Seperti biasa. Vote dan komennya jangan lupa yaa. Ini panjang sekali maaf kalo ada typo, kekurangan hurup atau pengulangan kata. Kepalaku terlalu pusing meninjau ulang. Siapkan hatimu saat membacanya ya♡
Ruangan sempit itu mendadak lebih mengerikan daripada gambaran neraka yang dijelaskan panjang lebar dalam alkitab. Aera nyaris menjatuhkan diri tak sanggup menopang bobot tubuhnya lagi ketika sepasang kakinya tiba-tiba berubah layu bak bunga yang disiram oleh segelas air mendidih. Jangan tanya seberapa sakit ketika melihat Taehyung berada dalam pelukan wanita lain tepat di depan matanya sendiri. Berciuman mesra dengan tubuh setengah telanjang, celananya turun di bawah paha dan jemarinya mengocok pelan bagian lain seolah memaksa untuk kembali berdiri tegak, basah mengkilat, sementara ceceran sperma tumpah mengotori karpet lengkap bersama celana dalam berenda teronggok di bawah kakinya.
Jadi, apakah mereka akan melanjutkannya lagi kalau ia tidak datang? Kalau saja Ahrin tidak mengirimkan pesan memintanya bergegas ke tempat ini, apakah Taehyung akan menghabiskan sisa malamnya menghajar Ahrin sampai pagi? Sampai melupakan ada istri yang menunggu di rumah dengan cemas sebab Lily sedang sakit dan terus menggaungkan nama ayahnya di sela-sela isak tangis. Tapi apa yang bajingan itu lakukan di sini saat ia mengkhawatirkan keselamatannya setengah mati? Berbagi keringat bersama wanita lain? Lucu sekali.
"Aku menunggu penjelasanmu."
Aera duduk di depan meja rias sesaat setelah berlari dan membawa pulang mobil mereka dari apartemen Ahrin. Disusul oleh Taehyung yang segera memakai kembali semua pakaiannya meski kancing kemeja tidak terpasang benar, belakang sepatu di ijak sampai resleting celana lupa dinaikan. Taehyung berlari tunggang langgang menyusul Aera lalu mengejar mobil mereka dari belakang sambil menumpangi taksi.
"Berikan aku penjelasan selogis mungkin agar aku paham." Barangkali, Aera hanya sedang menunggu alasan pembenaran sekedar meredakan hati yang terus meradang kala menatap Taehyung dalam pantulan cermin; menunduk, duduk di sisi ranjang membuka lebar kedua kaki seraya memijat keningnya sendiri.
"Aku ..." menggigit bibir bawah. Menjambak surainya frustasi. Taehyung lantas menggeleng lambat. "Aku ... tidak tahu. Tidak ada alasan. Aku melakukannya begitu saja. Maaf."
Menahan hujaman panas di kelopak mata. Walau air mulai menggenang, matanya memburam, tetapi Aera tetap melanjutkan. "Kau mencintainya?"
Lagi-lagi Taehyung menggelengkan kepala agak ragu. "Tidak tahu." Sadar bahwa kebohongan demi kebohongan hanya akan semakin menumpuk luka, membesar, bergunung-gunung menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Akhirnya Taehyung memilih jujur meski akan terasa amat menyakitkan.
"Baiklah. Aku menghargai kejujuranmu." Mengangguk paham. Maka atas bentuk apresiasi nyata untuk segala kebrengsekan lelaki itu, Aera akhirnya mengalah dan lebih memilih membebaskan Taehyung. Mengemas seluruh pakaian serta baju-baju Lily ke dalam koper sambil menangis. Sampai-sampai isakan pilu sang gadis menjadi satu-satunya pengisi kekosongan dan isakan itu setara dengan tangan-tangan kuat yang mencekik leher Taehyung hingga dadanya begitu sesak.
Mereka kacau. Sama-sama hancur.
Melihat Aera berkemas, Taehyung lantas mendekat cemas. "Mau pergi ke mana?"
"Pulang. Seharusnya aku tidak ada di sini."
Meraih pergelangan tangan Aera kuat-kuat. Taehyung kembali mengeluarkan beberapa baju di dalam koper lalu melemparnya asal ke atas tempat tidur sembari berkata, "tidak. Aku tidak mengizinkanmu pergi."
Jawaban tersebut sukses memicu tawa sarkas menggema di antara mereka. "Lalu apa yang kau harapkan? Apa kau berharap aku akan memberimu puluhan kecupan menghujani wajah atas semua yang kau lakukan? Hanya orang bodoh yang tetap bertahan dalam kondisi seperti ini, Nam Taehyung. Aku lelah selama ini diamku selalu kau injak-injak."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
Fiksi PenggemarSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...