~ Alexis Bawa Felix Pulang ~

3.2K 112 7
                                    

Dalam perjalanan pulang ke rumah, sepanjang jalan Felix hanya duduk terdiam. Sementara Alexis seperti seorang ibu yang sedang menceramahi anaknya. Entah terbuat dari apa hati Alexis, yang sangat mudah memaafkan, entah cinta seperti apa yang ia miliki, sehingga hatinya selalu tulus untuk mencintai pasangannya.

Berapa kali cintanya dikhianati, sebanyak itu pula dia memaafkan penghianatan Felix. Sehingga Felix sampai kehabisan kata-kata, melihat kebesaran hati Alexis, yang tangannya selalu terbuka pada Felix,

"Doa seorang perempuan yang tersakiti itu, sangat di dengar Tuhan Fel, tapi meski aku terus kamu sakiti, tidak sekalipun aku mendoakan agar kamu sakit dan hancur." Ujar Alexis 

Alexis kembali meneruskan ucapannya, "Itu karena aku mencintai anak-anak, aku tidak mau kamu hancur, dan anak-anak menerima akibatnya." Lanjut Alexis

Karena Felix tetap terdiam, Alexis pun melanjutkan ucapannya, "Doa aku cuma satu pada Tuhan, agar Tuhan membuka pintu hati kamu, agar kamu tidak jatuh kelobang yang sama berkali-kali.. keledai binatang yang paling bodoh aja, gak mau jatuh kelobang yang sama, sampai dua kali, masak sih kamu mau lebih bodoh dari keledai?" 

Felix masih terus berdiam diri mendengar ocehan Alexis, sedikit pun dia tidak mau membantah. Dia sadar apa yang dikatakan Alexis semuanya benar, sikap baik Alexis terhadapnya membuat dia tersadar, betapa Alexis menjaga keutuhan rumah tangga, dan tidak ingin anak-anak tahu, kalau rumah tangganya sedang bermasalah.

"Kamu tahu Fel? Kenapa aku tidak mau memberikan reaksi dengan amarah? Karena aku tidak ingin, memberikan bekas dalam ingatan anak-anak, bahwa rumah tangga kita ada masalah." Alexis terus mengingatkan Felix

Felix hanya diam mendengarkan apa yang dikatakan Alexis, Alexis terus berbicara tanpa peduli di dengar atau tidak oleh Felix, 

"Aku ingin anak-anak selalu merasa bahagia, agar mereka mencapai usia dewasa, tidak terganggu dengan masalah orang tua.. Coba deh kamu flashback, komitmen kita, saat ingin kembali rukun, dan aku akhirnya berhenti dari pekerjaanku, karir yang sangat aku banggakan." 

"Itu semua aku lakukan demi apa? Kamu tahu gak? Semua demi keutuhan, demi anak-anak Fel... aku tidak bodoh Fel, jangan anggap aku bodoh, sehingga kamu bisa seenaknya mempermainkan perasaan aku."

Mobil yang dikendarai Alexis sudah memasuki kawasan perumahannya, Alexis mengingatkan Felix tentang apa yang harus dikatakan pada anak-anak nanti, kalau seandainya anak-anak bertanya,

"Nanti kamu bilang sama anak-anak, aku jemput kamu di bandara, karena kamu yang meminta, mobil kamu ada di kantor." Pesan Alexis

"Okey Lex.. " cuma itu ucapan yang keluar dari mulut Felix

Begitu mobil sampai di depan pintu pagar rumah, Alexis membunyikan klakson, lalu seorang ART keluar membukakan pintu pagar. Mobil masuk dan parkir di depan garasi. Alexis dan Felix turun,

"Mbok, tolong barang-barang di bagasi diturunkan ya."

"Baik nyah.." Jawab ART

Anak-anak kaget melihat papinya pulang bersama maminya, dan mereka begitu senang ketemu papinya, yang sudah dua minggu pergi dengan alasan tugas keluar negeri.

"Senangnya lihat papi pulang, oleh-olehnya apa nih pi?" Tanya Mica

"Maaf ya sayang, papi gak bawa oleh-oleh untuk kalian, papi janji, besok kita belanja ya."

"Gak apa-apa pi, papi pulang aja kita sudah senang kok, tapi gak apa-apa juga sih kalau mau ngajak belanja." Tambah fence ikut nimbrung.

Mereka ngobrol di ruangan keluarga, anak-anak nempel di kiri-kanan Felix, mereka sangat kangen kehadiran Felix. Semua suasana itu sangat terkesan kalau mereka semua bahagia, Alexis pun memperlihatkan sikap yang sama, yang seolah-olah tidak ada masalah diantara mereka.

Anak-anak bersikap manja pada papinya, mereka anak-anak yang tidak punya masalah, baik di rumah maupun di luar rumah, mereka anak yang terdidik sangat tertib, itulah buah perbuatan seorang ibu, yang selalu telaten memperhatikan kebutuhan anak-anaknya.

Melihat situasi itu, hati Felix sangat bahagia, Alexis sangat pintar mengendalikan semua keadaan, sehingga anak-anak tidak tahu, tentang apa yang terjadi diantara kedua orang tuanya. Situasi itu, membuat Felix semakin tersadar, bahwa dia harus mampu menjaga keutuhan rumah tangganya.

Bagi Felix, Alexis memang perempuan yang luar biasa, di rumah semua urusan rumah tangga beres dia tangani, di perusahaan pun juga begitu, sehingga usaha yang mereka jalankan bersama, bertambah maju, dan berkembang dengan pesat.

Suasana rumah yang sejuk dan damai tersebut, membuat Felix nyaman, dia sangat bahagia berada di dalam keluarganya. Tidak ada yang menggangu pikirannya, dia merasa, Alexis sudah berhasil menghadirkan surga di dalam rumah tangga mereka.

"Papinya kasih waktu buat istirahat dulu ya, kalian juga harus istirahat, besok kan mau sekolah." Pinta Alexis pada anak-anaknya 

"Masih kangen mi sama papi." Jawab Mica

"Besok pagi kan bisa ketemu papi lagi ya." Bujuk Alexis

"Mulai besok, papi akan banyak waktu sama kalian, papi akan selalu sediain waktu untuk kalian ya." Janji Felix pada kedua anaknya 

Felix masuk kekamar, dan Alexis menyiapkan semua kebutuhan Felix untuk mandi.

"Kamu selama ini kurang tidur kan? Malam ini kamu tidurlah dengan nyenyak, kamu sekarang sudah berada di surgamu .. kami semua sangat mencintai dan menyayangi kamu, itulah harta yang harus kamu pelihara."

Sebelum masuk ke kamar mandi, Felix memeluk Alexis dengan penuh kasih sayang, namun ketika dia ingin mencium bibir Alexis, Alexis menolaknya,

"Kamu mandi dulu gih, bikin diri kamu nyaman di bathtub, aku sudah siapin semuanya kebutuhan mandi kamu."

"Terima kasih sayang." Itulah pertama kali Felix mengucapkannya pada Alexis, saking dia berterima kasih pada Alexis yang sudah sangat berbaik hati padanya.

Bersambung.. 

Love Affair [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang