Tomodachi

89 9 7
                                    

Waktu berjalan dengan cepat, memburu semua orang untuk bergerak lebih cepat dan semakin cepat setiap harinya, siang berganti malam hingga sampai pada penghujung tahun 2013, tidak ada yang istimewa, namun hidup Taehyung mulai membaik secara perlahan berkat ia yang kini semakin sering bertemu ibunya di Jepang.

Matahari pagi menembus kaca jendela kamar Taehyung, mengusik si empunya kamar yang masih terlelap dengan wajah yang damai dengan sebagian tubuhnya yang tertutup selimut tebal. Pelan-pelan Taehyung membuka matanya, mengerjap-ngerjapkan matanya karena sinar matahari yang sedikit menyilaukan, ia mendongakkan kepalanya, mencari benda kecil yang biasa bertengger manis di nakas sebelah ranjangnya dan detik berikutnya matanya menangkap jarum panjang dari benda kecil itu berada diantara angka 9 dan 10 sedangkan jarum panjangnya berada di angka 7.

Taehyung menyibakkan selimutnya, terasa hawa dingin bulan desember mulai menggapai tubuhnya, piyama garis-garis bergambar alien dengan kepala berbentuk hati berwarna merah yang ia pakai tak mampu mencegah hawa dingin agar tak menggapai kulitnya, Taehyung lantas mengambil sebuah jubah tebal berwarna peach dan mengenakannya.

Setengah jam kemudian Taehyung telah berada di meja makan, hari ini ia mengenakan turtle neck hitam, celana bahan berwarna abu-abu dan mantel berwarna coklat terang.

"Selamat pagi halmeoni." Sapa Taehyung ketika melihat neneknya yang sedang sibuk di dapur.

"Selamat pagi nak." Jawab neneknya singkat.

"Kenapa tidak membangunkanku halmeoni, ini sudah siang." Gerutu Taehyung.

"Memangnya kau ada janji hari ini?" Tanya nenek Taehyung.

"Tidak ada sih, hanya saja bangunku terlalu siang hari ini." Taehyung mengerucutkan bibirnya.

"Sudahlah, makan saja sarapanmu nak." Perintah nenek Taehyung.

Setelah menghabiskan sarapannya, Taehyung segera pergi meninggalkan rumah, hari ini ia berencana menghadiri pameran lukisan yang diadakan sejak 3 hari lalu. Taehyung sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan lukisan, hanya lukisan dengan aliran ekspresionisme seperti karya Vincent Van Gogh dan Kubisme seperti aliran yang dianut Pablo Picasso lah yang menarik hatinya.

Sesampainya ia di area aula pameran, Taehyung segera memarkirkan mobilnya, setelah itu ia menuju pintu masuk, mengisi daftar registrasi dan masuk. Berbekal sebuah kamera ia mulai meneliti satu persatu lukisan yang dipamerkan disana. Sesekali Taehyung tampak memotret lukisan yang menarik perhatiannya. Ia sungguh menikmati pameran itu.

Ketika sedang asik mengamati sebuah lukisan, Taehyung merasa punggungnya di sentuh seseorang, ia spontan menoleh dan menemui sosok yang tidak asing.

"Hey, long time no see, pengagum seni lukis juga rupanya." Ucap Taehyung.

"Bukan pengagum, hanya kebetulan ada urusan disini tapi hari ini sedang kosong jadi aku mencari info tentang pameran atau semacamnya dan menemukan tentang pameran ini." Jawab Yuka panjang lebar.

Taehyung memperhatikan pergelangan tangan Yuka sekilas dan menemukan gelang yang ia titipkan pada mamanya dulu rupanya telah diberikan pada Yuka.

"Ah iya, thanks for this." Kata Yuka sambil mengangkat tangannya.
Taehyung mengangguk sambil mengulas senyum simpul, "Sama-sama."

Taehyung melirik arlojinya, "Kau masih ingin disini atau bagaimana?" Tanya Taehyung.

"Aku sebenarnya sudah akan pergi, aku ingin makan siang." Jawab Yuka.

"Boleh kutemani?" Kata Taehyung menawarkan diri.

"Tentu, jika tidak menganggu waktumu." Jawab Yuka disertai senyum simpul.

Another Side [BTS V] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang