dua belas

1.1K 269 3
                                    

hari ini lino ada jadwal kelas siang, tapi dosennya berhalangan hadir dan minta kelas di mundurin ke sore hari sekitar jam setengah 5.

dan lino masih punya waktu lima belas menit lagi sebelum kelasnya dimulai.

"lus,"

lusi yang dari tadi ada di sebelah lino akhirnya noleh. "apa?"

lino nunduk natap sepatunya, "sorry belakangan ini gua gak fokus, malah gak bantuin lo."

"bukan salah lo juga,"

giliran lino yang noleh dan natap lusi, "tapi waktu lo jadi kebuang sia-sia."

lusi ngendikin bahunya, "mau gimana lagi."

lino ngusap tekuknya, "ngomong-ngomong, lo waktu di tabrak persis banget di deket kampus?"

lusi ngegeleng, "gue.. gak inget."

lino ngehembusin nafasnya, "gua kira bakal gampang." gumam lino.

beberapa detik berikutnya keduanya saling diem-dieman. oh iya, mereka sekarang lagi ada di depan kelasnya lino.

"lino," panggil lusi waktu dia ngeliat seseorang yang gak asing.

"hm?"

"itu temen lo, kan?" tunjuk lusi kearah lorong deket belokan kamar mandi.

lino langsung ngikutin arah tangan lusi, "iya, si changbin?"

"dia kayaknya ada yang nempel,"

lino langsung natap lusi kaget, "seriusan lo?" tanya lino yang di bales anggukan lusi.

dan gak lama changbin jalan kearah lino. matanya sayu, wajahnya pucat dan gak ada tenaga sama sekali keliatan lesu.

"woi bin!"

yang di panggil gak jawab malah gak nengok ke lino seolah lino gak ada.

"anjir," lino bergidik ngeri, soalnya apa yang dibilang lusi bener.

ada sosok cewek tanpa kaki, rambutnya berantakan, kantung matanya berlipat-lipat dan seluruh auranya gelap. bola mata yang seharusnya warna hitam ini malah warna putih dan yang putih jadi warna hitam pekat, kedua tangannya ngecengkram lengan changbin.

"dia arwah jahat?"

"menurut gue iya, temen lo bisa mati tuh."

"lo jangan bercanda,"

"serius, dia ngisap energi temen lo dan lama kelamaan bisa aja dia mati karena energi nya banyak di serap sama dia."

lino berdecak, "sial." []

purwa [ lee know ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang