purwa [ lee know ]

empat belas

lino ngeliat lusi di depannya tapi cewek itu ngebelakangin lino.

"lusi," panggil lino.

lusi berbalik, matanya keliatan sembab, belum lagi matanya yang berkaca-kaca.

"lus, lo kenapa?"

tangannya terkepal, natap lino dengan tatapan yang gak bisa lino artiin. ada sedih, kecewa, dan rasa marah di matanya.

detik berikunya air mata lusi jatuh ngebasahin pipinya.

lino maju satu langkah, "loh, lus jangan nangis dong, lo kenapa?"

"lino, lo.." lusi ngusap pipinya yang basah walaupun percuma karena air matanya gak berhenti keluar, "semuanya salah lo." lanjut lusi.

lino ngerutin dahinya bingung, "gua gak ngerti maksud lo apa?"

"gue kayak gini karna lo lino," kata lusi sedikit teriak.

lino masih gak paham.

"lo yang nabrak gue, gue koma gara-gara lo, semuanya salah lo, lino!" nafas lusi mulai gak beraturan, dadanya naik turun nandain kalau dia beneran marah.

sedangkan lino tercenung. dia sama sekali gak pernah nabrak orang selama hidupnya. tapi lusi malah nuduh lino pelakunya– atau memang lino yang ngelakuin dengan tanpa sadar?

lino ngegelengin kepalanya, "lo gak salah ngomong 'kan?"

"semuanya gara-gara lo, hiks. kenapa lo tega ngelakuin itu sama gue? hiks."

dan tiba-tiba lino ngeliat kepala lusi jadi berlumuran darah. darahnya gak berhenti terus mengucur ke muka lusi.

"lus kepala lo?!"

"kenapa, no? kenapa?!!" jerit lusi.

lino mundur beberapa langkah ngeliat aura lusi yang tiba-tiba berubah jadi gelap. "lus gua–"

"gue bakal balas dendam sama lo." kata lusi ngusap pipinya terus natap lino tajam.

tiba-tiba udah ada pisau ditangan lusi. cewek itu ngangkat tangannya keatas dan pisau ngarah ke lino, ancang-ancang mau bunuh cowok itu.

lusi langsung lari kearah lino, "mati aja lo brengsek!!"

jleb!

"hah," lino ngebuka kedua matanya dan langsung terduduk.

mimpi

lino ngusap mukanya, "ternyata cuma mimpi."

sekarang mata lino beralih ngeliat kearah jam dindingnya yang nunjukin jam 2 malem, terus dia ngehembusin nafasnya pelan.

"padahal sering liat yang berdarah gitu, tapi sekarang di mimpi juga." lino ngusap mukanya, "tapi kenapa lusi yang ada di mimpi gua?" []