"Cinta!" Arya menepuk bahu Cinta yang sedang menempelkan telinga di pintu ruangan Rangga.
Merasa panik, Cinta menempelkan jari telunjuk di bibirnya agar Arya memelankan suara.Arya dengan polos sedikit menunduk dan mengecilkan suara, "Ngapaiin?" tanyanya berbisik.
Dengan jari yang masih menempel di bibir, Cinta mengajak Arya untuk ikut mendengarkan suara yang ada di balik pintu.
"Ahh...yaa.. ya.. yaa disitu Ngga.." terdengar suara desahan wanita.
Mata Arya terbelalak dan mulutnya terbuka. Cinta menoleh dan menyuruh Arya untuk tetap tenang. Arya mengangguk lalu menyatukan jempol dan telunjuknya pertanda mengerti. Mereka kembali mendekatkan telinga ke pintu.
"Kencengan dikit Ngga..." pinta si perempuan.
"Segini? Gimana? Enak?" balas Rangga.
"Ahh udaah." jawab si perempuan puas.
Ah sialan! Dasar laki laki dan kebutuhannya! Cinta mengumpat dalam hati.
Hati Cinta teremas pilu. Sejak kejadian hari itu, dia bertekad untuk membuang jauh jauh perasaannya pada Rangga. Menjalin hubungan dengan pria dewasa mungkin bukan takdirnya. Kalau bukan karena takut makin dipandang kekanakan, Cinta ingin berhenti magang saja. Bagaimana bisa move on kalau setiap hari harus berurusan dengan pria itu.
Bruk!!!
Arya dan Cinta terjatuh di depan pintu. Cinta mengaduh, Arya terlalu semangat menguping hingga tidak sadar terlalu mendorongkan tubuhnya ke pintu.
Rangga yang tengah menempelkan tangannya pada bahu seorang perempuan terkejut dan menoleh."Kalian ngapain?" tanya Rangga heran.Arya dan Cinta meringis lalu segera berdiri sambil mengusap lengan.
"Eh anu.. eh hai Nessa." Arya yang merasa malu langsung beralih dan menyapa perempuan yang duduk di sebelah Rangga. Perempuan itu adalah Nessa. Nessa merupakan sahabat Rangga yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak yang sepertinya akan bertambah menjadi tiga, terlihat dari perutnya yang membesar. Nessa memang sering berkunjung, terlebih lagi mereka berkecimpung di dunia yang saling berhubungan karena Nessa merupakan direktur salah satu perusahaan label rekaman.Nessa melemparkan senyuman hangat, "Halooo Arya, dan..?"
"Cinta, mbak." jawab Cinta malu malu.
"Halo Cinta..Duh kalian lagi ada kerjaan, Ya? Maaf ya saya pinjem Rangganya kelamaan. Habisnya saya ngidam pengen dipijetin Rangga." ucap Nessa dengan nada ramah. Sejak hamil anak pertama, dia memang memiliki ritual ngidam aneh yang menyusahkan sahabat sahabatnya.
Arya mengibas ngibaskan tangan tanda tidak keberatan."Ah enggak kok Nes. Minta pijit sampai subuh juga boleh."
Arya mengambil laporan dari tangan Cinta dan meletakkannya di meja. Dia lalu mendorong tubuh Cinta pelan keluar dari ruangan. "Yaudah lanjut, kita balik kerja dulu." pamit Arya dan Cinta yang pasrah mengikuti.Rangga mengangguk, membiarkan keduanya berlalu. Memandang keduanya sampai menghilang dari pintu. Terutama Cinta, sejak hari itu hubungan mereka menjadi canggung. Interaksi mereka hanya terjadi jika ada hal yang sangat penting, Cinta selalu menghindar. Tidak nyaman, tidak nyaman sama sekali rasanya. Lihatlah, bahkan gadis itu sampai minta ditemani Arya hanya untuk mengantarkan laporan.
"Aduh! Sakit Rangga!" seru Nessa yang kesakitan karena tangan Rangga yang terlalu kiat memijat lengannya. "Lu yang ikhlas dong! Ntar anak gue kesakitan juga gimana." keluhnya.
"Sorry...sorry." pintanya sambil tersenyum manis, ia menggeleng pelan mengusir Cinta dari pikirannya. Rangga kembali melanjutkan pijatannya, malas protes karena sahabat perempuannya ini memang berisik bukan main, nyusahin dan banyak minta pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa Dengan Rangga ?
RomantikRangga tidak mau berkomitmen. Hidupnya sudah cukup sempurna kok. Perusahaan promotor musiknya sukses, perempuan perempuan juga pada nempel. Apalagi yang kurang? Cinta suka kantor barunya. Apalagi yang punya kantor, Mas Rangga. Ganteng, dewasa, pokok...