Percaya Padaku

1.1K 85 0
                                    

"Aku pikir setelah Kai sadar dari komanya semuanya akan menjadi lebih baik, tapi ternyata harapanku salah dan malah semakin memburuk. Bahkan mereka menjauhkan aku dari Kai entah sampai kapan. Tak ada yang mau mendengar jeritan hatiku saat cintaku direnggut paksa dariku. Tak ada yang mau mengerti. Tuhan kenapa takdir hidupku tak pernah indah?" ucap Krystal pelan.

Krystal terus merenung, dia menopangkan kepalanya di atas lututnya. Airmatanya selalu saja mengalir meskipun dia ingin menghentikannya. Dia meratapi nasib hidupnya yang tak pernah indah.

Apa salah jika kini dia jatuh cinta kepada pria yang telah merenggut kesuciannya secara paksa?

Apa itu salah?

Perasaan itu datang dengan sendirinya dan semua orang menyalahkan Krystal karena perasaan yang kini dia rasakan.

Perih.

Sakit.

Entah dia bisa melewatinya atau tidak.

Rasanya ingin sekali lagi dia mengakhiri hidupnya, tapi Tuhan begitu baik kepadanya. Berkali-kali dia mencoba untuk melenyapkan nyawanya sendiri namun hasilnya nihil, selalu saja tak berhasil.

Bola mata Krystal berputar, menatap lekat langit-langit di kamarnya. Bayangan senyuman Kai terlukiskan disana dan membuat hatinya sangat sakit.

"Kai.. Apa kau baik-baik saja disana?" ucapnya pilu.

***

"Kai.. Ini makananmu, ambillah" teriak seorang sipir, dia langsung mendorong piring yang berisi makanan itu.

Kai hanya terdiam, dia masih tak bergeming.

Dia masih merenung, rasa sakit yang masih terasa di tubuhnya seakan tak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit di dalam hatinya.

TES.. TES.. TES..

Airmata yang sedari tadi dia bendung kini jatuh menetes. Kai kini menyerah, dia membiarkan airmatanya yang berbicara. Setidaknya untuk sedikit mengobati rasa sakit di dalam hatinya.

Nafasnya sesenggukkan, tubuhnya bergetar. Dia menatap sebuah gelang yang melingkar di tangannya.

Dia memejamkan matanya, lalu dengan cepat menyeka airmatanya.

"Aku tidak boleh cengeng, ini memanglah konsekuensi yang harus kau terima sejak dulu Kai" ucapnya pada dirinya sendiri.

***

"Aku benar-benar sangat membenci gadis itu, karena dia kini putraku satu-satunya mendekam di penjara, dia baru saja pulih dan sadar dari komanya. Luka di kepalanya juga belum sembuh total, bagaimana jika dia infeksi? Ahh aku tak bisa membayangkan Kai tidur di ranjang yang keras tanpa bantal dan selimut. Astaga suamiku, kita harus mencari pengacara yang terbaik untuk membebaskan Kai dari hukumannya"

Jaejoong sedari tadi hanya terdiam, dia menatap sekilas istrinya, lalu pergi menuju kamarnya.

Yuri menatap heran tingkah suaminya itu.

"Apa dia sudah tidak peduli lagi dengan putranya? Ckck.. Semua ini karena gadis itu, dia adalah penyebab dari penderitaan yang dialami putraku, lihat saja sampai kapanpun aku tak akan pernah membiarkannya untuk mendekati Kai lagi"

***

TOK.. TOK.. TOK..

"Krys.. Bangun.. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusanmu Krys, apa kau tak bersemangat untuk melihat hasil ujianmu?" teriak Chanyeol.

Krystal yang masih di kamar, hanya terdiam di depan meja riasnya. Dia sudah memakai seragam sekolahnya namun seakan enggan untuk beranjak dari tempatnya.

MY JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang