Felix berusaha mencari solusi untuk kehidupan rumah tangga dan usahanya, dia butuh bantuan Alexis untuk mencari jalan tengahnya. Untuk sebuah kebaikan bersama dan masa depan keluaga dan usaha Felix, tangan Alexis selalu terbuka, karena biar bagaimanapun, dari usaha itulah Felix bisa menghidupi keluarganya.
Felix ingin membersihkan usahanya dari berbagai praktik kotor yang dia lakukan, dia mengajak Alexis untuk membantu membenahi usahanya. Felix meminta Alexis, meng-handle hubungan dengan klien, interaksi terkait pekerjaan akan di tangani oleh Alexis, sebagai Account Director, yang membawahi account executive.
Sementara, Felix hanya mengurusi soal menejerial perusahaan, dan urusan produksi saja. Felix dan Alexis bertemu di suatu tempat, di executive lounge, sebuah hotel terkenal di Jakarta.
"Lex, aku serius ingin memperbaiki semua keadaan yang sedang kita hadapi, yang dampaknya bisa kemana-mana." Felix membuka pembicaraan. "Aku sangat menyadari, apa yang aku lakukan adalah kesalahan besar, untuk merealisasikan niat itu, aku butuh keterlibatan kamu." Sambung Felix
"Seperti apa keterlibatan aku? Kan selama ini kamu minta aku tidak bekerja, kok tiba-tiba sekarang aku harus bekerja?" Tanya Alexis
"Begini Lex, persoalan terburuk semua ini aku penyebabnya, maka aku menarik diri dalam hal interaksi dengan klien."
"Jadi, untuk urusan itu nanti kamu yang handle, bukan aku lagi, dan kamu tidak harus setiap hari bekerja, kamu hadir cukup untuk interaksi dengan klien. Aku hanya mengurusi soal produksi, dan menejerial perusahaan."
"Kamu yakin itu merupakan solusi dari semua persoalan kita?" Alexis memastikan dengan pertanyaan
"Yakin Lex, dengan kehadiran kamu, aku ingin tidak ada lagi yang akan aku rahasiakan di belakang kamu."
Setelah pertemuan itu, Alexis berusaha untuk berpikir secara objektif dan dewasa, dia tidak ingin mengedepankan egonya. Biar bagaimana pun, Felix sangat bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga mereka. Seburuk apa pun kelakuan Felix, dia tetaplah ayah dari anak-anaknya, dan masih berstatus sebagai suaminya.
Alexis mencoba mengemukakan kepada anak-anaknya, bahwa dia akan kembali bekerja, namun tidak setiap hari, dan juga pekerjaan yang dikerjakan, tidak menghabiskan waktu sepanjang hari. Reaksi anak-anaknya sangat positif, mereka men-support Alexis,
"Gak apa-apa mam, mami kerja aja, daripada mami suntuk di rumah, toh gak setiap hari kan?" Kata Fence
"Mamikan sudah biasa bekerja, ya gak apa-apa mam, kita udah pada gede kok." Mica menimpali ucapan Fence kakaknya.
Setelah mendengar respon dari anak-anaknya, Alexis jadi semangat untuk membantu Felix, dengan harapan, semoga apa yang dilakukannya akan mengubah keadaan. Alexis mengutarakan hal itu pada Felix, bahwa dia bersedia membantu Felix. Felix pun merasa senang dengan semua itu.
***
Semua proyek yang sedang ditangani perusahaan Felix, sekarang di handle oleh Alexis, begitu juga proyek-proyek dari Adriana. Secara profesional, Adriana tidak lagi mempermasalahkan, dia tidak ingin terlalu mencampur-adukkan soal perasaannya terhadap Felix dengan pekerjaan.
Adriana sadar kalau Felix menghindar untuk berinteraksi dengan dia, sehingga dia menempatkan Alexis menggantikan posisinya. Adriana pun dalam berinteraksi dengan Alexis tetap sangat profesional, dia tidak ingin ada perasaan cemburu pada Alexis. Bagi Adriana, perusahaan Felix sangat profesional dalam mengerjakan proyeknya, dan hasil kerjanya pun sangat bagus.
Pertama kali Alexis bertemu Adriana, dia sadar betul kalau orang yang ada dihadapannya, adalah wanita yang ada di dalam foto bersama Felix, namun karena sikap Adriana terkesan wajar-wajar saja, sehingga Alexis pun tidak terlalu memikirkan hal itu, dia tetap bersikap dewasa dan profesional, biar bagaimana pun, Adriana adalah klien yang harus dia hargai.
Sebagai mantan sekretaris direksi perusahaan asing, Alexis mempunyai banyak relasi. Dia memanfaatkan semua relasinya, untuk bisa bekerja sama dengan perusahaannya, sehingga tidak terlalu tergantung pada satu atau dua perusahaan saja.
Setelah satu minggu Alexis terjun langsung membantu Felix, perubahan besar terjadi, Felix benar-benar tidak lagi berinteraksi dengan klien, sehingga aktivitas perusahaan benar-benar didominasi oleh Alexis. Alexis merasa enjoy dengan pekerjaannya, dan perubahan yang diperlihatkan Felix pun membuat dia yakin, kalau Felix memang ingin memperbaiki keadaan.
Felix tidak ingin meminta untuk pulang kerumah, sebelum Alexis yang memintanya, dia masih bertahan tinggal di apartemen, sudah hampir dua minggu. Suatu saat, Alexis minta diajak ke apartemen Felix, betapa kagetnya Alexis, apartemen yang ditempati Felix tidak seperti yang dia bayangkan.
"Kamu gak salah Fel? Kok mau tinggal di apartemen yang sesempit ini?" Tanya Alexis dengan kaget
"Ya buat apa aku sewa apartemen mewah, kalau aku sendiri jarang menempatinya." Felix memberikan alasan
"Maksud kamu?"
"Aku lebih banyak menghabiskan waktu di kantor Lex, aku pulang ke apartemen cuma buat mandi dan ganti baju."
"Kenapa begitu? Kamukan kerja, dan perlu istirahat Fel?"
"Setiap malam aku susah tidur Lex, kalau aku di sini, pikiranku bisa sumpek, di kantor aku bisa ngaso, aku bisa mengerjakan sesuatu."
Alexis tersentuh hatinya melihat kenyaataan kehidupan Felix, setelah keluar dari rumah. Akhirnya, dia kemas semua barang-barang Felix yang ada di apartemen, di bawanya pulang kerumah. Felix pun akhirnya di bawa pulang kerumah sama Alexis.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [ COMPLETE ]
Roman d'amourCerita ini sudah di edit ulang dan diperbaharui dengan membuang adegan vulgarnya. Cerita ini sudah selesai [ COMPLETE ] Cerita Dewasa 18+: sepasang suami isteri yang sudah kehilangan rasa, karena terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehin...