Ini adalah kesekian kalinya Kinanti terbangun dalam kondisi tanpa busana.
Cairan licin yang masih menetes deras dari pangkal paha membuat gadis delapan belas tahun itu paham betul, bahwa semalam dirinya telah berjunub dengan dzat yang tak kasat...
...
Istighfar adalah kata yang pertama kali terucap dari bibir Kinanti ketika ia membuka mata.
Ya Allah, bagaimana bisa saya terbangun dalam kondisi tanpa busana?!! Padahal jelas-jelas sebelum tidur dirinya masih mengenakan daster batik yang kini malah terlipat rapi di dekat kepala.
Kinanti menggeragap terjaga, menutupi tubuhnya dengan selimut jarik seadanya. Membayangkan ada 'sesuatu' yang diam-diam menelanjangi tubuhnya dalam tidur rasanya terlalu mengerikan!
Barulah ketika mendengar suara pintu kamar kakaknya yang terletak di sebelahnya terbuka, gadis itu melesat keluar dalam balutan pakaian ala kadar. Suara merdu Kirana yang sedang mengaji membuat Kinanti merasa memiliki sedikit keberanian untuk keluar dari persembunyian.
Kinanti membasuh rambut dan tubuhnya banyak-banyak dengan air dingin. Cairan licin yang masih menetes deras dari pangkal paha membuat gadis delapan belas tahun itu paham betul, bahwa semalam dirinya telah berjunub dengan dzat yang tak kasat...
.
.
Jaya S., Mempersembahkan
S E M A Y A M
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keluarga itu menyimpan rahasia, Kirana belum tahu apa. Eyang Buyutnya konon moksa, wafat tanpa meninggalkan jasad yang kasat. Sementara Kinanti, sang adik mengalami kejadian-kejadian ganjil sejak ulang tahunnya yang ketujuh belas.
Keduanya belum mengetahui, ada perjanjian masa lalu yang harus ditepati, suka tidak suka, mau tidak mau. . . .