Karena feedback di chapter kemarin bagus, aku update lagi. Yuk bisa yuk, yang ini lebih panjang.
"Bisa kau usir saja dia?" Ahrin mendengus saat hendak meraih remote televisi, mematikan film erotis yang tengah mereka tonton di atas ranjang kamar utama, sebelum semuanya menjadi berantakan saat Taehyung mendadak datang tanpa di undang.
Sesaat di sana, Jungkook lantas mengudarakan tawa kecil, meraih pinggang si gadis untuk duduk di atas pahanya yang kuat terbalut celana kain pendek bercorak lalu sedikit berbisik, "Jangan keras-keras, Kak Taehyung bisa mendengarmu."
"Yang keras bukan aku," ujarnya seraya menggesek permukaan bokong menuju kepemilikan Jungkook yang telah menegak keras dari balik celana. "Tapi milikmu."
"Sial, lima menit saja, ya?" Pria itu berdecak pelan kala Ahrin terus memberikan rangsangan, menggesek-gesek sesuatu di bawah sana. Menyingkirkan helaian rambut gadisnya untuk mengendus permukaan kulit beraroma vanilla itu dalam-dalam. Memberi jilatan panas dari leher bergerak memanjang menuju cuping telinga, mengulum daun telinga sebelah kiri, Jungkook memainkan lidah panasnya di sana. "Beri aku appetizer sebelum keluar mengusirnya pergi."
Maka sebelum Ahrin kehilangan kontrol diri, ia buru-buru menjambak rambut Jungkook, menjauhkan kepala lelaki itu sembari merengut kesal. "Usir dia dulu, kau bisa memakanku sepuasnya nanti." Keningnya berkerut sementara kakinya berancang-ancang bangkit. Namun sayang sekali, Jungkook dapat melumpuhkan Ahrin begitu mudah, hanya dengan satu tarikan saja, si gadis langsung terjerembab di atas ranjang.
"Bagaimana bisa aku percaya pada pembohong nakal sepertimu?" Mencengkram leher, mendorong pipi Ahrin kian lekat di atas permukaan seprai berwarna kelabu, sementara satu tangan yang lain menaikan gaun tidur istrinya sampai punggung, membuat pipi bokong seputih susu terlihat jelas dengan tali thong hitam melingkari pinggang. "Kau selalu berkata nanti, padahal aku tahu, kau pasti tidur lebih dulu."
"Jangan sampai aku berteriak menggiring para tetangga datang kemari." Ahrin mendesis kala Jungkook perlahan menurunkan tali thong yang membalut area privasinya seraya menciumi pipi bokongnya sedikit bernafsu, banyak menggoda.
"Lalu mereka akan memukuliku karena aku hendak memperkosa istriku?" Terkekeh sejenak lalu melempar celana dalam berwarna hitam tersebut hingga tersangkut di langit-langit, di antara lampu kristal yang tergantung tepat beberapa meter di atas kepala mereka. "Jangankan tetangga, jaksa pun malu mendengar tuntutan darimu."
Ngomong-ngomong, lelaki tidak tahu diri ini memang terbiasa melempar celana dalamnya kemana saja, ke tempat sampah, ke balik sofa bahkan sampai pernah tersangkut di pegangan balkon. Namun sialnya, Jungkook tidak pernah mengindahkan gerutuan Ahrin, tidak peduli seberapa sering gadis itu merajuk.
"Bodoh, itu celana dalam ketigaku yang kau lempar minggu ini!" Memberontak kecil, kedua kakinya menendang-nendang di udara sementara tangannya terulur berusaha menggapai-gapai rambut Jungkook untuk diberikan jambakan kuat. "Semuanya merk Victoria Secret. Mahal, tahu!"
Persis seperti dua hari sebelumnya, Jungkook seolah menulikan telinga bahkan ketika Ahrin mengancam akan membakar semua koleksi majalah dewasa miliknya. Ancaman tersebut hanya dianggap sebagai angin lalu seperti saat ini. Semakin Ahrin marah dan memberontak, semakin membuat gairahnya tinggi melonjak.
"Good girl, get angry like my slut." Beranjak naik, Jungkook terkesiap ketika Ahrin bersiap memberinya satu gigitan mematikan. Maka pria itu lantas menyelamatkan kulitnya dari serangan zombie dengan menjauhkan lengan untuk mencengkram kedua pergelangan tangan si gadis di atas kepala agar tidak kembali memberontak, kemudian membubuhkan satu kecupan di bibir Ahrin sembari berkata, "tunggu sebentar, Honey. Aku akan mengambilnya untukmu setelah menyelesaikan Taehyung. Jangan tidur dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
FanfictionSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...