Seminggu sudah Mr. Kim tak menyapa putranya sejak ia mengetahui bahwa putranya adalah anggota jaringan mafia asal Jepang, pagi saat sarapan maupun jika ia punya waktu untuk makan malam dirumah, Mr. Kim hanya diam dan kalaupun ia berbicara itu hanya sesekali menanyakan sesuatu pada ibunya.
Pagi ini, suasana sepi menyelimuti kediaman keluarga Mr. Kim. Nenek Taehyung sedang sibuk didapur menyiapkan sarapan, sedangkan Taehyung dan ayahnya sama-sama masih berada di kamar masing-masing. Beberapa saat kemudian, Taehyung tampak sudah rapi dengan kaos dan jas hitam berjalan menuju dapur untuk menyapa sang nenek.
"Selamat pagi halmeoni." Sapa Taehyung.
"Pagi nak, wah cucu halmeoni tampan sekali akan kemana hari ini?" Puji nenek Taehyung.
"Halmeoni, aku bukan bocah lagi, kenapa halmeoni selalu memujiku seperti cucu kecil halmeoni." Protes Taehyung pada neneknya.
"Bagi halmeoni kau ini tetap cucu kecil halmeoni yang menggemaskan." Jawab sang nenek.
Taehyung lantas mendekati sang nenek dan memeluknya yang dibalas ciuman penuh kasih sayang oleh sang nenek di pipi kanan Taehyung. Taehyung lantas melepaskan pelukannya dan menuju meja makan, namun matanya menangkap sosok ayahnya yang telah duduk sambil membaca koran disana, kalau sudah seperti ini, sejujurnya Taehyung tak ingin sarapan bersama karena pasti akan sangat canggung, namun ia tak enak pada neneknya yang setiap pagi bersusah payah menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Rupanya kau sudah disini, Ji Suk." Sapa nenek Taehyung pada ayahnya.
"Iya eomma, hari ini ada rapat pagi, jadi aku harus berangkat lebih awal." Jawab ayah Taehyung tanpa memalingkan pandangan dari korannya.
"Rapat perusahaan atau rapat partai?" Tanya nenek Taehyung sembari menyiapkan sarapan untuk Taehyung dan ayahnya.
"Rapat partai eomma, rapat untuk pengajuanku jadi presiden di periode yang akan datang." Mr. Kim tampak melipat korannya karena sarapannya sudah siap.
"Kau yakin ingin maju sebagai kandidat calon presiden?" Tanya nenek Taehyung sembari mengoleskan selai pada roti bakarnya.
"Iya eomma, kalau aku bisa jadi walikota, aku juga pasti bisa jadi presiden, hanya aku perlu sedikit reputasi baik." Kata Mr. Kim sebelum menggigit rotinya.
"Reputasi seperti apa?" Tanya nenek Taehyung.
"Aku dengar Jepang memegang berkas penting dari negara kita, jadi aku harus mendapatkan berkas itu agar aku mendapat simpati dan reputasi baik sehingga rakyat bersedia mendukungku." Jelas ayah Taehyung.
"Ada-ada saja." Nenek Taehyung menggeleng karena tidak habis pikir dengan rencana Mr. Kim.
Setelah makan, Taehyung dan ayahnya pergi meninggalkan meja makan dan menuju mobil masing-masing, kini Taehyung sedang dalam perjalanan menuju bandara, ia berencana bertolak ke Jepang untuk mendapatkan apa yang ayahnya inginkan.
📱Rey
'Hallo?' Ucap anak buah Taehyung.
"Aku akan ke Jepang hari ini, kabari semua anggota clan, aku punya tugas untuk kalian." Titah Taehyung.
'Yes sir'. Jawab anak buahnya.Setelah telfon terputus, angan Taehyung tiba-tiba melayang ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas, saat itu setiap hari ia di antar-jemput dengan mobil mewah milik ayahnya dengan seorang driver dan 2 orang pengawal.
Awalnya teman-teman Taehyung tidak mempermasalahkan hal itu, namun lambat laun teman-temannya menjauhi Taehyung setelah mengetahui Taehyung adalah putra pejabat yang terkenal keras, tegas dan terkesan kejam, pengawal yang setiap hari datang untuk mengantar, menjemput bahkan menemani Taehyung selama di sekolah adalah bukti keras dan tegas ayahnya pada Taehyung yang tidak lain adalah putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side [BTS V] ✔
Fanfic[COMPLETE] ⚠️ [Mengandung konten : kekerasan, toxic family dan bullying] ⚠️ Taehyung pov from Sue It. Bagaimana hidup seorang Kim Taehyung yang lahir dan dibesarkan oleh seseorang yang amat sangat ambisius, bagaimana Kim Taehyung akhirnya pelan-pel...