Adalah Pancamakara, atau lima 'ma'. Ritual Sekte Bhairava yang telah punah. Lahir dari sinkretisme antara Budha Tantrayana dan Hindu Shiwa, Aliran Bhairava berkembang pada pertengahan abad ke-11 di Indonesia. Berbeda dengan aliran Mahayana yang mencapai pencerahan dengan melepaskan diri dari segala kemelekanan untuk mencapai Moksa. Aliran Bhairava justru melepaskan diri dari kemelekatan dengan 'mengalami'-nya.
Matsiya (Ikan), Mamsa (daging), Madya (mabuk minuman kėrȧs), Mudra (menari ėrȯtïs hingga kesurupan), dan Maithuna (berhubungan sėks bebas). Maka jangan heran jika kau mendapati penganut aliran Bhairava beribadah di pekuburan, tėlȧnjȧng bulat dan menari-nari dengan satu kaki, mabuk dan melakukan ritus sėks rahasia untuk mencapai pencerahan. Karena hȧsrȧt Primordial tidak seharusnya dikekang. Hanya dengan memperturutkan segala hawa nȧfsü , niscaya engkau akan mengutuh dengan 'Yang Satu'. Katarsis yang paripurna. Moksa.
Sejarah mencatat beberapa nama raja-raja Nusantara sebagai penganutnya, Raja Adityawarman (Arya Damar) dari Sumatera, Raja Kertanegara dari Singasari (menganut Tantra Kalacakra), dan yang paling terkenal adalah Calon Arang, Janda dari Dirah, ─tokoh setengah sejarah, setengah mitos─ yang menebar teror ilmu hitam di kerajaan Daha. Penganutnya digambarkan dalam pȧhȧtan arca seram dan berdiri di atas tumpukan tengkorak, Aliran Tantra Bhairava dipercaya dapat memberikan kewibawaan dan kekuatan bagi raja-raja Nusantara pada masa itu untuk menumpas musuh-musuhnya.
Masuknya Islam di Jawa pada abad ke 15, menggerus sisa-sisa penganut Bhairava. Praktik Mesatya, pengorbanan para Janda yang ikut dibakar hidup-hidup bersama jasad suaminya di Bali adalah yang terakhir tercatat dalam era modern, sebelum dihapuskan oleh kolonial Belanda pada tahun 1906. Tapi sama seperti kekuasaan manusia yang senantiasa dipergilirkan di kolong langit, tak ada yang baru di bawah matahari, yang ada hanyalah seuatu yang tampak baru, namun sebenarnya merupakan perulangan dari hal sebelumnya.
"Ritual sėks di gunung Kemukus. Ritual tėlȧnjȧng di candi Lumbung. Ilmu Pangleakan di Bali. Percayalah, ruh Bhairava bisa berkoeksistensi dengan ajaran manapun. Islam, Kejawen, Hindu. Kamu tahu? bahkan tradisi Kenduri awalnya diajarkan oleh Sunan Bonang untuk mengislamkan sisa-sisa penganut aliran Bhairava."
Pemuda berambut ikal sedagu itu berkata tanpa melepaskan pandangan dari rangakaian gambar relief candi yang sudah diliputi lumut.
"Aliran sesat." Kirana yang berdiri di sebelahnya mendengus meremehkan.
"Siapa yang bisa menentukan sesat atau tidak? Tuhan? Tuhan yang mana? Tuhan agama-agama Abrahamik? Atau Tuhan aliran penghayat yang dituduh syirik oleh mereka yang merasa tuhannya lebih digdaya?"
"Tapi mengorbankan dȧrȧh perawan? Orang sinting mana yang mau bertuhan kepada 'Tuhan' yang menuntut tumbal nyawa manusia? Darimana logikanya?"
"Itulah misterinya Tuhan. Saking besar rasa cinta hamba-hamba-Nya mereka bisa mengorbankan apapun. Siapapun. Meski mengabaikan logika. Seperti segelintir orang yang dengan dalih pemurnian agama rela meledakkan isi perut di Masjid dan Gereja. Menghalalkan dȧrȧh sesama yang dianggap di luar alirannya. Dan mereka melakukannya dengan bangga sambil menyeru nama Tuhan."
Pemuda itu berbalik dan memperbaiki letak kacamatanya.
"Lalu apa bedanya?"
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
Adalah Lintang Pramudya Adhikara, anak sulung pamannya. Sejak pertama kali ia menjejakkan kaki di di kota J, ia tahu pemuda sebayanya ini bukan seperti manusia kebanyakan. Berbeda dengan otak bebal ibunya. Berbeda dengan kepolosan Kinan yang nerimo apa adanya. Pemuda berusia 22 tahun itu selalu berhasil mėrȧngsang setiap sel-sel otaknya. Darimana logikanya volume otak yang tak seberapa bisa menampung litertur sebanyak itu? Tidak ada pertemuan keduanya yang tidak dikuti perdebatan berjilid-jilid. Dan tak pernah sekalipun Kirana menang. Anehnya Kirana tidak pernah kesal. Ada sesuatu dalam diri pemuda pendiam ini yang membuatnya menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semayam ™
KorkuIni adalah kesekian kalinya Kinanti terbangun dalam kondisi tanpa busana. Cairan licin yang masih menetes deras dari pangkal paha membuat gadis delapan belas tahun itu paham betul, bahwa semalam dirinya telah berjunub dengan dzat yang tak kasat... ...