"Ta..." panggil Rangga lagi. Ia mengejar Cinta dan menyamakan langkah mereka. Tangan Rangga kembali menggapai lengan Cinta. Namun wanita itu menepis dengan tegas, "Aku capek, Mas." ujarnya lalu berjalan lurus ke kamar.
Tidak bisa berbuat apapun. Rangga hanya menghela napas dari balik pintu. Haruskah ia memaksa masuk dan menjelaskan sampai istrinya mengerti? Ataukah hanya menunggu sampai Cinta bersedia mendengarkan? Rangga mengacak rambut frustasi. Dia takut salah mengambil langkah hingga hanya duduk terdiam menghabiskan waktu.
Pintu kamar terbuka membuat Rangga seketika berdiri. Cinta sudah berganti pakaian dan berjalan menuju pintu utama.
"Ta.." panggil Rangga sambil menyamakan langkah mereka.
"Hm.." jawab Cinta sambil terus berjalan.
"Ayo bicara." Rangga menarik tangan Cinta, hingga wanita itu berhenti. Cinta menghela napas dalam lalu mendongak menatap Rangga dengan tatapan tajam.
"Cinta... sayang.. aku-" kalimat Rangga terhenti. Cinta berjinjit, tangan kecilnya menarik kerah kemeja Rangga agar mendekat. Bibirnya ditempelkan pada bibir Rangga. Ia mulai mencium lembut dengan mata terpejam.
Mata Rangga membesar. Ciuman yang diberikan Cinta sungguh manis. Kalau saja keadaannya bukan sedang genting seperti ini, bisa dipastikan Rangga akan langsung menggendong Cinta, membawa dan memojokkan tubuh itu ke sudut ruangan lalu berciuman habis habisan.
Tapi kini hanya pertanyaan penuh ketakutan yang Rangga rasakan. Apakah Cinta sedang memberikan ciuman perpisahan? Ciuman terakhir? Astaga... Demi Tuhan, Rangga lebih memilih ditusuk dengan pisau daripada harus berpisah.
"Ta.." Rangga mencoba membuka suara diantara ciuman Cinta yang selalu membuatnya gila.
"Hmmh." gumam Cinta seadanya. Tangannya berpindah dari kerah baju kemudian melingkari leher
Rangga."Cinta...." Dengan terpaksa Rangga melepaskan tautan mereka, ia mendorong pundak Cinta pelan. "Tunggu dulu." imbuhnya lemah.
Cinta mendengus kesal lagi. Ia kembali menatap Rangga tajam. "Tunggu? Bukannya kamu yang dari tadi ganggu aku terus? Padahal aku udah bilang aku capek. Tapi kamu malah terus panggil aku." gerutunya kesal.
Rangga bingung, matanya mengerjap berkali kali.
Kesal karena Rangga hanya diam saja, Cinta menyilangkan kedua tangannya."Oh! Atau kamu udah nggak mau cium aku lagi? Kamu udah bosen karena aku udah jadi istri kamu?" omelnya dengan suara melengking penuh emosi.
Tanpa menunggu Rangga berbicara, "Ih!" Cinta menghentakkan kaki lalu berjalan ke arah luar kembali.
Baru selangkah, Cinta terhenti karena Rangga menarik tangannya kembali. "Aku nggak ngerti kamu ngomong apa, Ta. Tapi kita perlu bicara, aku nggak mau yang tadi itu jadi ciuman terakhir kita."
"Ciuman terakhir?" tanya Cinta yang tampak kebingungan. Dahinya berkerut dalam. Ia berbalik menghadap Rangga untuk menerima penjelasan selajutnya.
Rangga menarik napas, "Foto foto itu udah lama. Aku berani sumpah kalau aku dan Irina nggak ada hubungan apapun. Sejak kamu muncul, cuma kamu yang ada dihidupku Ta." jelasnya sungguh sungguh. Detik berikutnya, Rangga bisa melihat dengan jelas respon Cinta yang hanya mendesah sambil memejamkan mata. Terlebih lagi, Cinta malah beranjak pergi.
Hati Rangga hancur, ada rasa kekecewaan pada dirinya sendiri. Juga pada Cinta, tidak bisakah istrinya itu mempercayainya sekali lagi? Dia tahu, ini bukan kesalahan pertamanya. Tapi hey... ini harus diralat. Kesalahan kali ini bahkan bukan dari dirinya. Dia dan Irina murni bentuk sebuah kesalah pahaman. Tidak bisakah istrinya itu... "Ta!" seru Rangga. Persetan dengan cara baik baik. Ia akan memaksa Cinta mendengarkan sampai mengerti situasi yang sebenarnya.
"Cinta! Dengerin aku dulu bisa nggak!" hardik Rangga lagi. Suaranya setengah berteriak. Tapi biarkan saja, ia tidak peduli. Yang penting Cinta kembali memerhatikan dan kembali fokus mendengarkan dirinya.
"Astaga, mas Rangga. Dari tadikan aku dengerin." ucap Cinta tenang.
Namun ketenangan Cinta malah membuat Rangga makin kalut dan takut. Dengan nada dan sikap setenang itu, Cinta terdengar sudah tidak mau percaya lagi dan bertekad untuk meninggalkannya.
Ini tidak bisa dibiarkan. Rangga berjalan kearah Cinta, ia lalu meremas kedua lengannya. "Kamu nggak bisa pergi gitu aja..."
Lanjutan part selanjutnya terdapat dalam Novel dalam bentuk PDF, idr 15000
Bagi yang berminat bisa menghubungi melalui email:
blessbless6666@yahoo.comatau telegram: dreamerunicorn
dengan format
nama:
order:terimakasih 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa Dengan Rangga ?
RomanceRangga tidak mau berkomitmen. Hidupnya sudah cukup sempurna kok. Perusahaan promotor musiknya sukses, perempuan perempuan juga pada nempel. Apalagi yang kurang? Cinta suka kantor barunya. Apalagi yang punya kantor, Mas Rangga. Ganteng, dewasa, pokok...