Liburan sekolah telah berakhir. Saatnya bagi para pelajar kembali memanaskan otak mereka dg setumpuk materi yg telah menanti di depan mereka.
Kelas baru, teman pun baru.
Yap, di tempat Galang kelas mereka akan kembali diacak setiap setelah kenaikan kelas.
"Nggak adil!!!"
"Apa sih lo?! Berisik! Malu sama badan!"
"Bodoamat! Kesel gue sama prosedur sini. Ngapain sih pake bagi kelas lagi?! Mana kita nggak sekelas."
"Trima aja lagi, Dib." Kata Samuel dg tenang meminum minumannya. Mereka sedang duduk santai di taman sekolah. Memang sungguh tempat yg cocok saat cuaca cerah seperti sekarang.
Adib mendengus, "Lo nggak kesel Lang? Kita beda kelas loh!"
"Nggak, B aja." Raut wajah Galang yg tenang ditambah ucapannya membuat Adib semakin mendengus sebal. Ia benci dg kesialannya.
"Bbrrpp mau ketawa gue." Kata Samuel menahan tawanya.
"Emang lo berdua nggak sedih juga gitu pisah kelas?" Tanya Adib pada Samuel dan Mark.
"Nggak, B aja." "Nggak, B aja." Ucap mereka serempak dan di akhiri dg gelak tawa. Menertawai perkataan mereka sendiri juga wajah Adib yg semakin merah menahan amarah yg mungkin saja akan meledak sebentar lagi.
KRINGGG~~
Baru saja ingin mengeluarkan sumpah serapahnya, ucapan Adib dg terpaksa harus ia telan kembali saat bel masuk berbunyi.
"Dah masuk. Kelas yuk?" Ajak Galang sambil berdiri dan diikuti oleh yg lainnya.
Mereka mulai berjalan menyusuri koridor kelas, menuju kelas masing-masing.
Lingkungan sekolah yg ramai kembali sepi karena semua murid yg masuk kelas untuk memulai kembali pelajaran.
Saat itu pula datanglah sebuah mobil masuk ke area sekolah dan berhenti rapih diparkiran.
Terlihat ia menelfon seseorang menggukan ponselnya.
"Saya sudah sampai."
"…."
"Baik."
Pip
Senyum miring tercetak dibibirnya setelah mengakhiri panggilannya.
.
.
.
.
.Di dalam kelas Galang terlihat sangat tenang saat siswa lain mengerjakan soal yg diberikan guru mereka 30 menit lalu. Meski tak ada guru yg mengawasi karena ada keperluan sebentar, kelas ini benar-benar tenang.
Sampai ketukan pintu kelas memecah keheningan hingga membuat mereka yg megerjakan tugas mengalihkan pandangannya.
Terlihat satu siswa muncul dari balik pintu yg telah dibuka.
"Ada yg namanya Galang disini?"
Galang yg merasa namanya dipanggil pun menoleh dan mengangkat tangannya.
"Ada apa?"
"Lo dipanggil Kepsek, suruh kesana sekarang."
Sedikit bingung ada apa Kepsek sampai memanggilnya, Galang hanya menangguk mengiyakan dan mulai beranjak dari duduknya.
.
.
.
.
.Sunyinya karidor saat jam pelajaran memang mecengkam. Sangat sesuai dg suasana hatinya saat ini.
Bimbang. Itu yg ia rasakan. Duduk diantara kursi yg terpajang rapih di setiap koridor dg pandangan lurus, menatap kosong didepannya. Kata-kata itu terus terngiang dipikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Restraint
AcakHarta adalah salah satu penyebab munculnya perselisihan. Begitupun apa yang terjadi pada keluarga ini. Banyak masalah yang terjadi didalamnya, namun hanya satu penyebabnya. *Cerita ini hanya fiktif belaka, jika terjadi persamaan tokoh dan lainya moh...