Galang yg sedang jalan santai di koridor sekolah dikejutkan dg teriakan seseorang.
"GALANG YUHUUU!!!"
"Najis lo jijik gue, anjir! Napa sih?!"
"Uhhh sayang banget gue sama lo! Thanks ya, udah bela-belain jenguk gue tadi malem." Kata Adib yg peluk Galang, tapi langsung kena toyoran di kepala.
"Apaan sih lo, basreng?! Geli goblok! Kagak liat noh, banyak yg liatin?!"
"Bodoamat gue lah yg penting lo temen baik gue, bespren gue Lang. Thanks ya?"
"Iyaaa lebay banget lo. Lagian terima lecet dengkul sama sikut doang juga, sampe ke rumah sakit segala. Gaya lo!"
"Yee biarin sih. Kan takutnya ada luka dalem."
"Nih, otak lo nih yg luka dalem. Sengklek." Kata Galang nunjuk-nunjuk kepala Adib.
"yeee..."
Sesampainya di kelas, Adib mengeluarkan kotak makan.
"Nih, dari nyokap. Sama katanya, ntar disuruh maen ke rumah."
"Makasih, tapi kayaknya gue nggak bisa ke rumah lo."
"Napa sih elah?! Berangkat les? Kali ini aja juga. Demi nyokap gue Lang. Lo tau? Nyokap gue tuh kangen sama lo udah kayak ditinggal anak tau gak?! Gue aja bingung kenapa nyokap gue gitu, padahal gue anaknya ya?" Kata Adib yg malah monolog sendiri. Galang juga bingung mau kesana atau tidak, soalnya juga tadi malam ia tidak sempat bertemu Mamahnya Adib karena hanya Ayahnya yg di rumah sakit.
Galang tau bagaimana Mama Adib ke Galang. Tidak bisa dipungkiri juga ia merasa nyaman karena ia bisa kembali merasakan sesosok Ibu dihidupnya.
"Yaudah gue ikut."
"Beneran??? Beneran lo Bambank??? Anjir okelah sip! Ntar naik motor gue ya? hehe."
"Hm."
.
.Pulang Sekolah (Rumah Adib)
.
."MAHHH AKU PULANG__Adah! Shhh Napa sih?!" Iya, Galang tadi sempat mukul kepala Adib dari belakang.
"Lo yg kenapa! Nggak usah teriak kali!"
"Elah udah biasa juga gue."
"Ya makanya jangan dibiasain!"
"Iyaa ah kayak nenek gue lo, bacot!"
"Lo tu__"
"GALANG, ANAK MAMA!!" Teriak Mama Adib samperi Galang yg berdiri di ruang tamu.
Tiba-tiba Adib bisikin Galang.
"Tuh nyokap gue teriak. Nggak lo marahin?"
"Apasih lo?!"
"Hallo Tante... Apa kabar?" lanjut Galang sambil pelukan sesaat.
"Apasih kamu? Harusnya Mama yg bilang gitu ke kamu! dan inget! Nggak boleh panggil 'Tante' ngerti?!"
"Hehe iya...Mah." Jujur Galang masih canggung untuk bilang 'Mama' ke orang tua Adib, ia tetap merasa tidak enak apalagi dg Adib sendiri. Biarpun Adib ataupun keluarganya tidak merasa keberatan sama sekali saat Mamanya memintanya memanggil 'Mama'.
Galang dan keluarga Adib memang begitu dekat, karena orang tua mereka yg juga bersahabat sejak dulu. Sampai pada saat Ibu Galang meninggal diusia Galang yg baru menginjak 10 tahun, keluarga Adib lah yg menjadi pelengkap keluarga Galang.
Meski tidak semua masalah dalam keluarga Galang diketahui oleh mereka, tapi mereka tetap menyayangi Galang seperti anak dan saudara mereka sendiri karena mereka juga tidak ingin memaksa Galang untuk menceritakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Restraint
RandomHarta adalah salah satu penyebab munculnya perselisihan. Begitupun apa yang terjadi pada keluarga ini. Banyak masalah yang terjadi didalamnya, namun hanya satu penyebabnya. *Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terjadi persamaan tokoh dan lainya moh...