Chapter 17 || Mantan Petarung MMa

3.6K 665 359
                                    

Rulesnya masih sama ya. 300 vote dan 200 komen aku tulis chapter baru lagi.

 300 vote dan 200 komen aku tulis chapter baru lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SEBAGAI mantan atlet tinju bebas semasa SMA, bukan perkara sulit bagi Jungkook menumbangkan sang lawan dalam satu ronde pertandingan saja. Rusuk patah, bahu bergeser, rahang retak, gigi lepas bahkan sampai bisa melumpuhkan kedua kaki beberapa saat persis seperti yang Ahrin rasakan pada pagi ini.

"Jung, kau yakin tidak mematahkan rusukku tadi malam?" Berbaring menyamping, menatap Jungkook yang kini terduduk di atas sofa, setengah telanjang sementara matanya menatap jauh ke luar jendela bersama secangkir es kopi dan sebatang rokok masih menyala.

Di sana, Jungkook lantas terkekeh ringkas, mematikan bara rokok menekannya pada asbak lalu berjalan mendekat, menghampiri Ahrin yang masih terbaring lemas tanpa sehelai benang pun di balik selimut. "Masih lelah, ya?"

"Lebih dari lelah. Seluruh tubuhku sakit sekali, seperti habis terinjak gajah Afrika."

Ahrin tidak berbohong, bagaimana sentuhan dari tangan kekar Jungkook seperti hendak menghancurkan pinggangnya. Tubuh atletis yang terlatih itu terbiasa melakukan push up lima ratus kali dalam sehari. Ototnya kuat, tenaganya hebat, staminanya luar biasa. Lengannya mampu menopang beban lebih berat, kakinya mampu bertumpu lebih lama sementara pinggangnya tak lelah untuk terus menghentak. Bisa kau bayangkan seberapa handal Jungkook membolak-balik tubuh Ahrin selama semalam penuh hingga nyaris merobohkan tempat tidur mereka.

Menaruh es kopi di atas nakas, Jungkook merapikan anakan rambut Ahrin ke belakang telinga. "Bisa mandi sendiri atau mau aku mandikan?"

"Mandi sendiri. Dimandikan olehmu sama saja dengan cari mati."

Tersenyum cerah sampai matanya turut menyipit, Jungkook kemudian berdiri, menyimpan satu tangannya di balik saku celana kolor berwarna biru laut. "Idam datang mengetuk pintu pagi-pagi sekali, memaksa Kak Seokjin mengantarkan dia ke sini untuk mengajakku bermain di pantai. Kau mau ikut main bersama kami?"

"Sepertinya aku menyusul saja. Aku masih belum kuat berdiri lebih lama."

"Baiklah." Membuka koper lalu menarik kaus pendek putih polos untuk mengganti sweater hitam panjang, menjadikan deretan tatto terlihat semakin jelas melingkari lengan kekarnya. Jungkook mengacak rambutnya asal, menunjuk meja berisikan beberapa piring kecil, besar dan gelas membarak tak jauh di hadapan mereka. "Aku sudah memesan sarapan untukmu sejak tadi. Dihabiskan, ya!"

Namun sebelum Jungkook melangkah pergi, Ahrin sempat meraih pergelangan tangan lelaki itu dan berujar penuh permohonan. "Boleh tidak aku memakai bikini?"

"Bikini?" Jungkook terdiam beberapa saat. "Oh, tentu saja boleh. Kau bebas memakai apapun selagi kau suka." Menatap bikini seksi yang telah disiapkan Ahrin semalam tergantung dalam lemari, Jungkook sontak mengulas senyum penuh arti. "Lagipula, sayang sekali jika tubuh indahmu tidak ikut dipamerkan," ujarnya. "Jangan takut, tidak akan ada yang berani menyentuhmu. Sekedar informasi, aku mantan petarung MMA."

My Illegal Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang