🌼 Regret ; Heuningkai 🌼

1.7K 304 5
                                        

┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯┯
│ │ │ │ │ │ │ │ │ │
╎ │ │ │ │ │ │ ╎ │ │
✦ │ │ │ │ ╎ .│ ✦ │ │
° ╎. │ │ ╎ .❃ . │ ° .╎ │
.❃˚ │ │ ❈ . ╎ ⋅ ❈˚ │
⊹ ╎ │. ˚ ⋅★ ⋅ ╎
⊹ ★ ╎ . ⋆ ˚ ✧.
˚ ✧ . ⋆ ˚



𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕄𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒



Heuningkai membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

Dokter mulai memeriksa keadaan Heuningkai. Mengecek bagian mata, menggerakan secara perlahan tangan dan kakinya.

"Dia baik - baik saja, tapi masih belum bisa banyak bergerak. Pastikan lehernya tidak turun dari penyangga. Saya permisi."

Begitu dokter keluar, Heuningkai baru bisa menatap buram sosok dihadapannya. Matanya sakit, ada pembengkakan di sisi matanya hingga mempersulit Heuningkai untuk melihat sementara.

"Mami?" Panggil Heuningkai pelan.

Eunbi mengangguk nanar, matanya berkaca - kaca dan dengan cepat jemarinya menggenggam jemari Heuningkai dengan lembut.

Eunbi tidak kuat melihat sang anak yang biasanya suka membangkang dan berceloteh ria kini tak berdaya karena kelalaiannya sendiri.

Hoseok terdiam di samping ranjang Heuningkai.

"Eunbi, dia perlu istirahatㅡ"

"Aku cuma mau lihat Hyuka! Lagipula mana ada orangtua ninggalin anaknya yang baru sadar koma, hah?!" Pekik Eunbi dengan emosi memuncak seketika.

Hoseok menghela nafas panjang.

"Dia baik - baik aja, Eunbi. Dia bisa jaga diri," Ucap Hoseok tenang.

Eunbi menatap nyalang suaminya, "Mau dia sekuat kamu, aku bakal tetap jaga dia!"

"Kamu ga lihat? Dia kaya gini tuh gara - gara kita, Hoseok!" Eunbi mengatur nafasnya perlahan, kepalanya pening ketika sudah membahas siapa yang salah diantara mereka berdua.

Hoseok menuntun pelan Eunbi untuk duduk di sofa.

"Gara - gara kita, hiks," Eunbi mulai terisak sembari menutup wajahnya.

Heuningkai hanya dapat mendengar semuanya. Lehernya di sangga hingga sulit untuk menengok. Tapi perasaan takut itu masih ada, takut bahwa semua perjuangannya sia - sia dan berakhir mengecewakan orangtuanya.

"Kamu istirahat dulu, Hyuka biar aku yang jaga," Ucap Hoseok.

Eunbi menggeleng pelan dengan tatapan sendu, tetapi Hoseok mengangguk meyakinkan.

Setelah Eunbi keluar, Hoseok duduk di sebelah ranjang Hyuka. Menatap wajah tampan sang anak yang babak belur, bahkan hingga sekujur tubuhnya.

Heuningkai menelan salivanya kasar, ia hanya dapat melirik dan mendapati Hoseok yang tengah duduk dengan menatapnya lekat.

"Ma-maaf, pi," Ucap Heuningkai dengan terbata, bahkan suaranya tak terdengar jelas.

Saat tangan Hoseok mendekati tangan Heuningkai, Heuningkai lekas memejamkan matanya, bersiap dengan hukuman yang harus ia dapat. Karena jika tidak dalam kondisi seperti ini, biasanya Heuningkai diberi set sebagai bentuk hukuman.

Hoseok tersenyum getir, hatinya seperti ditusuk belati tajam ketika melihat respon Heuningkai. Padahal Hoseok hendak mengelus puncak kepala sang anak.

𝔼𝕦𝕟𝕠𝕚𝕒 [ TXT ft. BangChin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang