"Lebay lu, Ngga. Dia cuma becanda kali." ucap Arya sebal sambil mensejajarkan langkahnya dengan Rangga yang berjalan tergesa. Pria itu tampak muak dengan hasil meetingnya malam ini.Sedangkan di belakang mereka, Cinta tampak kesulitan mengikuti keduanya dari belakang dengan langkah kecilnya. Mereka baru saja selesai melakukan meeting dengan Burn yang merupakan band dari luar negeri.
Mendapat permintaan aneh dari penyanyi yang akan dipromotori merupakan hal biasa bagi Rangga dan tim. Namun entah kenapa permintaan Burn tadi membuat Rangga muak. Leader band tersebut terang terangan meminta jasa prostitusi sebelum dan sesudah mereka naik panggung.
Jujur, itu bukan permintaan paling rendah yang pernah Rangga terima. Bahkan beberapa kali ada yang lebih parah. Amarahnya memuncak saat Troy si Leader mengedipkan matanya lalu memandang Cinta dengan tatapan lapar menjijikkan. Bukan sampai disitu, Troy sialan itu bahkan tanpa sungkan menyampaikan ketidak beratannya jika Cinta saja yang menemani dia dan personilnya..
Dengan emosi, Rangga membanting map yang berisi kontrak serta meninggalkan ruang meeting begitu saja. Padahal pertemuan dengan Burn sudah diatur sejak setahun yang lalu mengingat padatnya jadwal mereka.
Tindakan yang di anggap Arya berlebihan. Padahal ada banyak artis yang memang suka melemparkan candaan berbau seksual.
"Duitnya, Ngga! Gila lu! Mereka lagi laris banget! Aahh!" Arya menarik rambutnya frustasi karena tindakan Rangga yang memusingkan sambil terus berjalan. Masih diingatnya betul bagaimana Rangga mendesaknya agar mendapatkan jadwal pertemuan dengan Burn. Namun malam ini, hanya karena candaan mereka yang memang sedikit menjengkelkan, menjadikan Rangga bertindak lebih menjengkelkan seperti itu. Arya menghentak hentakkan kakinya, kalau boleh dia ingin menendang bokong Rangga yang malah berjalan tanpa beban.
"Duit mulu yang lu fikirin." sergah Rangga berhenti tiba tiba. Membuat Cinta hampir saja tertabrak diantara punggung Arya dan Rangga.
"Terus kalau gak mikirin duit, perusahaan lu mau ngehasilin apaa?? daun?!" geram Arya setengah berteriak.
"Lebay Lu! Kitakan gak rugi apa apa! Project kita juga masih banyak. Gue gak mau kerjasama sama band mesum kayak mereka!" jawab Rangga menggebu dengan nada yang sama, meramaikan koridor yang tadinya sepi dengan perdebatan mereka.
"Kita memang gak rugi tapi kita bisa untung berlipat lipat! Astaga Rangga, lu kenapa sih!" gerutu Arya berdecak kesal. Arya membalikkan tubuhnya menghadap Cinta yang memeluk map.
"Ta." panggilnya.
Namun Cinta tidak menjawab, pasti kuping gadis itu tiba tiba pekak karena dirinya dan Rangga yang saling saut sautan. Atau mungkin kepala kecil gadis itu sedang memikirkan sesuatu?
"Ta!" panggilnya lagi dengan keras."Iya mas!" jawab Cinta kaget.
"Menurut kamu tindakan Rangga tadi berlebihankan? Kamu juga ngerasa si Troy itu cuma bercanda kan?" tanya Arya ingin mendapatkan satu suara tambahan untuk menyudutkan Rangga.
Cinta menggeleng dengan ragu, tadi saat leader band tersebut dengan terang terangan menggodanya memang terasa tidak nyaman. Namun tingkah impulsif Rangga lebih mengusiknya. Benar kata Arya, bisa saja mereka hanya bercanda agar suasana lebih cair dan Rangga tidak perlu sampai membatalkan kontrak mereka hanya karena dirinya. Dan yang paling penting tidak membuatnya berdebar seperti sekarang. Memancing khayalannya tentang Rangga yang bertindak sejauh itu hanya untuk melindungi dirinya. Bangun, Cinta!
"See?" ucap Arya penuh kemenangan saat ada yang sependapat dengan dirinya. Arya menaikkan bahunya sambil mencibir Rangga yang bertindak gegabah.
Rangga mengusap wajah, "Yang tadi itu namanya pelecehan seksual! Dan pelecehan seksual tetap aja pelecehan seksual! Gue paling gak suka kalau ada yang bertindak kurang ajar sama karyawan gue!"
![](https://img.wattpad.com/cover/209193908-288-k884850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa Dengan Rangga ?
RomanceRangga tidak mau berkomitmen. Hidupnya sudah cukup sempurna kok. Perusahaan promotor musiknya sukses, perempuan perempuan juga pada nempel. Apalagi yang kurang? Cinta suka kantor barunya. Apalagi yang punya kantor, Mas Rangga. Ganteng, dewasa, pokok...