Pukul 05.00
.
.Seorang pria paruh baya terdiam mematung di ruang tengahnya ketika mendapati kedua putranya tertidur nyeyak di sofa dg posisi berpelukan.
Ada rasa senang ketika melihatnya hingga ia tak bisa menyembunyikan senyumannya.
"Tuan?" Panggil seorang Maid.
"Oh, kau. Kenapa mereka tidur disini?"
"Ahhh tadi malam saya sudah menyuruh Tuan Muda Dion untuk membawa Tuan Muda Galang ke kamarnya karena tertidur, tapi Tuan Muda Dion menolak karena tidak ingin membangunkan Adiknya, Tuan."
"Ya sudah, jangan lupa bangunkan mereka nanti!"
"Baik, Tuan." Setelah itu Riharja pergi untuk berkerja, begitu pula dg Maid rumahnya yg kini kembali ke dapur.
Selang beberapa saat setelah itu, Galang terbangun dari tidurnya, menatap Kakaknya dg senyuman.
"Thanks. Lo Kakak terbaik."
Galang ya sudah rapih dg balutan seragam SMA nya berlalu dari kamarnya saat dirasa sudah siap ke sekolah. Ia keluar menuju meja makan yg sudah terdapat Dion disana.
"Pagi."
"Hm." Ucap Galang mengambil duduk di depan sang Kakak.
Ruang makan yg sepi akhirnya terpecah karena penuturan Galang.
"mm... Bang, makasih semalem." mendengar itu, Dion mengangkat kepalanya arah Galang yg hanya menunduk. Wajar saja kelakuannya membuat Dion tersenyum gemas.
"Iya..."
Hening beberapa saat hingga Galang angkat suara dg santainya sambil memakan makanannya
"Jangan kasih tau siapaun kalo gue nangis."
"Brpbb...Mau jadi sok cool nih ceritanya?"
"Emang gue cool!" Balas Galang dg percaya dirinya.
"Lo belum bisa jadi cool kalo deket cewek aja masih mlempem!"
"Ngapain juga ngedeketin?! Bikin ribet aja."
"Hmm ketauan nih nggak pernah jatuh cinta."
"Dan gue bersyukur."
"Harusnya lo ngerasain gimana rasanya." Menjeda sedikit kalimatnya, Dion seakan membayangkan rasanya dg senyum mengembang, "Extraordinary..."
"Gila. Otak lo tuh yg gesernya udah Extraordinary!"
"Yeee kualat lo!"
"Bodo!"
Setelah perdebatan yg lumayan panjang, mereka melanjutkan acara makan yg sempat tertunda sampai selesai.
"Gue udah selesai."
"Tunggu, gue anter!" Galang mengerutkan dahi nya.
"Gue ada supir. Lo lupa?"
"Nggak. Ayo?" Melihat Dion keluar terlebih dahulu, Galang mengekor dibelakangnya.
"Lo nggak ada kuliah?"
"Nggak. Kan tinggal skripsi."
Galang yg diam tidak menyadari kalau Kakaknya sudah masuk ke mobil, hingga ia bergegas menuju kursi mobil dibagian samping kemudi.
.
.
.
.
."Makasih udah nganter." Kata Galang setelah keluar dari mobil.
"Iya. Ntar gue jemput."
"Nggak__"
"GALANG!!" Ucapannya terpotong oleh seseorang yg berlari dari parkiran ke arahnya.
"Masuk bareng__eh? Hay Bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Restraint
RandomHarta adalah salah satu penyebab munculnya perselisihan. Begitupun apa yang terjadi pada keluarga ini. Banyak masalah yang terjadi didalamnya, namun hanya satu penyebabnya. *Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terjadi persamaan tokoh dan lainya moh...