🌼 Sekolah ; Heuningkai 🌼

1.4K 276 9
                                    

┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │
╎ │ │ │ │ │ │ ╎ │ │
✦ │ │ │ │ ╎ .│ ✦ │ │
° ╎. │ │ ╎ .❃ . │ ° .╎ │
.❃˚ │ │ ❈ . ╎ ⋅ ❈˚ │
⊹ ╎ │. ˚ ⋅★ ⋅ ╎
⊹ ★ ╎ . ⋆ ˚ ✧.
˚ ✧ . ⋆ ˚











𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕄𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒















Heuningkai menunduk, sesekali melirik takut sekitarnya.

"Tanda tangani data pembayaran spp gue! Palsuin notanya! Awas ga lo lakuin!"

Suara itu mengiang di kepala Heuningkai. Dan kini kakinya melangkah ragu memasuki ruang tata usaha. Menuju meja bendahara sekolah.

Heuningkai menggeleng pelan. Tidak, ini tidak benar. Lebih baik dirinya di pukuli daripada memalukan keluarganya.

Sebaiknya Heuningkai mulai mempersiapkan fisiknya.

✧.⋆

"Wah, udah?"

Heuningkai berjalan menuju rooftop, dan dugaannya benar, dirinya sudah dinanti disana.

"Maaf, gue ga bisa!"

Ada 3 serigala disana. Dan sang pemimpin mulai melangkah maju mendekati Heuningkai.

"Belagu amat sih lo! Oh, mentang - mentang keluarga elite jadinya songong, hah?!"

Pukulan.

Tendangan.

Heuningkai meringkuk diatas lantai sembari memeluk lututnya.

"BANGUN LO BANGSAT!"

Heuningkai masih tak bergeming, kepalanya sakit sekali diserang oleh 3 serigala itu.

Heuningkai terbatuk sembari memegang perutnya yang mendapat tendangan.

Si pemimpin serigala membalik tubuh Heuningkai yang dari meringkuk kesamping kini terlentang menghadap langit.

"Lo yakin? Udah sekarat anaknya, cuy!"

"Diem lo!"

"Ck, bisa mati anak orang bangsat! Udahlah lanjut besok aja!"

"Engga! Biarin aja si songong ini mati! Kan keren tuh, anak panglima tertinggi mati karena dibully!"

Si pemimpin itu menginjak perut Heuningkai, membuat Heuningkai memuntahkan gumpalan darah.

Rasa sesak meliling paru - paru Heuningkai, nafasnya tercekat. Sakit sekali.

"Toㅡlong," Lirih Heuningkai.

"Sialan lo! Gue ga ikut - ikutan!" Dan bawahan satu pergi dati tempat, tapi baru saja membuka pintu menuju tangga turun, dirinya hampir menabrak wali kelas Heuningkai yang tengah bersama Hoseok, dan juga dua orang satpam sekolah dibelakang mereka.

"Ngapain kamu disini? Semua sudah pada pulangㅡ"

Ucapan si wali kelas terhenti dan matanya menyipit melihat seseorang tengah menginjak - injak manusia lainnya.

"HEUNINGKAI!"

Pandangan Heuningkai memburam, suara teriakan yang memanggil namanya mulai terdengar samar, dan rasa sakit berupa injakan juga terhenti seketika.

Dan pandangannya sepenuhnya menghitam.









𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕃𝕦𝕡𝕒 '☆'

5 chapter kedepan aku usahain menguras emosi, semoga berhasil aja deh. Hehe.

𝔼𝕦𝕟𝕠𝕚𝕒 [ TXT ft. BangChin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang