Chapter 26 || Guncangan Badai Pada Jam Tiga Pagi

3.8K 743 610
                                    



Di antara gelap di bawah cahaya rembulan yang merambat masuk melalui celah-celah gorden menutupi jendela, samar-samar terdengar suara langkah kaki diseret paksa disusul bunyi decitan pintu sementara jam meradang tepat pada angka tiga pagi. Ahrin tertidur menyamping menghadap dinding, membelakangi Jungkook yang masih setia berjinjit-jinjit layaknya pencuri seraya menenteng sepatunya sendiri.

Jungkook berdiri cukup lama mematung di depan cermin, menatap lamat-lamat pantulan wajah kuyunya dalam gelap. Setelan kerjanya jauh berantakan dari tadi pagi. Dua kancing teratas kemeja terbuka dengan dasi teracak, lengan baju tergulung sampai siku sedangkan rambutnya tak tertata lagi, lengkap dengan cekungan hitam di bawah mata sementara netranya memerah bak aliran darah yang merambat, naik membentuk rambatan-rambatan tipis menjalar di mata.

"Sial." Meraih tisu banyak-banyak, mengusak kasar bibir dengan tangan gemetar. Berharap bau alkohol menyebalkan ini bisa hilang begitu saja. Sampai bibirnya mengelupas, terasa agak perih. Jungkook menyadari bahwa aroma menjijikan itu tidak akan hilang dalam sekejap mata membuatnya kian merasa kesal. Meremas tisu erat-erat menjadi sebuah gumpalan padat lalu melempar kuat menuju tempat sampah. "Brengsek! Bangsat!"

Jungkook tidak menyadari sejak malam menjemput Ahrin tak sedetik pun bisa memejamkan mata untuk terlelap. Setiap kali Jungkook pulang nyaris menyentuh pagi dengan alasan sibuk mengambil lembur, Ahrin tahu Jungkook berbohong, Ahrin tahu Jungkook tidak ada di kantor, menghabiskan waktu bersama teman-temannya di kelab malam.

Bagaimana tidak curiga? Dua hari dalam satu minggu Jungkook selalu memberi alasan yang sama, beberapa bulan terakhir tagihan kartu kredit membludak, datang membawa bau alkohol, gurat lelah, hingga laporan beberapa saksi mata yang tak sengaja melihat Jungkook di sana cukup membuktikan segalanya.

"Kau lelah? Ingin aku buatkan air hangat untuk mandi?" Setelah cukup lama memperhatikan Jungkook dalam diam, Ahrin memberanikan diri beranjak menghampiri, menatap wajah Jungkook yang tertunduk lemah dalam pantulan cermin. "Tunggu sebentar, biar ku buatkan air madu juga."

Tanpa sedikitpun menolehkan kepala, Jungkook bertanya, "kenapa tidak marah?" Ada jeda sejenak guna mengambil napas. "Kenapa kau tidak marah melihatku pulang dalam keadaan kacau seperti ini?"

Apa Ahrin marah? Tentu saja tidak. Ahrin tidak pernah marah kalau-kalau Jungkook salah mengambil langkah. Ahrin tidak pernah marah melihat Jungkook kacau sebegininya. Ahrin hanya khawatir. Ahrin hanya tidak bisa tenang saat berpikir bahwa Jungkook sedang mengarungi bahaya di luar sana. Yang ia tahu dunia malam tidak pernah ramah. Dunia malam erat kaitannya dengan sesuatu yang berbahaya.

"Bukankah kau bilang, kau tidak ingin aku ikut mencampuri urusanmu lagi?"

Meski Ahrin tidak pernah bisa mengajak isi kepalanya bekerja sama. Berpikir positif setiap Jungkook berkata kalau ia membutuhkan sedikit ruang untuk bergerak. Bagaimana kalau sedang mabuk Jungkook kehilangan kendali saat mengemudi? Bagaimana kalau Jungkook dicekok narkotika hingga berurusan dengan polisi? Bagaimana kalau Jungkook tidak sengaja bermain api? Bagaimana kalau Jungkook pergi? Sungguh, Ahrin tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Jungkook. Ahrin tidak ingin ditinggalkan sendiri.

"Aku tahu, setiap aku pergi kau tidak pernah tidur menungguku kembali." Jungkook berbalik menghadap Ahrin. "Tapi kenapa?" Suara tenornya merendah. Irisnya bergetar saat berkata, "Tapi kenapa kau tidak pernah menegurku lagi?"

"Karena teguranku hanya akan memancing pertengkaran di antara kita, Jung." Ahrin memaksa menatap Jungkook tepat di manik mata, menahan diri untuk tidak menangis ketika melihat gurat bersalah terukir amat jelas dalam sorot kedua netranya. "Aku tidak mau egois, membatasi pergerakanmu demi memuaskan hatiku sendiri. Aku tidak ingin merantai lehermu dengan ikatan pernikahan. Aku..., hanya tak ingin membuatmu tidak nyaman dengan hubungan ini."

My Illegal Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang