14. Gosip

18.1K 1.7K 150
                                    


"Saya gak mau ada masalah di ticketing lagi. Tolong terus sesuaikan data dengan sistem." Ujar Rangga tegas.

Rangga sedang melakukan meeting untuk proyek konser berikutnya. Beberapa karyawan terlihat sibuk mencatat poin poin penting yang Rangga sampaikan. Suasana cukup tegang, Rangga bisa berubah seratus delapan puluh derajat jika sudah di dalam ruang rapat.

Meskipun Rangga selalu bercanda dalam kesehariannya di kantor, namun ada beberapa kondisi yang akan sukit menemukan Rangga versi ramah seperti itu. Yaitu saat meeting, hari H konser dan keesokan harinya setelah konser yang tidak berjalan seratus persen sempurna.

"Cinta, karena urusan artis sudah selesai dan tinggal menunggu hari H. Kamu bantu bagian promisi, kita butuh lebih banyak media. Minta daftar radio yang belum pernah kita ajak kerja sama ke Gigi.." perintah Rangga pada Cinta.

"Siap laksanakan, mas!" jawab Cinta cepat dan ceria. Bibirnya tersenyum lebar. Membuat seisi ruangan mengerutkan kening. Belum pernah ada yang menjawab Rangga dengan nada bicara seperti itu saat rapat.

Loli menyenggol siku Cinta, membuat Cinta sadar kalau karyawan lain sedang heran dan ada yang saling berbisik samar. Cinta menggosok pelipis, lalu membuang napas dengan berat. Apa masalahnya?

Rangga berdeham, seketika suasana kembali kondusif. Pria itu langsung beralih ke Gugun. "Gugun nanti ikut saya temui sponsor setelah itu kita cek venue." Gugun mengangguk mengiyakan.

Rangga kemudian meletakkan ipad dan mengumpulkan beberapa file di sebelah kirinya. "Saya rasa itu saja. Untuk rapat selanjutnya saya mau semuanya sudah clear." tutupnya.

Semua karyawan mengangguk. Satu persatu berdiri meninggalkan ruang rapat.
Cinta melambatkan geraknya untuk keluar ruangan sambil memperhatikan Rangga yang masih berbicara dengan Arya.

Saat Rangga dan Arya terlihat sudah selesai berbicara. Cinta perlahan keluar ruangan dan menunggu di pinggir pintu. Tidak lama, muncul Arya dari dalam ruangan. Cinta menunduk sambil tersenyum pada Arya yang berlalu. Sebentar lagi Rangga juga pasti akan menyusul. Cinta menghela napas, "Maaf soal yang di dalam tadi ya mas." kata Cinta menyesal. Dia merasa tidak enak karena terlalu bersemangat. Sungkan pada karyawan lain, terutama Rangga. Pria itu pasti tidak suka kalau suasana rapatnya terganggu begitu.

Bukannya marah, Rangga malah tersenyum lalu mengelus kepala Cinta. Pria itu sedikit menunduk. "Makan siangnya sama yang lain dulu ya. Aku makan di luar bareng Gugun. Nanti kalau gak kesorean, aku balik ke kantor lagi."

Cinta yang masih merasa tidak enak hanya mengangguk kecil. Rangga tidak marah dan itu melegakan. Tapi tetap saja, Cinta menyesali tingkahnya sendiri. Seharusnya dia lebih bisa menyesuaikan sikap.

Rangga menaikkan dagu Cinta agar gadis itu berhenti menunduk. "Seharusnya yang nunduk itu, aku. Bayangin, pacarku mau pergi sama temen cowoknya sepulang kerja." ucap Rangga pura pura merajuk.

"Maaas.." protes Cinta sambil tersenyum masam. "Tian itukan..."

"Iya... iyaa. Aku gak perlu khawatir, karena dia gak suka perempuan." potong Rangga cepat. "Tapi ya.. Siapa tau." imbuh Rangga sambil menarik salah satu sudut bibirnya ke samping.

Cinta tidak bisa menahan senyum. Dia tahu kalau ucapan Rangga itu hanya bentuk pengalihan agar dia tidak memusingkan kejadian tadi.

Cinta menghembuskan napas seolah itu adalah keresahannya. Ia tersenyum lagi, satu lagi keahlian Rangga yang dia ketahui, begitu ahli membuat dia tenang kembali.

"Makan siang gih sana." Rangga memperhatikan arlojinya. "Aku mau jalan dulu."

"Iyaaa." sahut Cinta. "Yaudah gih sama, hati hati di jalan." sambung Cinta sambil tangan kecil gadis itu mendorong tubuh Rangga pelan.

Ada Apa Dengan Rangga ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang