About Him Self

60 7 5
                                    

Sesampainya di stasiun MRT Tseung Kwan O, mereka turun. Butuh waktu sekitar 10 menit berjalan kaki dari stasiun MRT Tseung Kwan O hingga ke pantai, dan disinilah mereka sekarang, duduk berdua menikmati pemandangan sore hari di pantai.

"Jadi kau mau melanjutkan ceritamu semalam nae dongsaeng?" Kata Hyossang tanpa menoleh ke arah Taehyung.

"Jika kau masih mau mendengarnya noona." Jawab Taehyung.

"Tentu, lanjutkan ceritamu." ucap Hyossang dibarengi dengan ia menoleh ke arah Taehyung dan tersenyum dengan tulus.

"Ceritaku kemaren sampai mana noona?" Taehyung bertanya dengan polosnya.

"Astaga Tae!" Hyossang menjitak kepala Tae dengan gemas, sedang yang dijitak meringis dan berusaha menghindar. "Ceritakan mengapa kau bisa jadi mafia!" Jawab Hyossang.

Raut muka Taehyung berubah menjadi serius, ia melemparkan pandangannya jauh ke arah laut, "Semua berawal ketika aku lulus sekolah menengah pertama, waktu itu ayah memberiku hadiah liburan ke Jepang dengan pengawalan ketat tentunya, waktu itu aku belum tau kalau ibuku orang Jepang jadi menurutku tidak ada yang menarik saat aku ke Jepang, sampai aku bertemu segerombolan mafia cilik yang tampaknya seusia denganku, mereka mendekatiku dan menawarkan untuk berteman awalnya, karena waktu itu pikiranku masih polos jadi ku iyakan saja, apalagi teman adalah hal yang tak pernah ku miliki, pelan-pelan aku mulai mengenal siapa mereka sebenarnya dan selama kurang lebih 2 minggu di Jepang aku mulai tau kegiatan mereka, mulai dari perdagangan barang ilegal, narkoba, penipuan sampai perjudian. Awalnya aku risih dengan semua hal itu, tapi lambat laun, aku terbiasa dengan semua hal itu".

"Tae, kau bilang kau tidak pernah punya teman? Lalu mereka?" Tanya Hyossang.

"Mereka lebih tepat disebut partner kerja dan kaki tanganku sekarang, mereka semua patuh dengan perintahku, mereka bukanlah teman" Jawab Taehyung, nada bicaranya menjadi lirih ketika ia mengatakan kalimat bagian akhir.

"Ah begitukah? Hmm, dan Tae apakah kau juga mengonsumsi narkoba?" Ragu-ragu Hyossang menanyakan ini.

"Tidak, aku hanya minum wine, champagne, sake, soju dan semua minuman beralkohol, ngomong ngomong aku spesialis di bidang penyelundupan barang ilegal" katanya sedikit berbisik untuk menyombongkan diri, wajah Taehyung juga menampakkan raut yang aneh.

"Barang seperti apa yang biasa kau perdagangkan?" Tanya Hyossang.

"Apapun, barang-barang dari black market, deepweb, ah, beberapa dokumen negara juga". Seringai aneh di wajah Taehyung membuat Hyossang bergidik ngeri.

"Lantas bagaimana tanggapan ayahmu soal ini?" Tanya Hyossang lagi.

"Awalnya dia marah besar, bahkan akan membunuhku ketika tau kalau aku bergabung dalam jaringan mafia, namun saat tau aku juga bisa memperdagangkan dokumen negara, ia jadi mendukungku, ia selalu membersihkan namaku jika aku tertangkap pihak keamanan, itu benar-benar menguntungkanku." Taehyung kembali menampakkan senyum aneh di wajahnya.

"Dan sekarang? Bagaimana hidupmu sekarang?" Tanya Hyossang lagi.

"Masih melakukan perdagangan, dan membantu ayahku supaya bisa jadi presiden." Taehyung tersenyum namun dibalik senyum itu ada gurat ketidak tulusan.

Mereka terdiam cukup lama membiarkan kesunyian menyelimuti mereka, angin pantai berhembus cukup kencang sore itu, menerpa wajah mereka berdua dan membuat rambut keduanya agak berantakan.

"Err, Taehyung-ah, sudah sore, aku harus pulang." Celetuk Hyossang.

"Baiklah noona, sekali lagi terima kasih atas waktunya, perlu ku antar?" Kata Taehyung menawari.

Another Side [BTS V] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang