Alexis yang sudah terlelap tidur, dia merasakan sesuatu yang tidak biasa dari Felix, dia merasakan Felix sangat bergairah. Alexis pun masih terbayang-bayang dengan Brendo yang tadi siang begitu bernafsu ingin memeluknya. Felix dan Alexis hanyut dengan fantasinya masing-masing. Tiba-tiba Alexis melepaskan dekapan Felix yang sedang begitu bergairah.
"Ada apa lex? Kok tiba kamu kehilangan mood gitu?"
"Sebentar Fel, aku tiba-tiba terganggu sesuatu ... kok kamu gak romantis seperti biasanya sih? kamu membayangkan aku sebagai mantan kamu ya? Yang biasanya grasa-grusu gitu?"
"Lho? Aku justeru merespon kamu yang begitu agresif lex, dan itu bukan kamu seperti biasanya ... apa sebetulmya yang sedang kita alami ini lex?"
"Justeru itu juga pertanyaan aku sama kamu fel?"
Felix dan Alexis akhirnya tidak melanjutkan persenggamaan mereka, padahal keduanya terlihat begitu menikmati hubungan yang baru mereka lakukan. Keduanya tenggelam dalam lamunan masing-masing dengan perasaan penuh bersalah.
Tiba-tiba hape Alexis kembali berbunyi, Alexis mengambil hapenya dan memperlihat panggilan masuk tersebut kepada Felix.
"Tuh Fel, kamu liatini ... nomor yang telpon aku dari tadi siang.." Melihat nomor yang tampil dipanggilan masuk tersebut Felix sangat kenal nomornya.
"Udah, matiin aja .. gak usah diangkat, kan kamu gak kenal siapa yang telpon?"
"Ya sih, cuma aku penasaran aja, siapa sih kok telpon tapi begitu diangkat diputusin."
Akhirnya Felix mengambil hape Alexis dan mematikan sambungannya, Felix kembali memeluk Alexis dengan lembut, dicumbunya Alexis dengan mesra, Alexis begitu bergairah merespon berbagai ciuman Felix disekujur tubuhnya. Alexis sangat menikmatinya, kadang dia seedikit merintih dengan mesra, rintihan Alexis membuat Felix tambah bernafsu.
Felix terus melakuka fore play, sehingga membuat Alexis bagaikan terbang mengawang. Felix sangat faham kalau Alexis sudah menginginkan agar dia segera memulai pertempurannya. Felix langsung melakukan penetrasi, dan Alexis mengerang dengan tertahan, sehingga tubuhnya mulai mengejang, Felix pun semakin bersemangat karena dia akan memenangi persenggamaan tersebut.
Alexis berkali-kali mencium Felix, dia ber terima kasih pada Felix yang sudah mampu membuyarkan hayalannya pada Brendo. Felix tersenyum dengan bangga karena dia sudah merasakan sesuatu yang pernah mereka nikmati bersama. Keduanya terlelap tidur penuh kepuasan, Felix berhasil mengalihkan perhatian Alexis dari telpon misterius yang begitu dia kenal.
Kantor Felix - Ruang Kerja Felix - Pagi
Felix sedang berusaha menelpon seseorang
"Pagi Sis .. kamu telpon Alexis berkali-kali buat apa?"
"Siapa yang telpon? Aku gak telpon kok? eh Fel ..bby the way, kamu serius gak mau garap iklan produk aku lagi?" Sisca mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ntar dulu deh ngomongin soal itu, jawab dulu pertanyaan aku!!"
"Apa pentingnya aku telpon perempuan kamu itu coba? jangan asal deh..." Jawab Sisca dengan cuek.
"Soalnya .. saat kamu telpon tadi malam Alexis memperlihatkan sama aku nomor yang masuk, dan aku tahu betul itu nomor kamu.."
"Oh yaa? Terus yang matikan itu kamu dong kalo gitu? Kamu mau garap gak proyek iklan produk aku? Kalau gak aku akan teror Alexis terus!!" Ancam Sisca
Felix gak langsung jawab, lama dia termenung memikirkan ancaman Sisca. Akhirnya Felix menyerah dengan ancaman Sisca.
"Oke deh, aku akan garap iklan kamu ..btapi lokasi shootingnya di Jakarta aja ya, jangan di luar kota lagi, udah dulu ya sis, aku ada meeting dengan client nih dikantor.."
"Okay ... see you tomorrow ya.."
Felix langsung mematikan telponnya, dia mulai serba salah, terima job dari Sisca otomatis akan memperpanjang hubungannya dengan Sisca. Setiap shooting Sisca selalu sudah booking hotel di dekat lokasi shooting. Dan itu artinya dia harus kembali melayani Sisca yang hypersex. Sementara hubungannya dengan Alexis sedang begitu harmonis.
Sebuah Cafe - Teras Cafe
Brendo sedang santai sendirian sambil ngopi di eksterior cafe, sambil merokok dan ngopi dengan sedikit cemilan di atas meja. Brendo berusaha menelpon seseorang.
"Selamat pagi tante..." Ternyata Brendo telpon Alexis, Alexis yang baru selesai mandi pagi, mau siap-siap keluar rumah.
"Pagi Brendo .. ada apa telpon? Kamu butuh uang?" Cecar Alexis
"Tante lagi di rumah gak? Aku mau kerumah nih .. kangen banget sama tante, aku bingung gak ada teman." Brendo menggoda Alexis
"Tante mau keluar Brendo, tante udah gak ada waktu ketemu kamu.." Alexis sudah mulai merasa terganggu dengan Brendo.
"Jangan ngomong gitu dong tante, ntar aku jadi nekad nih!! Sekarang tante temui aku? Atau kita ketemu?" Ancam Brendo. "Tante atur aja tempatnya, kalau gak aku akan datangi kantor suami tante?" Brendo mulai nekad
"Mau kamu apa sih Sebetulmya Brendo? Bisa gak kita sudahi aja hubungan kita? Kamukan saya kontrak, meskipun masa kontraknya belum selesai?" Tanya Alexis
"Nah itu dia tante, selesaikan dulu kontraknya, kan masih ada dua kali pertemuan, setelah itu terserah tante mau perpanjang atau tidak, aku fine kok.."
"Justeru tante sudah tidak mau terusin sisa kontraknya Brendo, boleh dong gitu, itukan hak tante.." Alexis coba mengecek keluar kamar takut ada yang menguping pembicaraannya dengan Brendo.
"Yaudah, kalau tante gak mau aku kekantor Om Felix aja deh.."
"Jangan Brendo!! Dia sangat sibuk hari ini, yaudah kita ketemu deh.."
Alexis mematikan sambungan telponnya dengan Brendo, dia langsung keluar kamar menuju ke dapur untuk pamit sama pembantunya.
"Bik, saya jalan dulu ya .. nanti kalau anak-anak pulang sekolah bilang aja saya pergi arisan, ketemu teman-teman ya.."
"Baik nyah.. " Balas bik sum, sambil mengantar Alexis ke halaman.
Alexis masuk ke mobilnya, sebuah mobil SUV buatan eropa. Bik sum membuka pintu pagar rumah, dan menutupnya kembali begitu mobil Alexis berlalu.
Alexis menuju kearah tol Jagorawi, diperjalanan dia telpon Brendo.
"Brendo! Kamu naik taksi ke arah Jagorawi ya, nanti tante tunggu di sana, sebelum masuk pintu tol ke arah bogor, kamu naik taksi aja nanti tante yang bayar.."
" Nah..!! gitu dong tante, okey aku langsung jalan tante, tunggu ya.."
Alexis kembali gamang menghadapi situasi tersebut, satu sisi dia sangat merasa bahagia dengan kehidupan rumah tangganya sekarang, di sisi lain dia bingung gimana caranya melepaskan diri dari Brendo.
Kurang lebih setengah jam kemudian, sebuah taksi berhenti di samping mobil Alexis, Brendo turun dari taksi langsung masuk ke mobil alexis.
"Lho? Taksinya sudah kamu bayar? " Tanya Alexis sedikit heran.
"Ya iyalah tante, masak sih untuk bayar taksi aja aku gak punya yang, itulah bukti bahwa aku gak menolak kesempatan yang tante berikan.."
" Okey, sekarang kita ke puncak aja ya, saya takut kalau di dalam kota ada yang lihat.."
"Ngapain jauh-jauh tante? Puncak macet tauk!! Aku kasihan sama tante nanti."
"Yaudah .. sekarang kamu yang nyetir deh, terserah kamu mau kemana, yang penting aman.."
Mobil Alexis melaju kearah tol Cijago, Brendo mengarahkan kesuatu tempat seperti drive in hotel di daerah sekitar Depok. Brendo sepertinya sangat familiar dengan wilayah yang dituju.
Bersambung
Jangan lupa like dan comment-nya agar saya semakin semangat untuk melanjutkan ceritanya.
Terima kasih Apresiasinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [ COMPLETE ]
RomansaCerita ini sudah di edit ulang dan diperbaharui dengan membuang adegan vulgarnya. Cerita ini sudah selesai [ COMPLETE ] Cerita Dewasa 18+: sepasang suami isteri yang sudah kehilangan rasa, karena terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehin...