Selamat senin.....
Hari ini aku kasih yang selow dulu ya hehehe...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari ini sekolah Galang libur karena akhir pekan dan tak ada yang ia lakukan selain duduk di kursi yang tergeletak di balkon kamarnya sembari membawa gitar pemberian Adib dulu.
Petikan demi petikan gitar terlantun indah di telinga siapapun yang mendengarnya. Begitu damai dengan angin yang menambah kesan tenang, sampai seseorang memanggil namanya dan mendudukkan bokongnya di samping Galang. Membuatnya menghentikan aktivitasnya dan memandang pria disampingnya.
"Masuk asal nyelonong aja lo, ketok dulu kek!"
"Elah lo kaya sama siapa aja. Ngapain dah disini, udah kaya anak pingit lo." Galang melepaskan rangkulan Adib yang bertengger di bahunya.
"Ck, bodo!"
"Maen yok? Nggak bosen apa lo di kandang?"
"Emang boleh apa?"
"Lah malah nanya gue! Emang lo nggak boleh keluar?" Bisik Adib selanjutnya.
Galang hanya menggidikkan bahu dan kembali fokus pada alat musik di pangkuannya.
"Yaudah gue suruh Mark sama si bule kesini aja ya?"
"Hm."
Jemari Adib langsung menari di ponselnya, mengetikkan sesuatu dan kembali menyimpannya.
Selang 30 menit, Mark dan Samuel sampai. Setelah dipersilahkan masuk, mereka menemukan Adib dan Galang sedang duduk diatas karpet dengan pandangan fokus pada layar TV didepannya.
"Woy, baru dateng lo berdua?" Tanya Adib tanpa merubah fokusnya pada layar. Mereka sedang main playstation.
"Iya nih, si Sam gue samperin malah mau berak!" Protes Mark mengambil duduk di sofa yang ada di belakang Adib dan Galang dengan diikuti Samuel di sampingnya.
"Mules kali liat muka lo." Sontak baik Adib maupun Samuel tertawa mendengar penuturan Galang, sedangkan Mark hanya mencibir sembari mengambil cemilan yang ada disana.
"Rumah lo sepi amat dah." Tutur Samuel saat matanya menelisik ke seisi rumah.
"Ayah sama Abang gue lagi kerja."
"Lah abang lo udah kerja? Gue kira masih kuliah." Kata Adib.
"Udah pinter, ngapain juga kuliah." guraunya.
"Sianjir gaya bener lo mentang-mentang!" Mark melempar makanan ringan pada Galang.
"Bro, kalo diliat-liat rumah lo keren juga. Gedhe lagi." Sanjung Samuel yang sedari tadi menelisik rumah Galang. Mendengar itu, Mark menganggukkan kepalanya. Maklum, baru kali ini mereka main ke rumah Galang.
"Mau lo beli?" Tanya Galang.
"Enggak deh, ntar kalo gue beli lo jadi glandangan nggak punya rumah." Jawab Samuel dengan sombongnya dan seketika mendapat lemparan dari Mark.
"Gaya lo soak! Mau beli nih rumah, pengen kemana-mana aja masih nebeng lo."
"Nyenengin gue kek sekali! Sensian lo!"
"serah." Mark kembali menikmati makanan yang berada ditangannya, akan susah jika ia membalas perkataan Samuel.
"Kalo gue jalan-jalan bentar disini, bakal nyasar nggak ya?" Gerutu Samuel yang memang sepertinya jatuh cinta pada rumah Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Restraint
RastgeleHarta adalah salah satu penyebab munculnya perselisihan. Begitupun apa yang terjadi pada keluarga ini. Banyak masalah yang terjadi didalamnya, namun hanya satu penyebabnya. *Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terjadi persamaan tokoh dan lainya moh...