Ini panjang banget dong? 2448 kata. Pegel gak tuh bacanya. Hehe. Sampa males buat ninjau lagi. Jadi maaf ya kalo ada typo.
Rules kali ini 450 vote dan 500 komen yak. Kok naik? Ya naiklah, orang besok udah masuk konflik inti. wkwkwkIdam sontak menyerbu masuk dalam pelukan, menggantungkan kedua tangan pada leher Taehyung sembari menenggelamkan wajah di pepotongan leher ayahnya, seolah meluruhkan segala sakit, gusar sekaligus lelah di sana sembari bergumam tidak percaya. "Ayah..."
"Iya, Ini Ayah." Jawab Taehyung lembut. Mengusap kepada Idam perlahan-lahan lalu berdiri, membawa anak itu nyaman dalam gendongan.
Idam tidak sedang bermimpi. Pelukan Taehyung terasa nyaman sekali. Usapan lembut di pucuk kepalanya pun terasa amat nyata, mengirimkan sensasi hangat menjalari dada. Akhirnya, setelah sekian lama mendamba, menebak-nebak bagaimana rasanya direngkuh dengan cinta oleh sang ayah seperti yang sering Lily dapatkan, kini Idam tahu betapa nyamannya berada di posisi ini. Pantas saja Lily tidak mau berbagi.
Bahkan setelah mereka berdua berjalan menuruni panggung, semua tatap masih tertuju pada Taehyung seakan tengah memperhatikan seorang selebriti yang mendadak tersesat di sini. Sementara Idam masih betah memeluk Taehyung seolah tak akan menemui hari esok lagi. Menghirup aroma Taehyung dalam-dalam layaknya sedang merekam memori, tentang seberapa menenangkan aroma ini.
"Ayah sudah makan siang?" Tanyanya saat kembali duduk di bangku penonton.
Taehyung menunduk, mengagumi betapa indah mata Idam yang tetap bersinar meski di bawah minimnya cahaya matahari. "Makan siang telah lewat. Tentu ayah sudah makan. Idam bagaimana?"
Terbatasnya bangku penonton memberi kesempatan bagi Idam berlama-lama menikmati pangkuan hangat Taehyung. "Sudah. Tadi aku makan spageti olio olio."
"Aglio e Olio." Ahrin mengoreksi.
"Mama diam dulu!" Sahut Idam sewot sebelum kembali menatap Taehyung. "Makan siang Ayah apa?"
Mendapati raut wajah kesal Idam yang sialnya terlihat lucu, Taehyung lantas terkekeh ringkas lalu menjawab. "Ayah makan seporsi bibimbap dan puding cokelat."
"Aku juga mau puding cokelat." Seakan teringat sesuatu, Idam sontak merubah raut wajahnya dalam satu sekon kelewat cepat. Menolehkan kepala menuju panggung acara, menatap lurus sembari melipat kedua tangan di depan dada. "Lupa. Aku kan sedang marah pada Ayah."
Taehyung lantas mengalihkan tatap pada Ahrin dengan kedua alis terangkat penuh tanya. Dan Ahrin hanya mengangkat bahu sekilas sebagai jawaban. "Mungkin kapal pesiar?"
"Ah." Jawaban tersebut membuat Taehyung mengangguk seakan mengerti kemana arah pembicaraan mereka. "Jangan marah. Sepulang dari sini Ayah belikan puding cokelat, ya?"
"Murah sekali." Alih-alih memaafkan, Idam malah lebih marah dari sebelumnya. "Ayah menghargai aku seharga puding cokelat?"
Ahrin nyaris menyemburkan tawa tak kuat menahan geli kala melihat raut wajah Taehyung menyerupai pria yang sedang merayu pacarnya yang penuh drama. Baiklah, analoginya payah sekali tetapi raut Taehyung memang terlihat bodoh ketika menemui sisi Idam yang seperti ini.
Idam melanjutkan. "Dan eskrim strawberry."
Maka penjelesan itu membuat Taehyung mengudarakan kekehan gemas untuk kesekian kali. Mengelus pelan surai legam Idam lalu membubuhkan ciuman singkat di pipi. "Baiklah. Puding cokelat, eskrim strawberry dan pergi menuju Lotte World, bagaimana?"
"Setuju!"
Sisa waktu pada acara itu mereka habiskan dengan bernyanyi bersama-sama mengikuti nyanyian setiap peserta yang terus berganti. Taehyung dan Idam tak sungkan memberikan tepuk tangan untuk menyemangati. Ahrin memperhatikan kedua orang itu lekat-lekat. Memperhatikan bagaimana Idam yang terlalu semangat sampai tak bisa diam dan Taehyung yang tak berhenti tersenyum dari sejak datang kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
Fiksi PenggemarSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...