🌼 Nihon 🌼

3K 368 20
                                        

┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │
╎ │ │ │ │ │ │ ╎ │ │
✦ │ │ │ │ ╎ .│ ✦ │ │
° ╎. │ │ ╎ .❃ . │ ° .╎ │
.❃˚ │ │ ❈ . ╎ ⋅ ❈˚ │
⊹ ╎ │. ˚ ⋅★ ⋅ ╎
⊹ ★ ╎ . ⋆ ˚ ✧.
˚ ✧ . ⋆ ˚











𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕄𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒















Soobin berjalan gontai kearah kamar hotelnya, entah kenapa ia terkena jetlag, padahal jarak perjalanannya tak jauh.

"Kak Ubin! Hyuka sekamar sama kakak ya? Ya ya ya? Please!"

Hyuka memohon dengan mencakupkan kedua tangannya di depan Soobin.

Soobin hanya mengangguk, lalu membiarkan Heuningkai ikut masuk kedalam kamarnya.

Yeonjun juga tak peduli apa yang dilakukan dua sepupunya tersebut. Karena ia tahu, saat malam tiba, pasti akan ada kericuhan.

Berbeda dengan Soobin dan Heuningkai yang berdiam di kamar hotel. Yeonjun memilih berjalan - jalan ke area taman hotel yang sangat luas.

Karena jika Yeonjun berdiam di kamar, dad dan mom pasti datang dengan pembicaraan yang membuat Yeonjun sesak seketika.

"Kak Njun."

"Dek Hyun? Ngapain?" Tanya Yeonjun yang melihat Taehyun menghampirinya dengan membawa seekor anjing huskey kecil di pelukannya.

"Lagi jalan, ga lihat?"

Taehyun ini sopan hanya ke orang asing, tapi di lingkungan keluarga, bangsatnya keluar.

Yeonjun mengangguk kecil, malas juga berdebat dengan Taehyun. Yeonjun duduk di bangku taman. Dan Taehyun ikut duduk di sebelah Yeonjun.

Walaupun perbedaan umur mereka 3 tahun, tapi Taehyun itu bisa lebih dewasa dibanding Yeonjun. Kadang Yeonjun merasa minder sendiri berada di dekat Taehyun.

"Kakak dicariin tadi sama Mom Rin."

"Iya, tahu."

"Kok ga disamperin?"

"Males."

Taehyun itu tipe yang to the point.

Berbeda sama sepupu mereka Beomgyu, yang memang kalau kata Heuningkai— bacot amat sih anjing.

"Kak."

"Apa?"

Yeonjun lagi di suasana hati yang tidak terlalu bagus, sehingga jiwa bossy-nya tidak begitu keluar. Aneh memang. Lagipula jika ke Taehyun, Yeonjun memang jarang menjadi tipikal kakak yang menyebalkan. Lebih ke 3 adiknya yang lain.

"Kemarin aku ke psikiater."

Yeonjun membulatkan matanya, ditatapnya Taehyun penuh tanda tanya.

Adiknya ada masalah?

Walaupun salah satu tipe kakak yang sangat dibenci oleh adik - adiknya, Yeonjun tetep nomer 1 yang menjaga mereka dari hal - hal berbahaya. Walaupun dengan ucapan sarkasnya.

Taehyun memperlihatkan tangan kirinya, lalu terlihat beberapa goresan hasil selfharm.

"Gila ya lo?!" Pekik Yeonjun dan mengusap lembut tangan sang adik.

Taehyun tertawa pelan, "Lebay lo kak," Nah, jika Taehyun kalau sudah pakai lo - gue berarti dia sedang di suasana yang tidak nyaman.

"Ayah sama bunda udah tahu?" Tanya Yeonjun.

Taehyun menggeleng.

"Kok lo ga ngasih tahu mereka sih, goblok?!"

Yeonjun itu tsundere-nya memang terlihat jelas.

Taehyun tersenyum, "Memang Kak Njun kalau ada masalah, cerita ke dad sama mom?"

Oke, Taehyun ini selalu tahu cara meng-skak sepupu - sepupunya.

✧.⋆

"Ga sopan namanya kalau kita ga dateng!"

Beomgyu mendengar samar suara sang mama yang tengah menelpon sang papa.

Awalnya Boemgyu juga terkejut kalau sang papa membatalkan keberangkatan mereka, namun akhirnya sang mama memesan kembali penerbangan selanjutnya.

Eunha menutup telpon secara sepihak, lalu baru sadar jika sang anak berdiri tak jauh darinya.

"Sayang, kamu siap - siap ya. Kita berangkat ke Jepang ga bareng papa kali ini," Ucap Eunha, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya dengan senyuman manis.

Beomgyu mengangguk sembari tersenyum lebar, "Oke ma!" Balas Beomgyu dan kembali ke kamarnya.

Beomgyu menghela nafas panjang, ia menekan satu nomer di kontaknya. Nomer yang selalu ia tuju jika dirinya lelah dengan segala senyuman palsu yang ada.

"Seong, nyebat kuy di tempat biasa."

"Lo kalau ada masalah, jangan lari ke beginian lah Gyu."

"Sekali - sekali."

"Sekali ntar jadi dua kali, tiga dan keterusan. Coba deh, lo perlihatkan aja wajah jutek lo ke mereka, gausah senyum kek orang bego lagi."

Beomgyu menutup telpon secara sepihak. Dirinya malas mendengar ocehan temannya tersebut.

Beomgyu akhirnya keluar kamar, ia lapar, ingin manja sebentar dengan sang mama. Tapi baru sampai di depan kamar orangtuanya, Beomgyu mendengar suara isakan tangis.

Seketika Beomgyu ingin sujud syukur dihadapan si lempeng Yunseong yang menghalanginya melakukan hal yang iya - iya.

Beomgyu mengetuk pintunya pelan, sebuah senyuman hangat coba ia tunjukan.

Eunha lekas mengusap wajahnya kasar, sama seperti Beomgyu, ia memberi senyuman terbaiknya.

Sebagai orangtua, ia tak boleh memperlihatkan kesedihan kepada anaknya. Itu prinsip Eunha.

"Lho, kok belum siap - siap?" Tanya Eunha.

"Hehe, laper ma," Jawab Beomgyu.

"Yaudah, mau makan apa?" Tanya Eunha sembari berjalan kedapur dan diikuti oleh Beomgyu.

"Mama sama papa—"

"Ga kenapa sayang, papa cuma sibuk kerja. Maafin papa ya? Padahal harusnya kamu seru - seruan sama papa. Tapi jadinya sama mama terus. Kita minta maaf, ya?" Potong Eunha dan mengusap lembut wajah Beomgyu.

Ini yang Beomgyu tidak suka.

Orangtuanya tak pernah jujur, dan Beomgyu mulai terbiasa dengan segala kepalsuan keluarganya.

Beomgyu mengangguk. Mungkin bukan ini waktunya, tapi entah kapan. Beomgyu harap ia bisa tahu apa yang terjadi.

"Gue nge-vape ajalah pada nyebat," Gumam Beomgyu lalu mengikuti Eunha ke dapur.

Ya padahal Beomgyu itu menghitup asap masakan aja sudah ohok uhuk duluan.

Memang sok - sokan nakal, tapi tidak pernah bisa.









𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕃𝕦𝕡𝕒 '☆'

𝔼𝕦𝕟𝕠𝕚𝕒 [ TXT ft. BangChin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang