05.

747 101 18
                                    


***

"Jen--" ayah Anna kini beralih pada Jeno, meminta penjelasan.

Sementara Jeno sudah siaga daritadi,

"Nggak masuk dulu nih? Mau disitu aja sampai lebaran?"

"Masuk yuk, kita makan bareng-bareng.. kasian Anna belum makan, bibi udah siapin," ajak Jeno pada ayah beranak satu itu.

Ayah Anna akhirnya memilih mengangguk, menggandeng Anna masuk rumah di ikuti Jeno di belakang.

"Papa! Tau gak? Kayaknya om Je--"

"Ganti baju dulu kali.. " sela Jeno cepat ke ayah Anna, agar bocah itu berhenti bicara.

"Iya"

"Anna tunggu bentar ya.. papa ganti baju dulu oke?" ucap ayah Anna,

Bocah itu akhirnya mengganguk, di pandangnya Jeno sebentar, entah mengapa ayah Anna berfikir kalau ada yang di sembunyikan olehnya?

Tapi segera di tepisnya fikiran itu.

Tinggal lah mereka berdua menunggu ayah Anna di ruang makan,

Tak lama, ayah Anna ikut bergabung dengan mereka.

"Kok belum pada makan sih, ya ampun.. yaudah ayok kita makan.."

"Anna.. jangan lupa berdoa ya sayang.."

Bocah itu mengganguk sambil tersenyum.

Selesai makan siang, Anna di temani Jeno dan ayahnya di kamar untuk bermain,

Namun tidak seperti biasanya, bocah itu lebih memilih menggambar kali ini.

Tangan kecilnya mencoret-coret sesuatu di kertas gambar, serta di iringi senyum lebarnya yang tidak luntur.

Ayah Anna merasa heran, kalau dipikir hari ini Anna seperti sangat bahagia? Kenapa?

Bukan, bukan Ayahnya tak senang, ayahnya sangat senang bila Anna bahagia, tapi yang terus-terusan terlintas di otaknya adalah..

Apa yang membuat anaknya sebahagia ini?

Dilihatnya Jeno yang kini sedang fokus pada ponselnya,

Mungkin kah.. karena Jeno mengajaknya jalan-jalan tadi?

"Papa! Liat! Ini buatan Anna! Bagus nggak pa?" tanya Anna menunjukkan hasil karyanya pada sang ayah.

Akhirnya sang ayah kembali tersadar dari lamunannya, dilihatnya gambaran yang putri kecilnya buat.

Senyumnya terukir indah disana, kemudian mengelus rambut putrinya.

"Bagus sayang, Anna kan anak pintar..." kemudian mencuri satu ciuman di pipi putri kecilnya.

"Oh, iya pa.. ini siapa coba tebak?"

Anna menunjuk salah satu gambarannya pada sang ayah, karena disana terdapat gambar dua orang laki-laki dan dua perempuan, Anna yang paling kecil.

[2] Back, Again?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang