🌼 Do Up 🌼

2K 297 18
                                    

┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯
│    │    │    │   │    │    │    │    │   │
╎    │    │    │   │    │    │    ╎    │   │
✦    │    │    │   │    ╎   .│     ✦   │   │
  °     ╎.   │    │   ╎   .❃ .  │     °    .╎   │
        .❃˚  │   │   ❈       .    ╎         ⋅ ❈˚ │
              ⊹ ╎    │.     ˚       ⋅★           ⋅        ╎
           ⊹    ★    ╎   .                   ⋆                ˚ ✧.
                 ˚       ✧ .                  ⋆                         ˚












𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕄𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒














Soobin menunggu seorang diri di ruang kebutuhanㅡ ruangan yang di dedikasikan untuk murid yang ingin merenungkan kesalahannya.

Tapi Soobin tidak merenung. Ia menerka apa yang terjadi selanjutnya.

Apa orangtuanya benar - benar akan mengirimnya untuk rehabilitasi? Tanpa mencari tahu dan merelakan dirinya pergi semudah itu?

Sekeras apapun Soobin berharap kali ini doanya terkabulkan juga. Bisakah Soobin berharap lebih dari ini?

Sowon masuk dengan senyuman yang menenangkan untuk dilihat. Lalu mendekap Soobin kedalam pelukannya.

Soobin belum berniat membalas pelukan Sowon. Hati dan pikirannya masih bergelut apa yang harus dilakukan sekarang.

Sowon melepas pelukannya lalu mengusap lembut pipi Soobin yang menirus. Dan air mata langsung mengalir begitu saja. Sowon merindukan Soobin, bahkan dirinya tak pernah tidur tenang sejak Soobin pergi dari rumah, begitupun dengan Jin.

Tapi Jin terlalu takut dengan tatapan kecewa yang diberikan Soobin.

"Eomma kesini buat ngasi tahu jadwal rehab ubin, engga kan?" Tanya Soobin penuh harap.

Jantungnya berdebar kencang. Dalam hatinya, Soobin terus berharap bahwa Sowon tidak akan mengatakan iya.

Sowon menggeleng pelan. "Segitunya kamu benci sama eomma, sampai punya pikiran kaya gitu, bin?" Tanya Sowon pelan.

Soobin mengangguk pelan, sebisa mungkin menahan tangisnya dihadapan Sowon.

"Soobin ga pakai obat - obatan, dan eomma ga percayaㅡ appa bahkan langsung nampar ubin. Hah. Rasanya benar - benar kaya dibuang," Ucap Soobin dan menghela nafas panjang.

Namun pandangan mereka teralihkan ketika Jin membuka dan berdiri di ambang pintu.

"Ayo pulang, kalian ga kasihan sama mochi? Dia kangen majikan bawelnya," Ucap Jin.

Jin menatap sekilas Soobin, hingga akhirnya keluar terlebih dahulu.

Sowon tersenyum kecil melihatnya, lalu menggenggam jemari Soobin.

"Pulang ya, bin?"

✧.⋆

Taehyun bergerak kesana kemari di kamar inapnya. Terkadang ia tersenyum dan berteriak, tapi lebih banyak menganga. Tangannya terus bergerak kesana kemari membunuh musuh yang ada.

Yoongi dan Umji yang melihat itu hanya tersenyum bahagia, setidaknya Taehyun merasa rileks sementara. Mereka memilih duduk di sofa dan memakan beberapa camilan sembari menunggu Taehyun selesai dengan game VCR terbaru yang dibelikan Yoongi, karena Soobin masih memiliki urusan sendiri dan tidak bisa menepati janjinya dengan sang adik.

"Hyun, makan dulu. Lanjut mainnya nanti aja."

Taehyun melepas alat VCR nya lalu duduk diantara Yoongi dan Umji.

"Kak ubin gimana, bun?" Tanya Taehyun dan mulai memakan sarapannyaㅡ bubur tanpa rasa.

Taehyun sendiri tidak mengerti kenapa dirinya harus memakan iniㅡ dirinya kan tidak sakit fisik, tapi mental.

Umji melirik Yoongi karena ragu untuk menjawab. Tapi Taehyun sadar ada hal yang sebaiknya tak dikatakan untuk kebaikannya.

Sejujurnya Taehyun merasa lebih baik. Didengarkan oleh orangtuanya benar - benar membuatnya lega. Mungkin karena dokter mengatakan kondisi Taehyun bisa kapan saja kembali seperti itu. Dan karena faktor umur yang pemikirannya masih labil, sangat diperlukan untuk membimbingnya agar tidak terkejut dengan penyakitnya sendiri. Bagaimanapun Taehyun harus mulai terbiasa jika tiba - tiba merasa gugup atau panik yang berlebihan.

"Bun, besok hyun mau ketemu kak njun sama hyuka, boleh ga?" Tanya Taehyun setelah menelan suapan pertama buburnya.

Umji lekas mengangguk, lalu mengusap puncak kepala Taehyun pelan, "Ketemuannya harus di kamar hyuka, kamu bisa? Kalian beda bangsal," Ucap Umji.

Taehyun hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ada hal yang kamu pinginin lagi, hyun?" Kali ini Yoongi yang bertanya.

Yoongi dan Umji harus bisa membuat Taehyun terbuka kembali, dengan begitu kemungkinan kecil Taehyun kembali merasa stress dan tertekan.

Taehyun menggeleng, "Belum ada, yah," Jawab Taehyun.

Bagi Taehyun, itu bukan tentang apa yang ia inginkan atau bagaimana dirinya harus terbuka. Karena yang terpenting, ia di dengarkan, seperti ia mendengarkan dengan baik curhatan seseorang.

Taehyun tampak bergelut dengan pikirannya, dan itu membuat Umji cemas seketika.

"Kenapa hyun, mual?" Tanya Umji panik.

Taehyun menggeleng cepat, "Cuma mikirin sesuatu,"

"Apa, sayang?"

"Kapan kita semua bakal pulang. Benar - benar pulang ke rumah," Jawab Taehyun.

Ah, Yoongi lupa betapa pekanya Taehyun dengan sekitarnya.

✧.⋆

Soobin menatap rumahnya dari jendela mobil. Sejak tadi hanya keheningan yang menyelimuti keluarga Kim tersebut.

Begitu mobil memasuki pekarangan rumah, para pelayan langsung menyambut kedatangan Soobin dengan senyum rindu.

Soobin hanya membalas senyuman mereka dengan sekilas dan berjalan menuju kamarnya. Tapi langkahnya terhenti saat Sowon terlihat mengikuti Soobin dari belakang.

"Eomma mau ngomong apa?" Tanya Soobin tanpa basa basi.

Soobin mengalihkan pandangannya dengan menatap kakinya yang berbalut kaos, tak berniat menatap manik mata dengan sorotan sendu tersebut.

"Malam ini, mau makan diluar?" Tawar Sowon.

Soobin tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng pelan. Sungguh, Soobin tak berniat membalas dendam apalagi menyia - nyiakan harapannya yang terkabul. Tapi ada hal penting lainnya yang perlu ia lakukan.

"Ya udah, kamu istirahat ya," Ucap Sowon dengan nada kecewa.

Soobin hanya mengangguk lalu masuk kedalam kamar yang terasa sudah lama ia tinggalkan.

Tapi dengan cepat tangannya membuka isi laci dan mengambil barang - barang yang ia sembunyikan baik - baik. Soobin masih belum menyelesaikan masalahnya.

Dan beberapa masalah keluarga besarnya yang ia pegang kartu AS-nya.

Soobin mengambil ponselnya dan mencari kontak para sahabatnya yang kini menempuh ilmu di negara tetangga.

"Hey bro, lemme see what u get from ur dad."

Jangan pernah lupakan kepintaran duality dan kepintaran Kim Soobin. Karena dirinya bergerak diam - diam, perlahan namun pasti.








𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕃𝕦𝕡𝕒 '☆'

I got an accident yesterday, dan aku makin mager untuk beraktifitas dengan kakiku yang sebenarnya ga luka parah sih, lol.

Next chap is parents line!

𝔼𝕦𝕟𝕠𝕚𝕒 [ TXT ft. BangChin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang