Belum Saatnya

1.2K 88 0
                                    

Annyeong...
Jangan lupa berikan vote yah..
Gomawo..

"Hmm.. Hmmm.. Hmmm"

Krystal terus bergumam, dia memutar tubuhnya dengan mata yang masih menatap kaca di meja riasnya. Dia menyunggingkan senyumannya saat melihat dirinya mengenakan seragam sekolahnya yang baru.

Dia memoles lipstick warna nude di bibirnya itu dan menepuk-nepuk pelan spon bedaknya dan mengoleskannya tipis ke wajahnya.

"Terimakasih Tuhan" ucapnya bersyukur dengan menyatukan kedua tangan dan memejamkan matanya.

Dia mengambil jam tangan yang terletak di meja rias itu dan mulai memakainya.

"Kau cantik.. Sangat cantik Krystal"

Krystal menoleh, dia terkejut saat melihat Kai ada di belakang tubuhnya.

"Kai"

Kai meletakkan jari telunjuknya di bibir Krystal. Mata Krystal menatap lekat wajah Kaj, dia berusaha mengatur hembusan nafas dan juga debaran di dalam hatinya.

Kai mendekatkan wajahnya dan mencium kening Krystal. Krystal memejamkan matanya, dia seakan menikmati kecupan lembut Kai di keningnya itu.

Kai mengangkat dagu Krystal, mata mereka saling bertemu. Kai mendekatkan wajahnya kembali ke Krystal, Krystal menundukkan kepalanya.

"Krystal.. Menikahlah denganku" bisiknya pelan.

Krystal menggeliat saat mendengar bisikan Kai itu. Lidahnya terasa kelu dan tak mampu menjawab ucapan Kai.

Matanya masih terpejam, dia dapat merasakan wajah Kai yang semakin mendekat untuk mencium bibirnya.

Hati Krystal berdebar tak karuan.

"KRYSTAL" teriakan Chanyeol membuat Krystal membuka matanya.

"Kakak" ucapnya pelan, dia mengelus tengkuknya karena merasa malu.

Matanya celingak-celinguk mencari keberadaan Kai.

"Hei.. Kau sedang mencari siapa?"

Krystal diam tak menjawab.

"Dari tadi aku lihat sikapmu aneh sekali, ayo kita pergi ke sekolah barumu. Nanti kau akan terlambat"

Krystal mengangguk, dia berlari kecil mengambil tas sekolahnya.

Baru sekali melangkah, Krystal kembali menoleh ke belakang.

'Hmm.. Ternyata tadi itu hanya khayalanku' batinnya sedikit kecewa.

***

"Pagi bu, pagi ayah" sapa Kai saat dia tiba di ruang makan.

Tak ada jawaban dari kedua orang tuanya. Kai menatap ke arah ibunya yang sedang melamun dengan mengacak-acak makanannya, sementara ayahnya dia sama sekali tak memakan sarapannya malah asik membaca koran yang sedang dia pegang.

Kai menghela nafasnya, dia menghampiri ibunya. Mengambil sendok dan mulai menyuapi ibunya.

Ibunya tersadar dari lamunannya, Kai tersenyum.

"Tidak Kai.. Ibu tidak lapar" tolaknya.

Kai kembali menaruh sendok itu. Dia menggengam erat tangan ibunya.

Kai menarik telinganya dan memasang ekspresi bersalahnya.

"Maafkan aku bu.. Maaf.. Kai benar-benar minta maaf" ucapnya lirih.

Tuan Kim menutup korannya dan menaruhnya kasar.

"Kau secepatnya selesaikan skripsimu, setelah itu kau langsung nikahi gadis itu" ucap ayahnya tegas.

MY JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang