Hari demi hari berlalu dg cepatnya, berganti menjadi bulan.
Satu minggu lagi akan dilaksanakan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) bagi siswa/i SMA sederajat, begitu pula dg SMA tempat Galang belajar. Mungkin anehnya disini, meskipun UKK akan dilaksanakan sebentar lagi tapi murid disini tetap santai. Bukan tanpa alasan, tapi di sekolah ini memang sudah terjamin kualitas murid-muridnya yg pintar.
Lain dg Galang yg selalu merasa kurang puas dg hasil yg ia capai selama ini. Padahal bisa dibilang ia adalah siswa yg paling pintar bahkan bisa dibilang jenius di sekolahnya. Meski jika nilainya turun pun tidak mempengaruhi peringkatnya di nomor 1.
Seperti sekarang, saat teman sekelasnya yg lain bersenang-senang saat istirahat, Galang malah lebih memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan sekolah. Tentu ditemani Adib yg setia dg nya.
"Lang, gue udahan nih, kantin yuk?" Ajak Adib setelah menutup bukunya.
Merasa tidak mendapat respon, Adib bergeming "Hhh~ Nggak capek apa lo, tiap hari belajar mulu? Jan terlalu dipaksainlah, nanti lo sakit! Lo udah belajar di rumah, les juga, apa kurang?"
Mungkin kurang buat bokap gue__Galang
"Udah lo kalo mau ke kantin, ke kantin aja sono! Jan berisik, ini perpus!" Kata Galang dg pandangan yg fokus ke buku.
Untuk keduakalinya Adib menghela napasnya "Serah lo deh! Kalo dikasih tau nggak pernah denger. Jangan sakit aja pokoknya!" Setelah mendapat deheman dari Galang, Adib pun melenggang keluar dari perpustakaan.
"Log3 plus__"
Tes...
Tes...
Melihat darah menetes di bukunya, Galang langsung menyentuh bagian hidungnya. Dan benar saja, darah segar keluar dari salah satu lubang hidungnya.
"Aishhh..." Eluhnya dan dg sigap ia mengambil sapu tangan dalam sakunya. Sudah 2 minggu ini ia sering mimisan__mungkin karena ia terlalu keras belajar. Ia pun tak terlalu memikirkannya, yg Galang fokuskan hanya mengejar nilainya yg sempat turun meski masih dalam zona aman.
"Ck, buku gue jadi merah kan?! Sial, mana nggak keliatan lagi nih tulisan!" Galang yg masih berusaha menghilangkan bekas darah dibukunya dikejutkan dg kedatangan Adib yg tiba-tiba. Dg kepanikan yg menyelimutinya, Galang menutup bukunya rapat-rapat.
"Lo_katanya mau ke kantin, kok cepet?"
"Nggak jadi. Di jalan koridor ada genk nya Maxim! Takut gue." cemberut Adib sambil duduk di tempatnya tadi__depan Galang.
"Gara-gara lo nyembur mukanya?"
"Pake ngingetin lagi lo! Lagian gue juga nggak sengaja. Siapa suruh tuh anak ngagetin gue, nggak tau orang lagi minum apa?" Galang malah terkekeh kecil membayangkan bagaimana lucunya kejadian dulu sewaktu mereka baru menjadi siswa disini.
Lain dg Galang, Adib yg mengetahui Galang terkekeh gelipun ikut tersenyum.
Nggak papa deh gue ternistai, yg penting lo nggak terlalu serius sama buku__Adib
KRINGGG...
"Eh dah masuk. Balik yuk?" Ajak Adib.
"Dih? Ngajak bolos lu?!"
"Ha?… Anjir balik kelas maksud gue!"
Galang terkekeh kecil "Muka lo kek naber, Dib."
Sambil jalan menuju kelas, mereka tak henti-hentinya mengobrol.
"Terus...! Terus aja nistain gue!" Kata Adib yg sudah kesal dg sikap Galang yg selalu menertawakannya setiap mereka mengingat kembali masa-masa dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Restraint
RandomHarta adalah salah satu penyebab munculnya perselisihan. Begitupun apa yang terjadi pada keluarga ini. Banyak masalah yang terjadi didalamnya, namun hanya satu penyebabnya. *Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terjadi persamaan tokoh dan lainya moh...