun penampilan gadis itu sangat semrawut dan lusuh. Tampilan seseorang yang tidak bisa merawat diri karena sakit. Sakit yang Rangga yakini ada andil besar dirinya disana.

Meskipun rasanya Rangga ingin langsung melompat dan memeluk Cinta. Membayangkan gadis itu akan memberinya pukulan atas perbuatan gilanya dan dia yang hanya akan menerima setiap pukulan itu dalam pelukan.

Rangga menggeleng kuat, merasa harus mengontrol diri sebaik mungkin. Meninggalkan kesan sebagai pebisnis dan pria yang baik adalah prioritasnya untuk saat ini.

Diapun kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Disty, "Nanti saya ketemu mbak Vini dulu, setelah itu kita atur jadwal berempat sama mbak Puri juga ya, mbak." ucap Rangga sopan.

Cinta yang masih berdiri kikuk hanya diam saja diantara Rangga dan ibunya. Dia menggerutu kesal karena ternyata Rangga ke rumahnya untuk urusan pekerjaan, ia menyesal sempat berharap kalau pria sialan itu menghampirinya ke rumah karena ingin bertemu.

Saking kesal dan dongkol, Cinta berbalik dan dengan cepat menuju ke kamarnya kembali. Disty yang hendak membuka mulut menjawab obrolan Ranggapun terhenti. Rangga ikut teralih.

"Cinta kemana sayang.." panggil Disty yang bingung melihat putrinya pergi begitu saja. Ia beraih pada Rangga, "Sebentar ya, Rangga. Saya nyamperin Cinta dulu."

Rangga mengangguk dan melihat Disty berjalan menaiki anak tangga yang dilalui Cinta. Ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

Disty mengetuk pintu, tangan satunya sudah memutar gagang pintu kamar anak gadisnya, "Cinta.. mama masuk ya."

Di atas kasur, terlihat Cinta menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Disty mendekat lalu duduk sambil menurunkan selimut dari wajah anaknya, "Kamu ngambek gara gara pacar kamu sibuk ngobrol sama mama?"

Alis Cinta terngkat. Pacar... Ibunya bilang dia punya pacar. Tapi siapa? Mas Rangga? keningnya berkerut heran.

"Rangga sama mamakan lagi ngomongin kerjaan. Kamu jangan kayak anak kecil gitu ah...." Disty mengusap rambut Cinta, "Tadi Rangga juga cerita kalau kamu lagi ngambek sama dia.."

Cinta makin bingung. Jadi yang dimaksud ibunya sebagai pacar itu adalah Rangga, dan dari omongan ibunya dia menyimpulkan kalau Rangga yang menyampaikannya sendiri. "Apaan sih, ma. Siapa yang pacaran juga." protesnya.

Ada Apa Dengan Rangga ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang