Naneun, Kim Hee Soo imnida. Dan ini Point of View-ku.
Sepulang dari mengunjungi gallery interior klasik, aku pergi ke restaurant langgananku untuk membeli dosirak (nasi kotak). Seperti biasa, tiap minggu aku selalu membawa dosirak untuk anak-anak di panti asuhan Cheonsa.
"Annyeonghaseyo eommoni..." Aku menyapa pemilik restauran yang memang sudah akrab denganku karna aku pelanggan tetapnya beberapa bulan ini.
"Oh... 20 kotak lagi?" Tanya beliau.
"Ne..." Aku menjawab dengan senyum dan anggukan kecil.
"Tunggu ya?" Katanya yang kususul dengan duduk di meja samping jendela. Kemudian beliau memberikan cup latte ke mejaku. "Minumlah..."
"Ohh... Ini..." Aku cukup terkejut karna aku tidak memesan latte hari ini. Memang, beliau hafal betul aku suka pesan latte sembari menunggu dosirakku siap. Tapi hari ini aku sedang mood swing karna seseorang.
"Di luar dingin. Kau masih bekerja dengan keras hari libur begini... Ini bonus" Ucapnya dengan lembut dan tak lupa senyum manis yang selalu disuguhkan pada pelanggan.
"Oh kamsahamnida..." Aku menundukkan kepala berterima kasih.
Tak lama kemudian pesananku telah siap.
"Kamsahamnida eommoni..." Aku kembali membungkukkan tubuh berpamitan. "Aku akan datang lagi lain hari... Terima kasih juga latte-nya..." Aku berjalan pelan menuju pintu.
"Hati-hati ya... Jangan sampai flu..." Beliau melambaikan tangan di depan meja kasirnya.
"Ne... Kamsahamnida..." Teriakku saat hendak keluar membuka pintu.
Saat aku berdiri di perempatan jalan hendak menyebrang, aku melihat seseorang di ujung belokan nampak berjalan menghampiriku, seorang namja yang menatapku dengan mata tajam itu membuatku panik. Aku melangkahkan kaki ke jalan raya dengan segera saat lampu berpindah warna merah, berencana menyebrang, untuk menghindari namja itu. Karna kepanikanku yang buru-buru, akhirnya sebuah mobil mengerem mendadak di depanku.
"Oh ohh... Kkamjakya..." Aku menyulurkan kedua tangan memberi isyarat berhenti pada mobil putih itu. Salah satu kantong dosirak yang kubawa pun terjatuh. "Aaaish..." Aku tergopoh merapikan dosirak yang berantakan di jalan, hingga ada dua pria di hadapanku.
"Gwenchana?" Tanya seorang namja yang baru saja keluar dari mobil putih itu. Dia tinggi dan berwajah tirus, mulutnya kecil dan matanya sipit. Dia membantuku memunguti dosirakku.
"Hee Soo-ya, gwenchana?" Satu lagi, namja yang memanggil namaku itu memengang lenganku, membantuku berdiri. Namanya Yoo Seung Ho.
"Kubilang jangan sentuh aku kan?" Aku menepiskan lenganku darinya. "Nan gwenchanayo... Maaf tadi aku buru-buru. Sekali lagi maaf, lanjutkan perjalananmu. Semoga selamat" Aku membungkukkan badan pada namja tinggi itu kemudian segera pergi menyebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete ✔️] Tell me, What is Love?
أدب الهواة"Tentang memberi sebanyak yang kubisa..." - Do Kyung Soo. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Publish 6 Februari 2020 ~ Series Fiction ~ Bahasa semi baku ~ Mix Indo - Korea (umum) ⚠️ Don't copy the story ❌