[2] Back, Again?!

16.

***

"Tante cantikkk..." Anna memeluk kaki Jiho dengan manja, membuat Jiho terkejut akan kehadiran Anna.

Sesuai janji, sepulang sekolah Jaehyun akan membawa Anna ke tempat Jiho.

"Eh? Anna?" Jiho membalikkan badannya dan mendapati Anna tersenyum lebar sekali ke arahnya.

Tangan mungilnya menenteng sesuatu, dan di berikan kepada Jiho.

Alis Jiho terangkat, menandakan kebingungannya.

"In-"

"Papa bilang tante cantik suka sama makanan itu," sebelum Jiho membuka mulut untuk bertanya Anna lebih dulu menjelaskan dengan senyum yang lebar.

Oh ya, jangan lupakan Jaehyun yang masih berdiri di belakang Anna yang sedang menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal itu.

Anna ini benar-benar!

Tangan mungil Anna menarik tangan Jiho yang satunya, kemudian menarik tangan ayahnya untuk duduk bersama.

Bertiga maksudnya.

"Di makan ya tante cantik, semoga suka sama papa!" Anna  tersenyum lebar mengataknnya.

Mata Jiho membulat lucu.

Maksud Anna ini?

Jaehyun terduduk kaku di tempatnya.

"Eh" Anna pura-pura membekap mulutnya, seolah-olah tidak sengaja berbicara seperti itu.

"Maksudnya, semoga tante cantik suka sama makanannya.." Anna berbicara dengan wajah polosnya, sambil melirik ke arah Jaehyun.

"Iya kan pa?" Anna memasang wajah menggodanya pada sang ayah.

Tentu Jiho tidak tau, karena memang posisi duduk Anna yang berada di tengah-tengah keduanya.

"Eh? Iy-ya.." Jaehyun malu sendiri, anaknya ini kenapa?

Jiho hanya menggeleng lemah, dalam benak juga bertanya-tanya Anna ini kenapa?

"An-"

"Tante cantik mau ikut Anna jalan-jalan kan sama papa?" tanya Anna dengan pandangan memohon.

"Eh?" Jiho tidak salah dengar kan? Anna mengajaknya jalan-jalan bersama ayahnya?

Kenapa harus Jiho? Bukannya Anna ini punya ibu bukan?

Tidak-tidak, Jiho hanya takut terjadi salah paham diantara dia dan ibunya Anna, takut ibunya Anna memikirkan yang tidak-tidak tentang Jiho.

"Mau ya tante cantik?" rayu Anna dengan tatapannya yang sendu.

"Tante cantik, mau yah?" Anna memohon lagi.

Jaehyun hanya bisa menghela nafas, berfikir sejauh inikah?

Jadi putrinya ini benar-benar menyukai Jiho? Maksudnya perkataannya tadi pagi jangan-jangan benar?