Alexis sangat memahami karakter Felix, janji makan malam yang ditawarkan Felix, tidak terlalu diharapkan oleh Alexis. Bukan cuma satu dua kali Felix tidak memenuhi janjinya, kalau Alexis tuliskan dalam sebuah catatan, maka akan panjang sekali isi catatan tersebut.
Hari sudah menjelang sore, sementara Felix sedang presentasi konsep rancangan iklan yang dipesan perusahaan Adriana. Acara presentasi itu sudah direncanakan Adriana serapi mungkin, di sebuah resort di pinggiran kota, di mana Adriana sudah menyiapkan sebuah cottage, di samping juga ball room untuk presentasi.
Ada kegelisahan Felix terkait janjinya pada Alexis, dan dia tidak bisa memperkirakan presentasi akan selesai jam berapa. Felix mengabarkan Alexis kalau rencana makan malam di luar seperti nya akan batal, Alexis yang sudah tahu kebiasaan Felix hanya menjawab kabar Felix dengan sangat santai,
"Yaudah, gak usah dipaksaka Fel, kalau memang urusan kamu belum beres."
Sikap Alexis yang penuh pengertian seperti itu, malah membuat Felix merasa bersalah pada Alexis. Dia tidak menyangka kalau Alexis yang dulu sangat arogan, sekarang malah berubah dengan sangat drastis,
"Aku jadi malu sama kamu Lex, yang selalu mengerti aku." Ucap Felix
Alexis hanya terdiam, dia tidak membalas apa yang diucapka Felix.
"Aku akan sediakan waktu khusus untuk kita berdua Lex."
"Ini masih janji kan? Gak usah diomongin Fel, kamu langsung action aja nanti, toh aku gak kemana-mana." Alexis langsung mematikan hapenya.
Felix sangat mengerti, kalau Alexis melakukan itu karena dia susah teramat jengkel dengan janji-janji Felix. Felix kembali masuk ke ruang presentasi, dia melihat Adriana sudah duduk di bangku terdepan, begitu dia lihat Felix, Felix langsung diminta untuk mendampinginya.
"Gak harus kamu yang presentasi Fel, cukup anak buah kamu."
"Kamu duduk di samping aku aja." Pinta Adriana
Adriana dengan penampilannya yang super seksi, dengan gaun yang belahan dada yang rendah, terlihat sangat menyolok di dalam ruangan itu, terlebih lagi, bagian bawah gaunnya, dengan belahan samping yang cukup tinggi, sehingga pesona penampilannya benar-benar menggoda.
Selama presentasi berlangsung, fokus pandangan Felix tidak hanya ke depan, kadang dia melirik paha Adriana yang begitu mulus di sampingnya, lewat belahan gaun yang sengaja dikenakan Adriana, untuk mengundang pandangan para lelaki yang mengagumi kecantikanya.
Ditengah presentasi berlangsung, Adriana membisikkan sesuatu ditelinga Felix,
"Selesai presentasi jangan langsung pulang, aku tunggu kamu di cottage." Bisik Adriana
Felix tidak menjawab permintaan Adriana, dia cuma manggut-manggut, seakan mengiayakan permintaan Adrianna. Lirikan dan senyuman nakal Adriana, mengisyaratkan, bahwa dia sangat mengharapkan.
Felix kembali teringat dengan Alexis, yang penuh kesetiaan menunggunya di rumah, sementara dia sendiri sudah ditunggu perjamuan untuk selingkuh. Betapa dia merasa berdosa pada Alexis, yang terus menerus dia khianati kesetiaannya.
Ada perasaan tidak ingin memenuhi permintaan Adriana, namun di sisi lain dia tidak ingin meninggalkan begitu saja, hidangan lezat yang sudah disiapkan Adriana. Belum tentu ada lelaki lain yang bisa dapat perjamuan seks Adriana, dia merasa menjadi lelaki yang paling beruntung.
Begitulah Felix, sangat sulit dia menghindar dari tawaran seks, apalagi wanita yang memberikan tawaran, adalah wanita yang sangat sesuai dengan selera syahwatnya. Alexis di masa mudanya, tergolong perempuan yang seksi dan menggairahkan, itulah makanya dia tidak bisa melupakan Alexis begitu saja.
Adriana terlihat sudah sangat gelisah, dia ingin presentasi segera selesai, sehingga dia bisa menikmati malam bersama Felix di cottage yang sudah dia siapkan. Lepas dari cengkraman Sisca, Felix masuk dalam cengkraman Adriana. Seperti halnya terlepas dari mulut harimau, malah masuk mulut buaya.
Sangat sulit bagi Felix untuk melepaskan diri dari daya pikat seorang perempuan, sehingga dia selalu tergantung pada perempuan, terlebih lagi perempuan tersebut memberikan keuntungan pada perusahaannya.
"Felix, presentasinya bisa lebih simple gak ya, supaya gak membosankan, bagian yang gak penting dilewatkan aja." Pinta Adriana
"Ya gak bisa dong, karena story board ini sudah dirancang sesuai dengan detail yang dibutuhkan."
"Udah mendekati bagian akhir kok, tenang aja, mau kemana sih? Mau buru-buru amat.. " Felix becandain Adriana
Adriana cuma senyam-senyum mendengar candaan Felix, dalam hatinya Felix tidak menyadari, kalau dia sudah sangat menginginkan kebersamaannya dengan Felix, dia ingin menebus kekalahannya pada kencan pertamanya tempo hari.
Adriana terus melirik ke arah Felix, sementara yang dilirik pura-pura gak tahu, akhirnya Adriana WhatsApp Felix, begitu ada notifikasi masuk di hapenya, Felix buru-buru buka,
"Fel, aku udah horny tauk, kamu pura-pura gak tahu aja!!"
Felix langsung membalasnya,
"Tahan aja Dri, ntar tumpah sendiri." Sambil kasih emoticon ketawa
Felix langsung melirik ke Adriana, dia ingin lihat seperti apa Adriana membaca chatnya, Adriana membalas lirikan Felix, kedua tatapan mereka sudah memberikan isyarat, yang hanya mereka berdua yang tahu.
Felix bagi Adriana sudah seperti sosok pemuas nafsunya, yang juga membantunya dalam hal pekerjaan. Simbiosis mutualism keduanya terasa sangat klop. Bagi Felix, Adriana adalah pengganti Sisca, tapi Sisca lebih berumur jika dibandingkan Adriana.
Baginya, Adriana adalah maghma yang mampu memberikan kehangatan di saat dia sangat membutuhkan. Felix benar-benar sudah terperangkap daya pikat Adriana yang begitu besar. Sulit baginya menolak ajakan kencan Adriana.
Adriana tipikal perempuan yang sangat menikmati Quickie Sex, tidak mementingkan durasi, dia cuma membutuhkan pelepasan hasratnya yang begitu besar. Sebagai seorang yang sangat sibuk, sepertinya Adriana sudah terbiasa melakukan quickie sex, sehingga dia sangat menikmatinya.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [ COMPLETE ]
RomanceCerita ini sudah di edit ulang dan diperbaharui dengan membuang adegan vulgarnya. Cerita ini sudah selesai [ COMPLETE ] Cerita Dewasa 18+: sepasang suami isteri yang sudah kehilangan rasa, karena terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehin...