Belum lama Felix masuk kamar mandi, Alexis masih berada di kamar siap-siap untuk tidur, tiba-tiba dia mendengar Felix mengerang dari kamar mandi, cuma erangan tidak jelas apa yang dikatakan Felix. Alexis segera menuju ke kamar mandi, dia kaget melihat mulut Felix yang rada menyon, tangan dan kakinya kaku tidak bisa digerakkan.
"Kamu kenapa Fel?" Tanya Alexis, namun Felix cuma menjawab dengan artikulasi yang tidak jelas
Alexis segera panggil anak-anak, untuk menjaga ayahnya, dia telepon emergency call minta segera datang, dan dia memberikan alamat dan posisinya berada. Dia tidak tahu harus berbuat apa, selain meminta pertolongan pada Emergency call, agar mengirim paramedis kerumahnya.
Alexis berusahamenolong Felix untuk bangkit, namun kaki dan tangannya kaku, sehingga susah untuk digerakkan. Dia mencoba browsing di google, untuk mencari tahu tentang pertolongan pertama, namun dia tidak tahu penyakit apa yang sedang dialami Felix.
Tidak seberapa lama kemudian, ambulance 911 datang, pembantu Alexis sudah membuka pintu pagar, sebelum ambulance datang. Paramedis langsung menurunkan brankar, dan meembawanya menuju ke kamar Alexis. Felix yang masih dalam keadaan telanjang, dikeluarkan dari bathtub, dan tubuhnya dibalut dengan selimut, dan digotong ke atas brankar.
Alexis dan anak-anak, siap-siap untuk mengikuti ambulance, dengan mengendarai mobilnya. Sebelum berangkat dia sudah berpesan pada pembantunya agar hati-hati di rumah.
Ambulance keluar dari halaman rumah Alexis, diikuti oleh Mobil Alexis dari belakang, menuju rumah sakit yang terdekat. Sepanjang perjalanan, Fence dan Mica bertanya pada maminya,
"Papi emangnya kenapa mi? Kok tiba-tiba begitu?" Tanya Mica
"Mami juga gak tahu, mungkin papi terlalu capek, semoga aja papi gak kenapa-napa ya."
"Iya mi, kita doain papi biar cepat sembuh ya mi." sambung Fence, yang terlihat sangat mencemaskan keadaan papinya.
Ambulance sudah memasuki halaman sebuah rumah sakit, begitu sampai di depan IGD, Felix langsung di bawa ke emergency room, dan langsung mendapatkan penangangan. Alexis dan anak-anak menunggu diruang tunggu dekat emergency room.
Alexis terlihat memeluk kedua anaknya, mereka sangat cemas menghadapi keadaan Felix, namun tidak lama setelah itu, dokter keluar dari ruang emergency, dan memanggil Alexis,
"Bapak cuma kena serangan stroke ringan, untungnya segera dibawa kerumah sakit tadi."
"Kira-kira bisa sembuh gak dok?"
"Kalau stroke ringan biasanya dalam waktu 24 jam sudah bisa pulih kembali, tidak terlalu mengkuatirkan ... tapi kalau lambat mendapat penanganan, bisa benar-benar stroke akibatnya, kita berdoa saja semoga bapak bisa kembali sehat."
"Apa saya sudah bisa masuk untuk melihat dok?"
"Silahkan bu, mungkin dengan adanya ibu di dekatnya, bapak bisa lebih besar hatinya."
Alexis dan anak-anak masuk ke emergency room, dia melihat mulut Felix sudah tidak separah sebelumnya, sudah tidak terlalu menyon, hanya saja tetap belum bisa bicara, mulutnya masih kaku, matanya tetap melek, dan bisa melihat orang-orang disekitarnya.
Berdasarkan keterangan dokter lebih lanjut terkait yang dialami Felix, penyebab umumnya tergantung pada daerah otak yang dipengaruhi oleh hilangnya suplai darah, dan dapat termasuk perubahan sensasi atau kontrol motorik tubuh.
Penyakit disfungsi neurologis ini juga disebabkan oleh hilangnya sementara aliran darah ke otak, sumsum tulang belakang, atau retina pada mata.
Parah atau tidaknya kondisi stroke ringan, tergantung pada seberapa banyak jaringan otak yang kehilangan pasokan darah. Misalnya, seseorang yang memiliki stroke ringan mungkin mengalami kelemahan sementara di tangan atau kaki, tetapi mereka dengan stroke yang lebih berat dapat secara permanen lumpuh di satu sisi tubuh mereka atau tidak dapat berbicara. Jika suplai darah tidak cepat dipulihkan, maka akan menjadi kelumpuhan atau sakit stroke permanen.
Alexis memang harus perlu tahu tentang apa yang dialami Felix, dan apa yang menyebabkannya. Sangat diduga faktor stress, dan kurangnya tidur, sehingga Felix dapat serangan mendadak yang menyebakan mulut, tangan, dan kakinya kaku tidak bisa digerakkan.
Setelah mendapat penanganan selama sekian jam di ruang emergency, Felix dibawa ke ruang perawatan, Alexis dan anak-anak bisa mengawasi Felix secara langsung. Alexis hanya menemani Felix, dia tidak banyak bicara, begitu juga anak-anak, yang sangat prihatin dengan kondisi papinya.
Felix sedang menghadapi ujian dari perbuatannya selama ini, dia di peringatkan Tuhan dengan sebuah penyakit, agar dia ingat akan keterbatasan dan kelemahannya sebagai manusia. Kalau dia masih tidak juga bisa menyadari semua apa yang sudah dilakukannya terhadap Alexis, bisa jadi dia akan menghadapi stroke.
Alexis melihat mata Felix basah oleh airmata, dia dekati Felix, dia genggam tangan Felix. Felix menarik genggaman tangan Alexis kearah bibirnya, dia mencium tangan Alexis dengan matanya yang semakin basah. Anak-anak terharu melihat suasana itu, tidak ada kata-kata yang di ucapkan Felix.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair [ COMPLETE ]
RomanceCerita ini sudah di edit ulang dan diperbaharui dengan membuang adegan vulgarnya. Cerita ini sudah selesai [ COMPLETE ] Cerita Dewasa 18+: sepasang suami isteri yang sudah kehilangan rasa, karena terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehin...