Sepenggal memori yang kembali mampir terkadang membuat Ahrin mendadak muak setengah mati. Memori yang mengingatkannya pada ramainya lapangan basket, aroma musim semi, dan lelaki bernomor punggung lima belas dengan headband merah yang selalu ia pandangi dari kursi penonton bersama senyuman lebar dan teriakan tertahan di kerongkongan.
Hari dimana Ahrin pertama kali menemukan pria dengan senyum paling candu sejak pertama kali ia melihatnya berlarian di lapangan kampus. Mendrible bola seiring keringat membasahi jersey berwarna gelap, tertawa kecil bersama kawan-kawannya, mengusap keringat di dahi dan menyugar rambutnya ke belakang. Nam Taehyung, si bintang paling terang kebanggaan team kala itu.
Ahrin tidak mengerti, mengapa perasaan mendebarkan itu tumbuh begitu saja memenuhi dadanya, meleleh seperti marsmellow yang dipanaskan dalam bara api. Menggunung hingga nyaris melebar ke sana-sani. Perasaan yang sama, persis seperti pertama kali ia jatuh pada pesona Min Yoongi dulu. Meski jauh di dalam sudut hati paling dalam gadis itu tahu, perasaan ini tidak seharusnya ada di sana, perasaan sial yang jelas akan mengacaukan segalanya.
"Kau menatap Taehyung terlalu lekat, sampai aku ingin sekali mencungkil kedua matamu."
Seharusnya, Ahrin tidak melupakan sosok itu. Sosok yang membawanya pada tempat ini untuk pertama kali. Tempat dimana ia bisa bertemu hingga membawa jemarinya bertaut dan akhirnya saling mengenal bersama Taehyung. Meski tujuan awal Yoongi membawanya ke sini hanya untuk memberikan semangat dan ciuman mesra di ruang ganti sebelum bertanding, Ahrin tidak menyangka jika hari itu akan membawa perubahan besar dalam sejarah hidupnya hingga detik ini.
"Taehyung, ingin air mineral?"
"Wajahmu berkeringat, ambil tissue ini, Nam Taehyung..."
"Lihat ke sini, ayo foto sekali saja!"
Teriakan-teriakan tersebut menggema memenuhi lapangan indoor hingga nyaris memekakkan telinga setiap orang. Gadis-gadis berpakaian minim dengan riasan tebal dan rambut berkilau mencoba menarik perhatian Taehyung dari deretan kursi penonton, meski si pria tidak pernah menggubrisnya sama sekali. Ahrin seketika terhempas saat menyadari kenyataan bahwa ia tidak lebih dari salah satu di antara mereka.
"Beriminat pergi ke sana untuk berteriak-teriak menyebalkan seperti segerombolan kera?" Yoongi menarik kasar handuk kecil di tangan Ahrin kemudian mengusap keringatnya sendiri. Menekuk wajah hingga tiga lipatan terlukis di atas dahi, pria itu tahu-tahu berbalik kembali menuju lapangan seraya mencebik. "Pergi sana!"
Ahrin tersnyum tipis kala mendapati raut masam Yoongi yang terang-terangan mengungkapkan kecemburuan yang justru membuat wajah gempalnya semakin terlihat gemas. Menunduk menatap ponsel sejenak ketika sebuah pesan mampir dari Eunji yang telah menunggunya di kantin selepas jadwal kuliah berakhir, hingga beberapa saat kemudian sebuah bola menggelinding pelan menyentuh ujung sepatu di susul langkah Taehyung berlari kecil mendekat.
Jantung si gadis berdetak dua kali lebih cepat bersama perasaan menggebu memenuhi dada, kala senyum cerah terbit mengenai kedua mata Taehyung yang turut menyipit. Sapuan angin berhembus dari luar menerbangkan sedikit anakan rambutnya ke udara. Bersama perpaudan aroma musk dan morning rain menyentuh ruang penghidu membawa sensasi kupu-kupu bergejolak mengitari perut. Lelaki itu berujar tanpa bersuara, namun Ahrin masih bisa membaca gerak bibirnya mengatakan, "Maaf."
Dan pada detik yang sama, Ahrin menyadari bahwa hal yang paling ia sesali sampai hari ini adalah jatuh cinta pada Taehyung, si pria brengsek sekaligus sahabat dari kekasihnya sendiri.
"Malamun lagi? Kau tidak lihat punggungku dipenuhi koyo ini?" Jungkook memutar bola mata sesampainya di sana, ia jelas memergoki Ahrin sibuk berkutat bersama pikirannya sendiri sembari menatap kosong pekarangan rumah dari balik jendela kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
Hayran KurguSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...