Flashback
"Ikut aku."
Taehyung menggenggam pergelangan tangan Ahrin erat, menyeret gadis tersebut menuju lorong sepi sementara tatapannya berpendar mengelilingi sekitar, memastikan tak ada saksi mata yang melihat mereka pergi dari sana selagi seluruh tatap para mahasiswa tersita pada pentas seni yang diadakan di aula kampus.
Menggigit bibir bawah gelisah, sesekali Ahrin menoleh ke belakang, menatap Yoongi yang sibuk memetik gitar di atas panggung melengkapi lantunan musik yang dinyanyikan beberapa mahasiswa lain hingga tenggelam dalam setiap bait lagu.
"Kita akan pergi ke mana?" Ahrin tak lagi berbisik ketika langkah mereka mulai menjauh mengarungi lorong-lorong gelap. Menaiki tangga menuju lantai dua. Meski Taehyung terlihat tak berminat menjawab pertanyaannya, namun segala pertanyaan yang memenuhi kepala terjawab begitu saja kala tungkai mereka perlahan memasuki ruang sekretariat BEM yang kosong tak berpenghuni.
"Matikan ponselmu. Yoongi akan turun sebentar lagi dan dia pasti akan mencarimu." Mendaratkan diri duduk di atas kursi Presiden Mahasiswa yang tak terisi, membawa Ahrin berdiri di hadapannya tepat di belakang meja bertuliskan nama Kim Namjoon yang terukir di atas papan kayu. Taehyung menuntun si gadis untuk terduduk di atas pangkuan sembari mendaratkan lengan melingkari pinggang sang lawan.
Ahrin memutar bola mata sekilas sebelum menjawab, "Tentu saja Yoongi akan mencariku. Kau membawaku diam-diam."
Taehyung terkekeh pelan, menenggelamkan hidung di antara pepotongan leher Ahrin. Menghirup dalam-dalam aroma lembut lavender hingga nyaris memenuhi sebagian dari paru-parunya. "Lalu, apa yang harus kulakukan? Menyeretmu secara terang-terangan dan sengaja mengibarkan bendera perang pada Yoongi untuk memulai pertarungan sengit?"
Gadis itu mendorong kepala Taehyung pelan, menjauhkan bibir si pria yang terus menerus menghujani titik sensitifnya dengan kecupan-kecupan ringan sebelum melempar senyuman sarkas. "Kau seperti seorang pengecut."
Sebagai salah satu anggota BEM fakultas yang turut menjadi panitia acara, Taehyung tak terlihat merasa bersalah ketika berbuat curang dengan membuat kekacuan internal diam-diam hingga event sedikit mengalami kendala. Seluruh anggota BEM yang berjaga terpaksa harus turun tangan menuju lapangan mengawasi jalannya acara membantu para panitia, mengosongkan sekretariat tanpa pengawasan, memberi secelah kesempatan emas bagi Taehyung membawa Ahrin ke tempat ini hanya untuk melampiaskan hasrat yang telah naik memuncak di kepala.
Membohongi, menghasut, merepotkan banyak pihak hanya demi kepentingannya sendiri, bukankah kata pengecut tidak cukup untuk menggambarkan lelaki brengsek ini dalam sebuah kata-kata kotor saja?
"Ya, sebut saja begitu." Mengangkat pandangan, Taehyung menatap Ahrin bersama senyuman miring tersemat sementara satu alisnya terangkat. Sebelah tangannya mulai turun, menyusup masuk ke dalam celana ripped skinny jeans sang gadis, meraba-raba selatan yang telah sepenuhnya basah. "Kau basah? Padahal aku belum melakukan apa-apa."
Membohongi banyak pihak, menyeretnya ketempat ini secara paksa lalu menggerayangi tanpa permisi, rasanya Ahrin pantas mendaratkan satu tamparan menghantam pipi lelaki itu sembari mengudarakan kata-kata kasar. Namun, alih-alih menjauh setelah mengetahui seberapa busuk borok Nam Taehyung si bintang paling terang yang selalu dielu-elukan banyak orang, dengan bodohnya Ahrin justru semakin menggenggam Taehyung erat-erat.
Sejak awal, ia tidak mengerti tentang hubungan ini. Hubungan yang dimulai dengan saling menyapa, terlibat satu konversasi kecil, saling bertukar kabar melalui panggilan suara, bertemu diam-diam hingga terhanyut dalam kenyamanan satu sama lain meski keduanya tahu bahwa hal itu tidak seharusnya terjadi di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Wife✔
FanficSetelah sekian lama mengistirahatkan diri dari sebuah hubungan semu, Ahrin di pertemukan dengan Nam Jungkook, si pemuda yang berani membawakan segenggam asa menuntunnya pada sebuah kehidupan baru. Menata beragam angan masa depan bersama, membangun...