D I S C L A I M E R & C O P Y R I G H T
All Rights Reserved
Copyright2021® by Blackwhispers98
Paham tetang konsep sebuah pernikahan bahagia? Suami yang siap siaga, jago memasak, pekerja keras, bertanggung jawab, pandai membuat rumah dua kali lipat lebih hangat, dan sederet sifat manis yang tak akan pernah cukup untuk ditulis dalam dua kamus tebal tentang bagaimana memukaunya seorang pria bernama Nam Jungkook, sang pemuda tangguh dari Busan.
Ahrin bahkan sempat memekik kaget pada pagi pertama setelah resmi menyandang sebagai status istri dari Jungkook. Pekikan yang jelas bukan untuk sesuatu yang teramat pedih di antara kedua pahanya apalagi untuk pinggang yang terasa remuk bukan kepalang. Namun pekikan itu keluar ketika menemukan genangan darah mengotori sprai bersama raut wajah Jungkook yang sama terkejutnya sembari berkata, "Apa aku terlalu kasar semalam?"
Oh, Tuhan, kenapa tidak sekalian mengirimnya ke neraka saja? Kenapa harus hari ini? Kenapa harus di hadapan Jungkook?
Alih-alih merasa malu, Ahrin justru mengigit bibir menahan tawa saat mendapati wajah kaget Jungkook menatapnya khawatir. Wajah polos cenderung kaget, mata bulat dengan jejak-jejak bantal pada pipi lelaki itu membuat si gadis ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Lucu sekali. Menggemaskan.
"Oh, sial. Aku lupa." Menepuk dahi, tatapan Jungkook lantas beralih menuju kalender kecil di atas permukaan dinding. "Kau mendapat jatah bulananmu lebih awal?"
Tersenyum seraya menggaruk tengkuk. "Maaf, semalam kau sangat luar biasa. Aku bahkan ragu, semalam aku tertidur, pingsan atau mati suri? Yang jelas aku tidak merasakan apa pun tak seperti biasanya." Menggaruk pelipis canggung, "kau pasti merasa jijik."
"Apa yang kau katakan?" Alis tebal Jungkook sontak menukik tajam. "Cepat bersihkan dirimu sebelum ranjang ini benar-benar berubah menjadi lautan darah."
Gadis yang kini terbirit-birit ke dalam toilet tanpa menghiraukan rasa sakit di pangkal pahanya itu tidak berbohong soal semalam. Jungkook itu luar biasa. Staminanya luar biasa. Agresif. Ahrin bahkan nyaris menyerah saat Jungkook menyerangnya untuk ke tiga kali tepat pada pukul dua pagi. Bayangkan saja, satu kali ronde yang dimainkan Jungkook bisa membuatnya keluar sebanyak lima kali, dan pria itu melakukannya sebanyak tiga kali berturut-turut.
Gila, satu kali pelepasan pun cukup untuk membuat lutut menjadi lemas, sementara Ahrin mendapat lima belas kali dalam satu malam. Wajar jika Jungkook bertanya, "apa aku terlalu kasar semalam?" Walau sejujurnya Ahrin ingin sekali menjawab, "Ya. Kau sangat buas seperti Tirex yang tidak mendapat jatah makan selama satu bulan!"
Tapi jelas, itu tidak mungkin terjadi. Ahrin terlalu mencintai Jungkook, hingga berada ditahap tidak ingin membuat Jungkook terluka meski hanya melalui sebuah ucapan. Dan poin pentingnya, gadis itu tidak mau Jungkook merasa terbebani sampai mengurangi intensitas kegiatan intim di antara mereka.
Tidak apa. Sekalipun ia mati dilahap tirex yang kelaparan, mengerang lalu kehabisan cairan ditubuhnya, Ahrin akan tetap berbaring di bawah lelaki itu. Merasakan bagaimana sentuhan Jungkook yang memabukan. Merasakan bulu-bulu halus di wajah Jungkook menelusuri seluruh tubuh. Menciumi intinya hingga basah dan berdenyut lalu ia akan menjambak surai legam sang pria seraya berteriak, "CEPAT MASUK, AKU INGIN MELEDAK!"
Mengingatnya saja menjadi merinding. Merinding sebab ingin dihujam kembali dengan kasar. Oh, lihat, bahkan bathub seolah-olah melambai menampilkan kembali sederet memori tentang percintaannya bersama Jungkook di dalam toliet. Menungging memegang washtafel, digendong di bawah kucuran shower, atau mengangkangi Jungkook yang duduk di atas closet.
Tidak pacaran, tidak menikah, Jungkook selalu terasa panas saat menyangkut soal tindih menindih. Kamar utama, ruang tamu, ruang keluarga, toilet, dapur, tempat jemuran bahkan di dalam kamar orangtuanya pun tak ayal pernah mereka jajal sewaktu masih berkencan dulu. Barangkali, hanya kandang Gureum yang belum sempat di jelajahi dalam rumah pria itu.
Jungkook memang begitu menyukai tantangan, hingga terkadang membuat Ahrin merasa takut akan kegilaannya yang di luar logika. Meskipun, si gadis sedikit menyukai ketika fantasinya menjadi nyata. Kau tahu, perpaduan hentakan kuat dan jantung yang berpacu untuk sebuah rasa takut, begitu mendebarkan sampai membawa sensasi menyenangkan yang tidak terlupakan?
Jika tidak tahu, kau bisa mencobanya sendiri bersama pasanganmu di dalam kamar orangtuamu atau di halaman rumah ketika semua orang sedang terlelap, misalnya?
Kembali ke topik awal. Setelah terburu-buru membersihkan diri kemudian membalut rambut basahnya menggunakan handuk tipis, Ahrin melangkah keluar dengan jubah mandi, sepasang kaki telanjangnya meninggalkan jejak basah pada lantai kamar.
Hal pertama yang ia temui ketika tubuhnya berdiri di samping pintu cukup membuatnya terkejut. Kamar berantakan yang serupa terhantam badai kini bersih. Tidak ada debu di lantai, semerbak aroma percintaan pun tidak lagi menyengat. Barang-barang kembali rapi pada tempatnya, baju-baju kotor tidak lagi teronggok di bawah ranjang dan lebih parah dari itu, sprai putih dengan genangan darah kini telah berganti dengan sprai baru berwarna biru langit.
Berjalan keluar dengan cepat, menatap satu persatu ruangan mencari presensi Jungkook yang telah menghilang. Hingga tungkainya sampai di ambang pintu dapur, netra coklat Ahrin menemukan prianya tengah memotong beberapa sayuran bersama celemek tertempel melindungi piyamanya dari cipratan minyak.
"Jung, kemana perginya sprai kotor di dalam kamar?"
Terlepas dari kesibukannya bersama sebilah pisau dan beberapa bawang, Jungkook hanya menolehkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Ahrin, menunjuk sprai putih yang tergantung di atas jemuran menggunakan dagunya.
"Kau mencucinya?" tanya Ahrin dengan mata membulat horor. Piyama semalam masih melekat, jejak bantal di wajahnya belum sepenuhnya pudar, rambut kelamnya masih berantakan sedikit berminyak. Ahrin yakin, pria itu belum sempat membersihkan diri apalagi mandi.
Sementara Jungkook lantas mengangguk lalu menjawab, "cepat pakai bajumu dan pakai pembalut yang besar. Jangan sampai darahmu kembali menetes mengotori lantai yang sudah aku pel dengan penuh perjuangan, keringat dan air mata."
Demi Neptunus, bagaimana Ahrin tidak mencintai lelaki yang satu itu jika perlakuannya saja begitu membuatnya melayang?
Apa kau pernah mendengar pribahasa; Jika kau menemukan lelaki yang tepat, maka kau akan mejadi ratu. Tapi jika kau menemukan lelaki yang salah, maka kau akan berakhir menjadi babu. Dan, ya... Jungkook lebih dari tepat untuknya. Namun Ahrin tidak yakin, jika ia adalah gadis yang tepat untuk Jungkook, sebab kalian pasti tahu, siapa yang pada akhirnya akan menjadi babu di dalam rumah ini.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
FanficSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...