duapuluh empat

1.1K 199 7
                                    

"kesempatan kamu sudah digunakan."

atensi lusi beralih kesuara itu, dia ngelirik sekilas kearah samping kanannya. udah ada yang berdiri dengan pakaian serba hitam dengan kedua tangannya berada dibelakang. itu malaikat maut.

"saya tau." respon lusi.

"sebenarnya, saya beri kamu kesempatan hidup untuk kamu bisa merenung bukan untuk balas dendam."

"ini yang saya ambil."

"kenapa kamu keras kepala?"

"karena tujuan saya cuma satu, yaitu balas dendam. saya gak peduli kalo nanti saya berdosa besar atau masuk neraka sekalipun, yang saya mau cuma membalaskan dendam saya."

malaikat maut itu noleh, "kenapa? kenapa kamu berpura-pura tidak tau pelakunya dengan alibi mengorbankan bahkan menyakiti temannya dan mengulur-ulur waktu?"

lusi senyum meremehkan, "kepercayaan." sebelah alis malaikat maut terangkat. "pertama, harus dapet kepercayaan seseorang supaya balas dendam terlaksana. setelah kepercayaan didapat semuanya jadi mudah."

"anda lihat sendiri kan gimana dia begitu percaya walaupun temennya itu udah memperingatkan. tapi, dia sama sekali gak perduli."

"saya marah, kenapa cowok seperti dia bisa-bisanya hidup tenang setelah nabrak saya."

"bukannya dia juga sama terluka dikecelakaan itu sehingga setengah dari ingatannya hilang?"

"tapi tetap berbuat salah kan? lagi pula setelah itu dia malah pergi ninggalin saya yang masih tergeletak."

"dan soal temennya itu, saya sengaja. saya cuma main-main sama dia~ ya.. walaupun dia yang udah nolong saya."

"ternyata pikiran kamu sepicik itu."

lusi ngangkat bahunya acuh, "saya gak peduli anda mau sebut saya apa yang penting sekarang dendam saya terbalaskan." katanya terus ketawa.

malaikat maut itu senyum meremehkan, "manusia seperti kamu itu sudah sepatutnya tidak saya beri kesempatan untuk hidup, tapi karena keras kepala kamu saya jadi ingin melihat seberapa jauh kamu bertahan, ternyata saya salah sudah meremehkan kamu."

sang malaikat maut membenarkan posisinya jadi menghadap lusi, "kamu tau setelah ini saya akan apa?"

lusi noleh natap malaikat maut itu. aura gelap mulai keluar dari tubuhnya, senyum dengan penuh banyak arti.

"apa yang akan saya dapat kalau saya memberi kamu kesempatan untuk hidup lagi?"

".. saya sendiri." bales lusi, "kalo saya diberi kesempatan lagi dan berhasil balas dendam, anda bisa ambil saya."

"menarik. baik saya beri kamu kesempatan tapi setelah balas dendam kamu selesai saya sendiri yang akan datang."

oh jadi hari ini waktunya. yang akan menjadi hari terakhirnya untuk hidup.

"hm, saya tau. anda bisa ambil nyawa saya sekarang."












_ purwa _
lee know

officialy ended


hai,

akhirnya cerita lino-lusi ini tamat juga. walaupun kesannya kayak memaksakan.

maaf kalau cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian.

untuk yang menebak di awal maupun baru sadar setelah akhir kalau sebenernya lino yang nabrak lusi aku ucapkan selamat kalian benar hahaha

dan ya.. aku mau berterimakasih untuk kalian yang mendukung dan selalu nunggu cerita ini.

terimakasih banyak.

+ baca juga cerita lino-lusi dengan beda gendre di ceritaku yang lain- rented-lee know ><

purwa [ lee know ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang