Warning typo bertebaran 😅
(Full Flashback)
Author pov on
Suara langkah seseorang berjalan memenuhi telinga seorang remaja lelaki yang masih diam di taman, menunggu seseorang.
"Jungkook" panggilan lembut itu dia dengarkan dari arah depan.
Lelaki tadi pun langsung mendongak, memperhatikan gadis kecil didepannya.
Masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya barusan, dia lalu menunduk dan terpejam kembali. Menghela napas panjang perlahan.
Halusinasinya kembali lagi.
"Jungkook hiks..." Dan kembali, suara itu terdengar lagi.
"Apa?" jawab jungkook masih menunduk, dia mengikuti apa yang di rasakannya sekarang.
Dia berpikir halusinasinya terlalu berlebihan.
"Aku merindukanmu" jawaban singkat itu membuatnya mendongak, dan gadis kecil itu sudah berada tepat didepannya mengusap pelan wajahnya.
"Apa ini bukan halusinasi?" Gumam Jungkook masih menganggap ini tak nyata.
"Ini aku, aku Young ji."
Dan selanjutnya Jungkook meraih tubuh kecil bergemetar itu dalam pelukannya, saling meluapkan perasaan masing-masing .
"Kenapa kau pergi lama sekali? Aku hampir gila" ujar Jungkook masih setia memeluk Young ji, berharap tubuh kedinginan itu menghangat.
"Aku takut" lirih Young ji.
Jungkook melonggarkan perlahan pelukannya , menatap Young ji yang juga tengah menatapnya dengan mata sembab.
"Takut? Kamu takut apa? Siapa yang menganggumu?" Ujarnya lalu mengelus perlahan pipi Young ji.
"Appa, dia memukul eomma lagi Jungkook." Dan selanjutnya suasana itu diisi dengan isakan Young ji.
Melihat pujaan hatinya seperti itu, Jungkook merengkuhnya kembali. Mengusap punggung itu perlahan, mengumamkan kata penenang.
"Ku bereskan nanti" lirihnya.
.....
Young ji pov on
Aku diam meringkuk memeluk lututku dikasur, suara teriakan dan erangan kesakitan eomma benar-benar memenuhi pendengaranku.Aku terlalu takut untuk keluar, dan itu mengapa aku menangis lirih lalu membungkam mulutku.
"Kau pikir kau akan tenang saat keluargaku hampir hancur jalang!!!" Teriakan appa bahkan bisa sampai ke rumah tetangga.
Dan apa yang di katakannya barusan membuatku tidak ingin mengakuinya appaku, dia memanggil eommaku terus-terusan seperti itu.
Eommaku bukan jalang, kau yang brengsek.
"Dan kau pikir aku akan tinggal diam saat kau merusakku bajingan? Kau bilang aku jalang? Siapa yang bertingkah seperti jalang disini? Kau yang mesum, dasar lelaki bajingan!!" Setelah ku dengar teriakan eomma itu, aku mendengar sebuah tamparan keras diikuti dengan suara sesuatu jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
°Posesif & Psikopat Boyfriend (JJK) ° Tahap Revisi√
Fiksi Penggemar"Posesif dan obsesi itu cuman beda tipis bukan?" Cover by @authorid Work by @mrskookie