"KRYSTAAALLL" teriak Chanyeol saat pulang dari kampusnya.
Dia langsung menghampiri Krystal, kedua matanya celingak celinguk. Dia mengambil sapu tangan di saku celananya dan mengingatkannya di pergelangan tangan Krystal agar darahnya tak lagi menetes.
Dengan cepat Chanyeol langsung menggendong tubuh adiknya untuk membawanya ke rumah sakit.
"Bodoh.. Ku mohon bertahanlah" ucapnya dengan berlinang airmata.
***
Chanyeol terus gelisah karena jalanan sangat macet, matanya terus menoleh ke belakang menatap Krystal dengan lirih.
"Ku mohon bertahanlah"
NNIIIIITTTT...
BRAAAKKK..
"AAAAAAAA" teriak Chanyeol.
Kaca depan mobilnya pecah mengenai wajahnya, kepalanya terbentur dengan sangat kencang. Darah mengalir deras dari pelipisnya.
Chanyeol mencoba untuk bangkit, dia melirik jam di tangannya. Chanyeol mencoba berdiri dengan sisa tenaga yang dia punya. Dia membuka pintu mobil belakangnya, menggendong tubuh adiknya, dia seakan tak memperdulikan rasa sakit yang dia rasakan.
"Kakak mohon, bertahanlah" ucapnya pelan.
Chanyeol berlari dengan menggendong tubuh adiknya, perlahan dia merasakan jika tubuhnya sudah melemah.
"AAAAAAAA"
Tubuhnya ambruk di tepi jalan dengan tangan yang masih mendekap tubuh adiknya.
Perlahan satu persatu orang mulai berkerumun melihat kondisi Chanyeol dan adiknya.
NIIITTTT..
"Hei.. Apa-apaan dia, apa dia ingin bunuh diri?" gerutu Kai.
Kai turun dari mobilnya dan menghampiri pria itu.
"Hei.. Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin mengakhiri hidupmu, hah?" ucap Kai geram.
"Maaf tuan, saya hanya ingin meminta bantuan anda, ayo ikut saya"
Kai mengikuti langkah pria itu yang membawanya pada kerumunan orang.
"Permisi.. Permisi"
Kai terkejut saat melihat dua orang yang tak asing tergeletak di jalanan.
"Tuan.. Aku mohon tolong mereka, bawa mereka ke rumah sakit. Ku mohon"
Kai terdiam, matanya tertuju pada pergelangan tangan Krystal yang terbalut oleh sapu tangan, dapat terlihat dengan jelas ada darah yang masih menetes keluar.
'Apa dia—'
Kai tiba-tiba teringat adiknya.
"Bawa mereka ke mobilku, cepat"
Orang disana membawa tubuh Chanyeol dan Krystal ke dalam mobil Kai.
"Terimakasih tuan sudah mau membantu"
Kai hanya tersenyum, dia masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang.
Sesekali dia melirik Krystal dari spion mobilnya.
"Bertahanlah"
***
"Dokter.. Dokter.. Tolong.. Ada pasien terluka parah.. Tolong" teriak Kai sambil menggendong tubuh Krystal.
Suster itu langsung mendorong brankar. Kai meletakkan tubuh Krystal disana.
"Suster.. Ada satu lagi di mobilku, ayo ikut aku"
***
"Dokter.. Bagaimana keadaannya? Apa dia bisa di selamatkan?"
Dokter itu menggelengkan kepalanya.
"Nyawa pasien dalam keadaan yang sangat kritis, kita hanya bisa berharap kepada Tuhan"
Dokter itu menepuk bahu Kai dan pergi meninggalkannya.
Kai menuju ruangan itu, melihat tubuh Krystal yang melemah dari celah kaca kecil di pintunya.
"Ku mohon bertahanlah, maaf.. Maafkan aku, aku tahu kau pasti tertekan hingga kau melakukan hal nekat seperti ini" ucap Kai dengan meneteskan airmata.
"KRYSTAL.. KRYSTAL.. KRYSTAL" teriak Junmyeon.
Kai langsung menoleh dan menyeka airmatanya.
"Krystal.. Dimana dia?"
"Dia sedang ditangani oleh dokter di dalam"
Junmyeon mengusap wajahnya dengan kasar.
"Chanyeol.. Dimana dia?"
"Chanyeol sedang di tangani juga di dalam"
"Ya Tuhan, mengapa ini terjadi. Benar-benar pria itu telah membuat hidup adikku hancur hingga dia berani melakukan hal nekat seperti ini, lihat saja jika aku dapat menemukan pelaku yang membuat hidup adikku hancur aku akan segera menghabisinya dengan tanganku sendiri"
Kai terdiam, dia menundukkan kepalanya. Dia teringat dengan ucapannya sendiri saat mengetahui adiknya diperkosa. Jadi dia pun dapat memahami apa yang dirasakan oleh Junmyeon saat ini.
Dokter kembali masuk ke ruangan itu.
"Dokter.. Aku mohon selamatkanlah kedua nyawa adikku"
Dokter itu hanya mengangguk.
Kai duduk di kursi tunggu, dia menyandarkan kepalanya. Nafasnya terasa sangat berat.
Dia menutupi wajahnya.
Junmyeon menghampiri Kai dan menepuk bahu Kai.
"Terimakasih karena kau telah menolong adik-adikku"
Kai menatap lekat wajah Junmyeon dan tersenyum kaku.
Tiba-tiba ponsel Kai berdering.
"Ya bu"
"......."
"Oke Kai akan pergi kesana"
Kai kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Maaf aku harus segera pergi"
Junmyeon mengangguk.
"Terimakasih"
Kai memutar tubuhnya, saat dia melewati pintu ruangan Krystal dia menatapnya sebentar.
"Ku mohon bertahanlah" ucapnya pelan.
Dia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari rumah sakit itu.
***
"Ibu.. Ada apa?"
"Kau jangan kemana-mana Kai, ibu sangat takut sendiri"
Kai memeluk tubuh ibunya.
"Sekarang ibu tidurlah, Kai akan menemani ibu disini"
Ibu Kai menganggukkan kepalanya dan perlahan menutup matanya.
Kai menatap lekat wajah ibunya itu. Dia benar-benar tak tega melihat guratan kesedihan di wajah ibunya.
Pandangan matanya teralihkan saat dia melihat foto ibunya tengah berpelukan dengan adiknya itu.
"Maaf.. Maafkan aku" ucap Kai lirih.
Kai terus mengingat kejadian saat dia memperkosa Krystal.
"Harusnya aku yg pantas mendapatkannya bukan Yeri, harusnya aku saja yang mati"
Kai meneteskan airmatanya.
"Aku harap nyawa gadis itu bisa diselamatkan, aku ingin menebus dosa yang telah aku perbuat kepadanya. Aku mohon Tuhan" ucapnya pelan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JOURNEY
FanfictionKrystal harus kehilangan impiannya, di usia belia ia harus mengalami peristiwa pahit di hidupnya. Ia diperkosa oleh seseorang yang tidak dikenal. Frustasi, marah dan benci bersatu saat cobaan kembali datang, tumbuh janin yang tak berdosa di dalam ra...